Renjun baru saka sampai do apartemennya, bertepatan dengan Haechan yang baru juga sampai.
"Hai Hyung!"
"Haechan-ah." Geram Renjun menatap datar Haechan.
Haechan tertawa renyah, "maaf maaf. Oh em, bagaimana pekerjaanmu?"
"Ya cukup menyenangkan, orang-orangnya sangat ramah. Tapi..."
"Tapi?"
"Semua penghuni gym seorang pecinta sesama jenis."
Haechan nampak diam, Renjun itu straight setahunya bahkan diantara mereka bertiga hanya Renjun yang memiliki orientasi seksual yang normal. Karena dirinya dan juga Jaemin seorang gay, meski begitu Renjun tetap menerima mereka dengan lapang dada dan baik. Ya, walaupun diawal-awal Renjun sempat menjaga jaraknya.
Setelah mereka masuk mereka langsung dihadiahi tatapan tajam oleh Jaemin, dia sedang berkacak pinggang dengan kemonceng ditangannya. Haechan meringis ia kebagian lembur hari ini, harusnya Jaemin tau karena dia sudah mengatakan hari kamis adalah hari lemburnya.
Dan untuk Renjun sebenarnya setelah melakukan terapi pada tuan Jung itu dia ingin langsung pulang, tapi tadi ia sempat dihadang oleh Lucas, Eric dan juga Jisung, mereka bilang ingin mengenal lebih dekat jadi mereka mengajak Renjun nongkrong hingga larut.
"Kalian tahu? Aku disini sendirian selama 4 jam! Haechan kau lembur biasanya hanya sampai jam 11 mengapa sekarang molor 1 jam?"
"Tadi rekanku Yangyang tidak bekerja karena sedang sakit, jadi limpahan pekerjaannya dilempar ke aku. Maaf Na."
"Lalu kau Renjun? Ini baru hari pertamamu bekerja, tidak mungkin kan langsung lembur begitu saja."
Renjun tersenyum tipis, jujur saja meskipun dia yang paling tua tapi disini dia lah yang paling sering terkena omelan, kadang juga Haechan yang mengomel dan sekarang Jaemin. "Aku perlu beradaptasi disana dengan baik Na jadi ya begitu, mau mendengarnya?"
Jaemin yang awalnya menunjukkan raut marah kini menatap Haechan yang juga tengah menatapnya, "kau mau menceritakan rahasiamu juga?"
"Kita sudah bersama selama 7 tahun dan aku rasa kalian berhak tahu tentang diriku, bukan? Lagi pula aku tahu semua rahasia kalian, apa kalian tahu rahasia ku?"
"Apa koleksi kolor berwarna pink juga termasuk rahasia?" Celetukan Haechan membuat Renjun melotot. "Dari mana kau tahu?!"
"Ya aku melihatnya saat kau membuka koper dibawah kasur, semuanya warna pink."
"Diam, cukup! Masuk, tunggu aku diruang tamu, kalian berdua."
****
Renjun menatap pantulan dirinya dicermin, ia baru saja mandi. Ia tatap tubuh putih mulusnya, terkadang saat Renjun menatap pantulan dirinya ia merasa dia bukan seorang lelaki. Ugh lihat saja, pinggang yang ramping, wajah yang cantik, imut, manis dan kulitnya yang mulus.
Renjun menghela nafas, ia merasa bersyukur saat gym itu menerimanya. Sebenarnya alasan Renjun ditolak bukan karena dia straight, tapi karena alasan lain dan karena hal itulah yang membuatnya merasa ragu dengan orientasi seksualnya.
Renjun dengan segera memakai pakaiannya dan turun karena sepertinya dua makhluk jelmaan itu sedang menunggunya, dan benar mereka sedang duduk anteng di sofa.
Renjun menyerahkan beberapa lembar kertas kepada Jaemin dan juga Haechan, mereka membacanya dengan seksama seketika mata keduanya membulat. Apa apaan ini?
Haechan menatap Renjun dengan pandangan bertanya. "Itulah alasan mengapa tidak ada perusahaan yang menerima ku."
Jaemin menatap Renjun dengan pandangan berkaca-kaca, "Hyung..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me? // NOREN (ON GOING)
RomanceMasih anget lho, nggak mau baca kah? Cinta itu tidak ada yang tahu akan datang kepada siapa dan kapan. Rasa cinta itu tidak bisa didefinisikan menggunakan kata-kata, entah berapa banyak kata-kata yang diucapkan itu semua tidak akan bisa mendeskrips...