PROLOG

24 4 0
                                    

Semua pria tertuju pada kedatangan sosok gadis cantik yang sedang berjalan anggun memasuki cafe karaoke. Memiliki tubuh bodygoals, dengan wajah yang unik dan cantik membuat semua pasang mata selalu melihat ke arah gadis ini berada.

Ia tersenyum kepada beberapa pelanggan yang mengantri untuk memesan dan mendapat giliran room yang disediakan. Ia berjalan santai menuju ruangannya dan menyapa para Ladys yang sudah berangkat lebih dulu dari dirinya.

"Maaf girls, aku terlambat lagi." Ucap gadis itu yang kemudian ke ruang ganti untuk berganti pakaian.

"Santai... lagipula kau kan masih sekolah, kami tahu banyak hal yang kau lakukan sebelum kesini, benarkan?." Gadis pirang dengan postur yang sedikit berisi itu menghampiri Nara yang kesulitan menaikkan resleting bajunya.

"Jangan tergesa-gesa. Klien mu akan menunggumu dengan sabar." Gadis itu membantu menyatukan resleting Nara yang sempat macet.

"Terimakasih kak Bell." Ucap Nara sambil tersenyum ramah.
Bella Anandara adalah perempuan yang telah lama bekerja disini, selain baik hati Bella juga sangat perhatian kepada para Ladys termasuk kepada Nara.

"Jangan lupa, setelah kau selesai dengan tamu yang ini. Kau harus menemui Daddy." Nara mengangguk pelan.

Daddy adalah sebutan untuk pemilik cafe ini, panggilan itu sudah melekat dan tidak asing bagi para pekerja di sini.

Setelah tiga jam lamanya Nara akhirnya keluar dari ruang tamu klien nya dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum menemui Daddy.

Nara menatap wajah nya dari pantulan kaca yang terlihat begitu masam kelelahan. Ia menghela napas berat dan tanpa di sengaja baru saja ia menangis.

"Ya tuhan... aku capek! Aku capek hidup seperti ini! Aku capek dengan semua hal kotor selama ini!." Ucap Nara sembari menghapus air mata yang membuat make up nya luntur seketika.

Ponsel nya berdering dengan mencantumkan sosok nama 'Daddy' di layar ponselnya. Nara langsung menata make up di wajahnya kembali karena sudah berantakan terkena air matanya.

Toktok!

"Masuk." Jawab sosok lelaki dengan nada berat.

"Ada yang bisa saya bantu Dad?." Tanpa di suruh, Nara lamgsung duduk di kursi tepat berhadapan dengan Daddy. Pria yang biasa di juluki Daddy oleh para Ladys ini adalah Giovano Madav, pemilik cafe karaoke bernama Starly.

"Sepertinya tidak perlu saya jelaskan maksud saya manggil kamu kesini, toh kamu juga pasti sudah paham kan." Gio melirik wajah Nara yang kemudian turun melirik kearah tubuh Nara yang lain.

"T--tapi saya hari ini sangat lelah, apa bisa besok saja Dad? Please..." Rintih Nara sambil menunduk.

"Kalau saya maunya sekarang ya berarti harus sekarang, bukan nanti apalagi besok!."

Mendengar ucapan itu membuat Nara semakin kesal dan ingin melawan pria satu ini, tapi ia terlalu takut dan tidak bisa apa-apa hanya bisa mengikuti perintah saja.

"Baiklah.." Ucap Nara menunduk lesu.

"Nah gitu dong my baby..."

Cupp!
Gio mencium bibir Nara secara tiba-tiba dan membuatnya terkejut seketika.

"Btw kamu suka tidak dengan sebutan nama baru kamu Neyva kan ya?... saya pikir itu adalah nama tercantik yang pernah saya berikan daripada nama Ladys yang lain." Nara mengangguk pelan.

Malam itu Nara gagal untuk beralasan bisa langsung pulang ke apartemen nya karena seperti biasa ia harus menuruti kemauan Gio dengan terpaksa, jika tidak hidupnya akan lebih menderita itu kata Gio untuk ancaman di setiap harinya.

***

Haaiii finally aku memutuskan buat bikin cerita ketiga ku ini!

Jangan lupa vote, komen, dan share ya girls! Cerita ini bakal sedikit berbeda dari cerita-cerita aku sebelumnya.. jadi mohon koreksinya 🙌🏻🦋

N BUTTERFLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang