Chapter 11

18 7 30
                                    

"GUE CEMBURU GUE BILANG"



Pagi ini, matahari enggan menampakkan cahayanya, yang ada hanya awan hitam serta guyuran air dari langit yang menyambut pagi ini. Kondisi hujan deras di pagi hari membuat semua malas untuk sekedar bangun dari tidurnya.

Sama seperti muda-mudi yang berada di Mansion Wardani, mereka semua enggan membuka mata karena hawa dingin yang menyeruak pada permukaan kulit, membuat mereka memilih mengeratkan selimut dan lanjut dalam buwaian mimpi masing-masing.

Berbeda dengan Algrafi, yang semalaman tidak bisa tidur karena over thinking. kini ia sudah beranjak dari kasurnya, niatnya ia akan membuat nasi goreng resep ala cenayang untuk seisi rumah.

"Loh, nak Algra, sudah bangun?" kata Bi Erni dari arah pintu dapur. Bi Erni adalah juru masak di Mansion Wardani, sengaja mereka memakai pembantu untuk memasak makanan untuk anggota yang berada disana.

Algrafi terlonjak kaget, dia membalikkan tubuhnya dan mendapati Bi Erni dibelakangnya.

"Bi Erni, ngagetin aja," ujar Algrafi dengan nada sopan,"Saya mau buat sarapan Bi, buat saya sama yang lain," lanjutnya menjawab pertanyaan Bi Erni.

"Oalah, Bibi juga mau masak buat tuan sama yang lainnya den," jelas Bi Erni, padahal tanpa dijelaskan Algrafi sudah paham.

Sedangkan dikamar Gabriella, 2 insan manusia masih setia dengan alam mimpinya, Gabriella yang sangat sensitif dengan hawa dingin sedikit terganggu. Gadis itu mulai mengerjapkan matanya berkali-kali dan mulai duduk bersandar diranjang. Dia menoleh kearah kaki disampingnya, setelah menyadari ia menepuk jidatnya sedikit keras.

"Astaga, semalem gue lupa bawa anak orang tidur dikamar gue," gumamnya, Ia mulai berjalan kearah gorden untuk menutup gorden yang sedikit terbuka.

"Gimana mau sekolah kalo hujan deras gini," ujarnya pada diri sendiri.

UNIVERSE HIGH SCHOOL

082382xxxxxx "ZELVAAA.

Karena hujan yang tidak mau berhenti dan mendukung untuk melanjutkan molor, dimohon untuk adik-adik kelas dan teman-temanku sekalian jangan ada yang masuk sekolah! Kalo dihukum bareng-bareng ini, sans.

"BAGUS!" ujarnya dengan tidak santai.

"Astaga, San sorry gue lupa kalo ada lo," sesalnya dengan menyatukan tanganya didepan dada.

"Kenapa?" bukannya memaafkan Cassandra justru bertanya.

"Digroup sekolah pada janjian gak masuk," ujarnya seraya memperlihatkan layar handphonenya.

"Lo mandi dulu aja. Pake aja baju gue," perintah Gabriella seraya menunjuk lemari kecil disudut sana.

"Tapi, di lemari sebelah lemari Lo ada baju gue" ucap Cassandra

"Sejak kapan ada lemari lagi di sana!" ucap Gabriella keheranan. ia malah sibuk sendiri melontarkan pertanyaan.

"Gue disuruh grandpa buat satu kamar sama lo Ell, mungkin Kimberly dan ciwi-ciwi yang lain juga bakal pindah kesini." ujar Cassandra sembari menuruni anak tangga menuju dapur. pasalnya ia sangat haus pagi ini, sebenarnya ia sangat malas tapi tak enak bila berteriak meminta tolong pada orang lain.

"Lo ngapain, Gra?" ucap Cassandra yang tengah memasak membalikan tubuhnya.

"Masak nasi goreng," jawabnya singkat.

"Oh," balas Casandra, lalu berjalan mengambil air minum dan memilih duduk dikursi meja makan. Ya memang begitulah keduanya kadang akur kadang cuek kadang care entahlah tak habis pikir dengan mereka berdua.

Setelah selesai dengan kegiatannya dikamar mandi, Gabriella berniat turun untuk mencari Cassandra. Dari balik tangga ia tidak sengaja mendengar percakapan dua orang itu.

"Lo berdua ga kaya temenan, kaya musuh ketemu musuh baru bener"ucap Gabriella

•••

"Gue gak mau leher lo terekspos kayak gitu lagi ly," ucap Algrafi dengan nada sedikit ketus. Yang hanya dibalas deheman oleh Kimberly.

"Makan," titah cowok itu. Kimberly pun menerima Suapan Algrafi, pagi ini ia sangat malas untuk berbicara.

Alvaro yang ingin menuruni anak tangga melihat arah pandang Gabriella tersenyum tipis. Ia turun mensejajarkan dirinya disamping gadis itu. "Pagi calon bini"

"Pengen?" ucap Abian. Riana sedikit kaget namun ia segera menetralkan ekspresinya.

"Dih," jawab Riana tak kalah kesal dan memilih melanjutkan jalannya menuju di mana meja makan berada.

"Gue gabung sini, boleh ya?" pinta seorang gadis yang langsung di angguki oleh Alvaro, Riana memutar bola matanya, kesal bukan main, padahal kursi lain masih ada kenapa harus samping Abian?.

"Lo cemburu?" tanya Gabriella dengan nada datar.

"B aja," sahut Riana cepat.

"Semua orang juga tahu, Kali, kalo lo cemburu," perkataan Marvel mengundang tatapan tajam dari Abian, pasalnya mood Riana sangat rentan memburuk. "Ampun-ampun," lanjutnya dengan tanpa dosa. Riana sudah menyumpah serapahi Marvel dalam hatinya.

Setelah sarapan selesai, kini inti Varios serta Cleo berada di kamar Alvaro. "Nyanyi, Al!" perintah Gabriella yang langsung diangguki Alvaro.Alvaro mengambil gitarnya. "Duet?"

"Males, gue ga bisa nyanyi," ujarnya

"Lagu apa?" tanya Alvaro. "Bertaut," jawab Algrafi tanpa mengalihkan pandangannya dari gitar yang ada dipangkuan.

Ketukan pintu terdengar, setelah beberapa menit melantunkan lagu-lagu ciptaan Nadin Amizah. "Masuk," ujar Alvaro.

"Disuruh turun sama Bi Erni, makan siang udah siap," ucapnya tanpa menunggu orang-orang yang ada didalam kamar bertanya.

"Kenapa harus lo yang manggil? Anak-anak yang lain gak ada? Males gue harus liat muka lo mulu," ujar Riana.

"Gue cuman disuruh, kalo lo gak suka, yaudah bukan urusan gue," ujar Cleo sedikit sinis lalu melangkahkan kakinya menuju dapur.

"Kesel gue, caper mulu bisanya tu anak, gak ada kerjaan lain apa?" ucap Riana.Gabriella yang melihat hanya diam, entah dia juga memikirkan kenapa Riana sebegitu bencinya dengan Cleo.

"Lo ga nanya kenapa gitu?"

"Engga, gabut banget gue nanyain Lo"

"Sumpah temen laknak Lo Ell!"

"Maksud Lo apaan ngomong begitu sama ibu negara Ri?" ucap Abian tidak terima

"Dia ga bisa di ajak kompromi"bantah Riana

"Gue suka sama lo Ri," gumam Abian, namun, masih bisa di dengar oleh Riana

"What!" ucap Riana kaget "Lo bilang apa barusan?"

"Gue suka sama lo. Kenapa? Ga boleh?"

Hening, Lalu percakapan berat itu di akhiri dengan anggukan oleh seorang Riana. "Gue mau, ga enak nyimpen lama-lama. Nanti sesek"

"WOY! GUE PUNYA AYANG!" teriak Abian sembari menuruni tangga

SEMESTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang