5

327 24 0
                                    

Renjun terbangun pukul 10.15 pagi, matanya mengerjap pelan sekelebat bayangan tentang kejadian tadi membuat hatinya teriris. Sakit sekali, meskipun dia ragu dengan orientasi seksualnya tapi dia masih memiliki keyakinan bahwa orientasi seksualnya itu masih normal, buktinya miliknya tak bereaksi sama sekali kan?

Renjun menatap dirinya yang tak memakai sehelai pakaian, sepertinya setelah ini ia akan datang kepada Manager Kim untuk mengundurkan diri saja, walau baru sekali tapi entah mengapa ia yakin kalau ini akan berlangsung sangatlah lama.

Dengan pelan Renjun berdiri, namun baru saja ia mengangkat pantatnya rasa nyeri tiba-tiba menyerang.

"Kenapa sakit sekali?"

Akh!

Oke Renjun menyerah, sepertinya dia tidak akan mandi. Kembali kepada posisi semula ia sandarkan kepalanya pada sandaran kasur, jujur hatinya sedang gusar saat ini entah mengapa ia merasa takut.

Sungguh ia ingin mandi badannya terasa sangat lengket dan bau, tapi rasa nyeri dibagian bawahnya membuatnya urung untuk mandi. Jujur rasanya sangat sakit, ia merasa bagian bawahnya berdarah karena terlihat ada bercak darah di selimut.

Lama kelamaan rasa kantuk mulai menyerang, Renjun akhirnya tertidur dengan posisi duduk dengan kepala yang bersandar disandaran kasur.

Entah berapa lama ia tertidur dengan posisi ini tetap saja Renjun enggan untuk membuka matanya, tapi sesuatu dibawah sana menganggu tidurnya. Dengan berat hati ia membuka mata dan menemukan si bajingan yang merenggut keperjakaannya sedang melahap miliknya.

"He-hei apa yang kau lakukan!"

Jeno tak menggubrisnya ia tetap melanjutkan kegiatannya memanjakan milik Renjun yang masih hibernasi itu.

Renjun menatap Jeno dengan pandangan sengit, jujur sangat tidak nyaman.

"Lepaskan bodoh!" Renjun mulai memberontak tapi dengan cekatan Jeno langsung memegangi kedua kakinya yang bertingkah.

"Diam."

"Cih untuk apa aku diam? Cepat keluarkan milikku dari mulutmu! Itu menjijikkan, keluarkan aku bilang!"

Jeno menatap tajam Renjun, Jeno bersumpah tidak akan melepaskan Renjun, karena berkat dia stamina Jeno bertambah bahkan ia bisa menjatuhkan lawan dalam kurun waktu yang cepat.

"Dasar bajingan, keluarkan cepat!"

Jeno hanya diam dan tetap melanjutkan kegiatannya. Renjun menghela nafas pasrah, "Apakah kau ingin melihat milikku berdiri karena kau mengulumnya? Dasar bodoh, lakukan saja sampai lelah. Milikku tidak akan pernah berdiri."

Perkataan Renjun membuat Jeno terdiam. "Cepat pergi."

Renjun menukikkan alisnya tajam, apakah bajingan ini bunglon? Tadi saja keukeuh kenapa tiba-tiba? Tapi yasudahlah, tanpa berpikir panjang Renjun berdiri dengan pelan. Baru saja berdiri rasa nyerinya langsung terasa.

Jeno menatap Renjun yang menahan sakit, tersenyum misterius ia menarik selimut yang membalut tubuh polos Renjun, Renjun membulatkan matanya saat selimut itu terlepas dari tubuhnya.

"Ini selimut ku,"

Renjun menatap datar Jeno, dasar bajingan.

Setelah membersihkan diri Renjun memutuskan untuk duduk sebentar disofa panjang milik si Jung itu, Renjun menyandarkan kepalanya disandaran sofa cairan bening tiba-tiba keluar dari sudut matanya. Renjun meremat dadanya sakit, sial dia terlihat tak berdaya!

Jeno menatap datar Renjun yang sedang menangis, ia berdecih sinis. Renjun memang tidak menikmatinya tapi lambat laun dia pasti terbuai, Jeumo tersenyum miring. Jeno membuka laci nakas dan mengeluarkan dua benda kecil berbentuk seperti penjepit, dan dildo dari sana. Ia akan membuat si sombong Huang terbuai, lihat saja.

Why Me? // NOREN (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang