Chapter 4

211 29 0
                                    

Sore itu Jisung berdiri di depan rumah Renjun, di tangannya ia membawa buah tangan untuk ibu Renjun. Setelah ia mengetuk pintu tiba tiba saja ia merasa gugup tanpa alasan.

Ini kan sering ku lakukan. Kenapa aku jadi gugup begini? Ini tidak seperti aku mau ke rumah mertuaku kan.

Jisung menghela nafas panjang dan menenangkan ekspresinya yg semula tegang.

Pintu di buka dan wajah lucu yg pertama kali muncul di depannya. tampak terkejut lalu tersenyum melihat Jisung.

Jisung mengangkat tas yg ia bawa "Kue. Ibu menyuruhku memberikannya padamu"

Mata Renjun berbinar langsung merebut tas itu "Hehe. Terimakasih"

"Apa kau hanya mengambil kue tanpa mempersilahkan aku masuk?"

"Oh. Kenapa kau masih berdiri di sana? Masuk saja. Ini tidak seperti pertama kalinya kamu bermain ke rumahku" Renjun berjalan ke arah dapur dan Jisung menyusulnya di belakang

Jisung menggaruk belakang kepalanya karena bersikap bodoh. Tapi jujur saja itu pertama kalinya ia bermain ke rumah Renjun dengan perasaan berbeda, jelas ia gugup.

Jisung membuka pintu kamar Renjun seperti biasa dan tangannya mencengkram gagang pintu menatap pemuda yg tengah duduk di karpet sambil bersandar di kasur milik Renjun. Mendengar suara pintu terbuka ia menoleh sambil tersenyum mengira itu Renjun. Setelah ia melihat siapa yg masuk senyumnya membeku

"Untuk apa kau di sini?" Jisung menyerngit dan menatap Jaemin

"Itu adalah pertanyaan ku"

Mulut Jisung terbuka siap melontarkan kemarahannya, suara derap langkah yg terburu-buru mengalihkan perhatian keduanya. Renjun terengah berlari ke lantai dua karena baru mengingat kalau ada Jaemin di kamarnya.

Terlambat. Mereka berdua bertemu bahkan atmosfer di kamarnya jadi berat dan sesak.

"Renjun apa ini?"

"Ah itu.. "

Jaemin berdiri mendekat ke arah Renjun lalu merangkul bahunya di depan Jisung "Ibu Renjun mengundangku untuk makan malam"

"Apa? Apa itu benar?" Jisung berbalik menatap Renjun. Tatapannya tak bisa Renjun mengerti.

"Ya itu benar. Ibu ingin lebih mengenal Jaemin" Renjun menjelaskan dengan suara pelan

Perasaan Jisung semakin rumit menatap keduanya. Beberapa detik kemudian dia melihat tangan Renjun meraih tangan Jaemin lalu menggenggamnya dan berkata "Kami dalam hubungan dan ibu juga sudah tahu. Maka dari itu ia ingin mengenal Jaemin"

Seperti tersambar petir Jisung linglung sejenak

Dengan ragu ia bertanya "Ibu mu.. tahu?"

Renjun mengangguk

Seketika senyum miring muncul di bibirnya lalu berbalik meninggalkan keduanya. Jisung menoleh dari balik bahunya menatap dari ekor matanya "Selamat. Semoga kau bahagia Renjun"

Renjun meremat tangan Jaemin dengan tatapan sendu menatap punggung lebar Jisung yg menghilang di balik tangga.

"Kau sudah melakukannya dengan baik" Jaemin mengusap kepala Renjun

"Maaf membuatmu terlibat"

"Tidak masalah"

"Tapi apa kau tidak mengejarnya?"

"Tidak perlu"

"Tapi matanya terlihat sedih dan marah"

"Itu tentu saja. Karena Jisung adalah teman kecilku jadi sifat overprotektifnya muncul ketika aku memulai hubungan dengan orang lain. Bukankah kamu sendiri yg bilang kalau Jisung suka menatap tajam pada orang yg mendekatiku"

(END) Rasa Yang Kamu Tinggalkan || SungRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang