Mulai part ini, saya pakai POV Dinda ya. Selamat membaca.
~~~
"Selamat datang ditoko kami, ada yang bisa saya bantu?" Ucapku sembari menghampiri pelanggan yang datang.
Ini hari pertamaku bekerja disebuah toko sepatu yang terletak di sebuah mall. Aku menjalani pekerjaan ini dengan penuh semangat.
"Dinda...sekarang gudah masuk Dzuhur, kalau kamu mau sholat dan makan siang duluan gak papa, biar mbak yang jaga. Kita gantian." Ujar mbak Santi selaku seniorku.
"Oh..ok mbak." Jawabku.
~~~
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan waktu tutup toko. Aku dan rekan-rekanku bersiap-siap untuk pulang kerumah masing-masing.
Semilir angin malam menerpa wajah kantukku. Saat ini aku sedang berdiri didepan pintu mall, aku sedang menunggu adikku yang akan datang menjemput. Tepukan dibahuku membuatku sedikit tersentak.
"Dinda pulang naik apa?" Tanya Rian rekan kerjaku.
"Oh...Rian, aku dijemput sama adikku. Kamu sendiri naik apa?" Tanyaku.
"Aku bawa motor, adik kamu udah dijalan?"
"Udah kok, sebentar lagi sampe."
"Oh yasudah, kalau gitu aku duluan ya, Assalamu'alaikum." Pamit Rian.
"Waalaikummussalam, iya hati-hati." Jawabku.
Tak berselang lama, datanglah adikku. Aku turun dan menghampiri satu-satunya adik perempuanku yang bernama lengkap Putri Ayu Oktaviani (Puput panggilan akrabnya).
"Macet gak Put?" Tanyaku padanya sembari memakai helm.
"Lumayan macet sih. Kakak sendiri, lama gak nunggunya?" Ucapnya balik bertanya.
"Gak kok, sini kakak aja yang nyetir"
"Gak usah kak! Kakak kan capek kerja. Udah, kakak naik aja." Ucap Puput bersikukuh.
"Yaudah deh."
Motor yang kami kendarai melaju dengan kecepatan tinggi. Aku yang takut jatuh pun menegur Puput.
"Put jangan ngebut-ngebut!! Nanti nabrak loh." Ucapku dengan penuh ketakutan.
"Maaf-maaf, Puput kelepasan. Ngomong-ngomong, gimana hari pertama kerja? Nyaman gak tempat kerjanya? Rekan kerja kakak baik-baik gak?" Tanyanya bertubi-tubi.
"Enak kok, tempat kerja kakak nyaman dan juga, rekan-rekan kakak baik-baik. Kamu sendiri gimana nilai raport kamu? Dapet peringkat berapa?" Tanyaku.
"Hehehe"
"Kok ketawa? Pasti dapet peringkat 1 lagi kan?" Ucapku karena memang, adikku ini selalu mendapatkan peringkat 1 dikelasnya.
"Lebih dari itu kak. Gak cuma peringkat 1, aku juga dapet peringkat 2 paralel." Jelasnya dengan wajah bahagia.
Aku yang mendengarnya terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl Named Dinda
Ficção GeralNamaku Dinda Nabila. Bagiku hidup adalah tantangan, setiap tantangan yang terlewati maka akan ada tantangan baru yang menghadang. Tidak peduli tua-muda, kaya-miskin, semua orang harus selalu berjuang dalam hidupnya, sampai kapan? Sampai akhir hayat...