pertama sekali

16 3 1
                                    

terima kasih untuk diri sendiri.

Ada hal yang lebih susah dari membuka mata setiap hari meskipun hidup ini terlalu menyiksakan ,
ketika kamu sedang berjuang untuk mempertahankan diri ini untuk tetap bernafas pada setiap harinya , seperti dipaksa membuka mata padahal yang dilihat hanya kegelapan.
dimulai dari hari dimana dia tidak memiliki harapan untuk hidup , lalu datang harapan untuk bertahan , lalu hilang kembali.

Eden cukup tahu mengenai sesebuah fasa pada kehidupan ini , apa apa pun yang terjadi sekarang , pada akhirnya dia akan selalu sendirian.
Kembali ditinggalkan pada sebuah lorong yang tidak ada hujungnya.

Senyuman yang menjadi harapan bagi dirinya hilang begitu sahaja.
Mata ini baru saja terpejam oleh indahnya mimpi namun harus bangun kembali pada rasa sakit yang diberi oleh tubuhnya.

Sayangnya , kenangan itu tersimpan hal yang pahit yang harus dia sembunyikan seorang diri.

Menjadi beban yang harus dipikul setiap harinya , membekas dimemori-nya

semenjak percakapannya dengan kal iaitu lelaki yang tulus memberikan hati-nya tempoh lalu , fikiran Eden semakin kacau. Memori pahit yang berusaha ia lupakan kembali mengingatnya sehingga dirinya harus berusaha menyembuhkan walaupun caranya entah bagaimana. Kenangan itu kembali dan membekas di ingatannya.

Terlalu rindu sekali sehingga menjelma hal hal yang tidak biasa.

Bahkan dihantui oleh mimpi mimpi yang menyeramkan

Yang membuatku menghela nafas yang panjang

disusuli oleh air mata ,
nafas yang tidak teratur ,
membuat badan ku bergetar.

" semuanya baik baik aja kan , Eden? "
______________________________________

Petang ini , sewaktu aku bangun dari tidurku, aku tidak tanya lagi tentang langit yang mendung ,
tentang hujan yang turun dengan derasnya ,
Aku hanya di sana - diam dan menikmatinya.
Indahnya kicauan burung burung seakan memberiku isyarat untuk
aku-membebaskan diri ku dalam kesepian.

Hari ini seperti hari lainnya
putaran yang sama ,
kecenderungan yang sama ,
kekhawatiran yang sama ,
cumanya , aku berharap.
Aku berharap bebas di dalam kesepianku.
______________________________________

Malam itu , kembali lagi. Matanya melihat jam dinding yang sudah menunjukkan jam tepat 12:00 malam. Kini , dia kembali sendirian di lubang hitam tanpa batas. Harapan itu , harapan itu pergi.

Di detik ini , kebiasannya tercipta ,
tabiatnya tercipta ,
trauma-nya kembali menghantui dirinya.
Persoalan-persoalan mula muncul di dirinya , Ketika ini aku meminta hatiku untuk bersabar-sekuat mungkin-seluas mungkin.

Ingatan-ingatan mula muncul seperti ribuan pedang menusukku. Ketakutan demi ketakutan ku hadapi dengan keyakinan diri.

Pertanyaan demi pertanyaan terjawab oleh situasi.
______________________________________

" kamu suka ? "
Eden menoleh pada Kall di sebelahnya , lalu mengangguk sambil tersenyum. Kall benar benar untung memiliki Eden , tidak pernah menuntut apa pun. Selalu menghargai apa pun yang ia lakukan untuknya , selalu bahagia bahkan dengan hal hal yang sederhana , seperti kelilingi kota dengan bus pada saat ini misalnya. Ada sesuatu yang melintas difikirannya sehingga lelaki-lelaki itu menyelongkar beg kecilnya untuk mencari sesuatu di sana.
Lelaki-lelaki itu mengeluarkan earphone miliknya dan disambungkan kepada fon-nya.

"Aku punya lagu , yang setiap kali dengar pasti ingat kamu. Aku tidak pernah berdebar setiap kali dengar lagu , tapi kalau lagu ini pasti berdebar" ucap Kall dengan serius.

Eden tidak mampu menahan
senyum-nya ketika mendengar ucapan Kall "Oh ya ? lagu apa "

Kall memasangkan satu earphone pada telinga Eden manakala sebelahnya ia pasang ke telinga-nya sendiri.

I just wanna see
I just wanna see
how beautiful you are
you know that I see it
I know you're the star
where you go I'll follow
No matter how far
If life is a movie
Then you're the best part

Eden menunduk , sedikit terkejut apabila kepala Kall menyandarkan dirinya kepada bahu-nya. Dia menoleh kepada lelaki yang berada disebelahnya yang sedang tersenyum padanya itu , lalu jari-jari kall menyelinap di antara jari-jarinya , menikmati permandangan kota sambil mendengarkan lagu yang berputar di telinga-nya.

Seperti yang kall katakan , ia selalu berdebar ketika mendengar lagu ini , ditambah pula orang yang selalu diingatnya berada disebelah-nya. Dia gempira , tidak pernah menyangka bahawa perempuan yang menarik perhatiannya ketika dia masih di sekolah berada disebelahnya , mendengar , berpegangan tangan bersamanya.

Kall menegakkan kepalanya , menutup mata-nya beberapa kali , sesekali merasa tidak asing dengan suasana ini , seperti deja-vu. Jantungnya berdegup kencang entah sebab apa , bukan debaran seperti sebelumnya.

Eden yang menyedarkan hal itu , mengangkat kepalanya dan menatap lelaki itu " kamu kenapa ? "

Kall menoleh , wajahnya menggambarkan bahawa sesuatu akan terjadi yang dia pun tidak tahu apa itu.

Hening.

Lelaki itu menatap Eden.

" Awas , Ada lorii !!! "

Semua yang ada di bus itu serentak melihat ke depan , ada sebuah truk yang melaju memasuki lintasan khusus bas dari arah yang berlawanan.
______________________________________

Eden ingat , ingat akan kejadian itu. Mukanya dipenuhi darah , kaki-nya tidak boleh digerakkan , bahkan helaian rambutnya dimana-mana. Kerana itulah Eden selalu membiarkan rambutnya pendek walaupun sesekali ingin berambut panjang.

Eden terbaring di lantai ,
lagi dan lagi air matanya jatuh.
______________________________________

" Mungkin proses menerima dan melepas-kan itu bukan soal orang yang kita sayang. Tapi , juga menerima dan melepaskan apa yang sudah terjadi , apa pun itu sudah berubah. Den , semangat terus, ya"
" Kamu aja , "
" Kamu kenapa "
" Semangat terus , basi! "
" Den , sesetengah orang itu tidak pandai merangkai kata-kata tapi mereka really meant it. "
______________________________________

Aku gagal.
Tapi bukan selama-lamanya

Eden terus bangun dan mengambil sepucuk surat yang ada di bawah lacinya.
Dia takut , takut untuk membacanya. Takut untuk tidak merelakan ,
meng-ikhlaskan.

Takut untuk bangun dari mimpi.

Eden menggigit bibirnya. Air matanya turun bahkan di halaman yang pertama. Kall menulis tentang-nya , moment bahagia , saat mereka masih di alam persekolahan , hingga mereka dipertemukan kembali.
Semuanya.
Semuanya tentang Eden.

Air matanya tidak henti , diusapnya dan kembali mengalir. Jika dia tidak meminta Kall untuk mengelilingi kota bersamanya pasti , pasti tidak akan berlaku. Seharusnya dia membaca dengan keadaan yang tersenyum , bukan seperti saat ini. Membaca-nya dengan air mata.
Genggam tangan-nya pada surat itu.

Inilah yang dikatakan takdir.

Surat itu datang tiga hari setelah si penulis di bawah tanah. Tangan sang penerima bergetar , matanya lemah.

" di kehidupan selanjutnya ... "

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 16, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

luka dan seribu bahasa.Where stories live. Discover now