Seno Si Ketos

22 1 0
                                    

Happy reading!!!
Apa kabar hari ini????
After revisi beberapa abad lamanya, aku putusin buat comeback whehehe😁 doain aku semoga kali ini konsisten, ya
Please enjoy!!




Kini Arin berada di kamarnya, ia sedang mendengar lagu milik Nadhif yang berjudul Penjaga Hati sambil mengerjakan tugas sekolah yang akan dikumpulkan besok pagi. Saat tangan Arin ingin mulai menulis, layar handphone-nya menunjukkan notifikasi video call dari Ghea-sahabatnya.

"Ada apa, Ghe?" tanya Arin setengah malas.

Bukannya menjawab, Ghea malah menangis di hadapannya. "Dih, kenapa lo!?" tanya Arin lagi.

"Gue putus sama Deri, Rin!" jawab Ghea sambil tersedu.

"Oh...gitu," jawab Arin cuek sambil mengerjakan tugasnya kembali karena tadi sempat terjeda.

"Kok lo gak ada empati sedikitpun sih ke gue, Rin!?" jawab Ghea geram. "Gue tuh lagi sedih tau gak sih!"

Arin menatap layar handphone-nya, "Huft...Lo tau gak, Ghe? Gue juga lagi dipusingin sama tugas, lo jangan berisik!"

"Jadi, lo lebih pilih kerjain tugas lo dan biarin sahabat lo ini sedih gitu, Rin? Jahat lo sumpah, gue kira selama ini kita sahabat!" ucap Ghea dramatis.

Arin memutarkan bola matanya malas. "Ya terus, mau lo apa, Ghea?" tanya Arin.

Ghea menghapus jejak air mata di pipinya, "Kita ke cafe, pokoknya lo harus temenin gue ngegalau! Gue jemput lo sekarang!" ucap Ghea.

Ghea memutuskan sambungan video call mereka, padahal Arin belum sempat menyetujui ajakannya.

***

Sekarang Ghea dan Arin sudah sampai di sebuah cafe, mereka memilih pojok cafe yang berhadapan dengan jalanan ibu kota yang sedang menampakkan kemacetan. Sesekali, Arin menyesap latte-nya untuk menenangkan pikirannya dari tugas-tugas yang hampir selesai ia kerjakan.

"Gue harus gimana, Rin? Gue masih keberatan ditinggal Deri gini."

Arin terkejut mendengar nada bicara sahabatnya itu. Biasanya Ghea selalu mengomel, tetapi kali ini rasanya Ghea benar-benar sakit hati karena Deri.

"Gue juga gak bisa apa-apa, Ghe," jawab Arin.

"Lo pasti udah ilfeel denger cerita gue, ya?"

"Nggak gitu, Ghe. Masalahnya setiap saran yang gue omongin gak pernah mempan buat lo!" sindir Arin.

"Gue sayang banget sama Deri, Rin. Lo tau, kan!? Gue udah mati-matian ngejar dia, makanya selama ini gue jadi cewek bego apapun kesalahan dia selalu gue maafin. Gue lakuin semua itu, gue gamau kehilangan dia. Tapi kenapa dia seenaknya tiba-tiba minta putus gini sih!?" omel Ghea.

Arin terkejut mendengar pengakuan Ghea. Selama ini ia selalu menasihatinya jika hubungan Ghea dan Deri bermasalah, tetapi Ghea selalu mengabaikan omongan Arin, tetapi kali ini Ghea mau mengakui kebodohannya.

"Lo cantik, pasti banyak yang mau sama lo selain dia. Gue rasa, Ghe, semuanya yang lo kasih ke Deri itu udah lebih dari cukup. Lo jangan mau dibegoin sama cinta lo ke dia lagi. Tenang aja, idola lo-kak Seno baru putus juga tuh sama ceweknya, bisa lah lo pepet sedikit," ucap Arin.

"Beneran!?" tanya Ghea antusias. "Oke, liat aja besok," Ghea menghapus air mata yang membasahi pipinya.

Arin mengangguk mengiyakan, ia tidak ingin melihat Ghea bersedih lama-lama. Ia yakin, kali ini Ghea akan selamanya putus dengan Deri, kekasih yang selama ini Ghea banggakan di depan siapapun itu.

Meant 2 BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang