Something in the Rain

179 9 2
                                    

Maaf ya kalau ada typo, karna kebiasaan buruk banget sudah nulis ga mau nge revisi ulang, suka nulis tapi ga suka baca. Maafkan saya...
(◍•ᴗ•◍)







Hujan deras dengan angin kencang menghantui seisi kota sudah sejak pagi tadi, hari ini adalah hari yang sangat penting bagi keluarga Han karna semua keluarga akan berkumpul dikediaman sang kakek yang tak lain adalah ayahnya Han jiyong, yaitu presdir Han taemin, hari ini mereka akan mengadakan rapat keluarga yang akan membahas penerus utama Han Group, jiyong pun merasa percaya diri dengan pencapaian dan prestasi nya selama bekerja di Samsan group yang merupakan anak perusahaan dari Han group. Ia yakin betul akan menjadi pemegang saham utama yang akan diberikan langsung oleh ayahnya itu.

"Ayah pergi nya duluan saja ya, dari tadi ade rewel nangis terus, seperti nya karna cape seharian main" Ucap sang istri kepadanya. "Ayah duluan saja, nanti ibu menyusul dengan ade kalau hujan nya sudah agak redah, ibu ada perasaan ga enak sudah dri kemarin" Keluh nya khawatir. "Tapi nanti kamu di cari yang lain loh, kamu tau kan sayang papa ku itu ga bakal mau mulai rapat kalau ada anggota keluarga inti yang belum hadir, beliau itu sangat keras kepala, kamu titipkan saja dengan bibi nanti ade di jemput supir saja kalau hujan sudah redah" Tegas nya pada istri nya itu. "Kita berangkat sekarang ya sayang, bi tolong uruskan ade dlu kita mau pergi duluan".

Flashback off
" Wah, gila ini semua hasil lukisan kamu?? Unik dan punya ciri khas nya sendiri ya, bisa jadi pelukis nih" Puji nya pada gambar gambar yang tampak menakjubkan itu.
"Hanya untuk mengisi waktu luang saja" Ucap nya sambil tidak percaya diri.
"Berarti aku hanya akan menemani mu menghabiskan waktu luang yah hehe, maaf aku hanya bercanda" Ucapnya sambil berusaha mencairkan susana.
" Kamu ade nya Han jihoo kan, sebenarnya saya satu sekolah dengan Han jihoo hanya saja dia di departemen yang berbeda, tapi satu sekolah mengenal nya, karna akhir akhir ini saya mengalami kesulitan jadi saya mencoba mencari pekerjaan paruh waktu, dan pekerja an ini di rekomendasi kan oleh guru seni ku. Saya sangat senang bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bakat ku seperti ini, tapi setelah melihat semua lukisan mu saya merasa tidak benar benar pandai melukis ya heheh"curhat nya panjang lebar.
Junhoo hanya mentap nya dalam dalam, sambil melanjutkan lukisan nya ia menerima challenge dari eunbi, melukis pemandangan yang bertemakan nature (alam).

Sudah 1 jam berlalu, eunbi selalu mengajak junhoo bercerita dan hanya di balas anggukan dan geleng an dari nya, junhoo pun selalu menghindari tatap muka dengan eunbi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah 1 jam berlalu, eunbi selalu mengajak junhoo bercerita dan hanya di balas anggukan dan geleng an dari nya, junhoo pun selalu menghindari tatap muka dengan eunbi. Karna ia terlalu malu dan tidak percaya diri jika bertemu orang baru. " Ade.. Makan siang dulu ya mau minum obatnya" Seru bibi memecahkan keheningan. "Oh iya bu eunbi istirahat dulu ya, ini makan siang nya, berbarengan saja dengade junhoo ya, bibi taro disini" Ucapnya sambil menyusun meja untuk makan siang di tempat melukis itu. " Ahh gaperlu repot.. " Ucapannya terhenti "ayo makan dlu"ajak junho padanya. Eunbi tersenyum kecil, ia senang karna ia sendiri pun sudah lapar.
Pandangan eunbi terpaku pada makan di hadapan nya, karna ia heran dengan kedua makan an yang terlihat jomplang satu sama lain. Dilihat nya piring penuh dengan makanan Nasi, beef dan hidangan seafood di hadapan nya. Dan hidangan sayur mayur hijau dengan buah buahan lengkap kepunyaan junhoo.

Eunbi : ni orang lagi diet ketat kah?, tapi badannya sudah sekecil itu. Mana banyak banget itu obat obatnya, emang separah itu ya sakit nya?. Batin eunbi saat melihat junho hanya makan salad sayur dan beberapa buah. Itupun tidak ia habiskan. Lalu memakani obat obat dengan susu coklat di samping nya.
Eunbi masih memandangi junhoo yang masih berusaha menghabiskan obat obatnya yang dibarengi dengan susu coklat. "Maaf ada yang mau dibicarakan bu eunbi? " Tanya nya polos. Ia ke heran an dengan tatapan eunbi kepada nya bukan tatapan tak acuh yang biasa dia dapat kan, tapi tatapan hangat dengan penuh pertanyaan. "Hmm engga hehe aku ngelamun aja. Hmm tapi sebenarnya.. Boleh ga kalo kita biacarnya santai, soalnya agak canggung kalo saya bicara seperti ini dengan orang yang seumur an. Tapi gpp kalo ga nyaman" Keluh nya. "Iya bicara santai saja" Ucapnya cepat.
Akhirnya sesi makan pun berakhir, mereka lanjut menyelesaikan sektsa sambil mengobrol. "Sekolah nya home schooling ya junhoo? " Tanyanya penasaran. "Bisa dibilang begitu, aku juga bersekolah di Samsan school hanya saja banyak pelajaran yang dilakukan dirumah, hanya datang saat ujian saja, aku juga ikut beberapa bimbel untuk menambah jam belajar ku, dan menghabiskan waktu luang untuk melukis juga fisioterapi" Jelasnya. Eunbi agak kaget dengan penjelasan yang di tuturkan pria itu hanya pertanyaan simple, namun di jawab dengan sangat detail , ternyata junhoo tidak se pendiam itu batinya. "Oh gitu hehe" Ia menjawab sambil tertawa kecil.

Kelas pun berakhir eunbi berpamitan pada junhoo dan juga bibi. " Junho, bibi terimakasih ya sudah repot-repot antar sampai depan pintu segala, junhoo minggu depan aku dateng lagi yah, lanjut in challenge nya waktu kelas sama aku saja ya, gaboleh curang kerjaiin duluan ya nanti aku bingung mau challenge apa lagi".keluhnya senyuman tipis pun terukir di wajah junho, menurut nya tingkah eunbi sangat konyol, ia pun merasa nyaman walau baru bertemu dengan nya, tak jarang junhoo sering curi curi pandang pada eunbi. Karna ia masih malu kalo harus langsung bertatapan. "Iya hati-hati ya, terimakasih bu eunbi ".ucapnya sambil tersenyum.
Setelah itu junhoo langsung kekamarnya dan bergegas untuk mandi dan menguras urine bag yang sudah penuh sedari tadi. Walaupun ia memiliki keterbatasan junho tidak mau jika hal hal pribadi nya dikerjakan orang lain, ia merasa tidak nyaman dan terbebani pekerjaan sulit pu selalu ia lakukan sendirian seperti mengambil benda benda yang lebih tinggi dari jangkauan nya. Maka dari itu bibi lebih memperhatikan barang barang junhoo dan menyesuaikan ketinggian nya dengan wheelchair junho.

Setelah membuka pakaian dan memakai piyama mandi junhi bergegas memindahkan tubunya ke kursi roda mandi nya dan langsung menuju kamar mandi ia memang terbiasa mandi di kursi roda khusus. Setelah selesai berbenah ia keluar sesampainya di pintu kamar mandi ia memilih turun dan menyeret kaki lumpuh nya, ia hanya tak ingin kursi roda nya itu membasahi lantai kamar, perlahan tapi pasti ia menaikan dirinya ke kursi rods biasa, lalu mulai mencari pakaian, berganti pakaian lalu mengambil laptop dan earphones nya, lalu buku catatan musik. Yahh memang cukup membutuhkan waktu lama untuk ia mengurus dirinya sendiri, namun junhoo lebih suka melakukan nya sendiri, ia tidak mau menjadi anak manja dan selalu meminta bantuan orang lain.

Sembari menulis lagu, ia mulai membuat aransemen irama musik yang ada di laptopnya. Busa dikatakan junhoo sangat berbakat dalam mem composite lagu, tak jarang ia membagikan karya karya nya kepada orang orang secara gratis. Di grup sharing music ia sangat terkenal banyak orang mengantri untuk dibuat kan lagu olehnya, junhoo hanya memberikan syarat agar nama nya tertulis sebagai pencipta lagu, tak jarang banyak entertain yang memaksa untuk memberikan imbalan padanya, dan dengan kebaikan hatinya junhoo hanya meminta untuk membagikan hasil loyalty nya kepada yayasan amal tanpa menuliskan namanya. Tak heran orang orang sangat penasaran dengan sosok junho yang memakai nama cipta Lee junho pada setiap karya karya nya. (Lee adalah marga dari sang ibu)

Bersambung....

Story by : (◍•ᴗ•◍)

sunny daysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang