Terdengar suara burung gagak dari luar rumah, Catherine memasang tudung jubahnya, Lynn kembali menjadi kucing dan Aestra memakai topi penyihir miliknya, sebelum itu dia menyiapkan sebuah tongkat kayu dengan batu kristal berwarna biru untuk jaga - jaga. “Kalian siap?” Tanya Aestra, dia membuka pintu dan menunjukkan hutan lebat dipenuhi dengan pepohonan dan diselimuti oleh kabut “Kenapa tidak menunggu sampai kabut hilang?” Tanya Catherine “Karena saat - saat seperti ini penglihatan para mahluk liar terbatas” Balas Lynn. Setelah mengunci pintu, Aestra memunculkan sebuah bola api di telapak tangan Catherine dan di atas tongkat sihir miliknya, tentu saja api tersebut membuat Catherine kaget “Eh!” celetuknya “Aman nggak bakal kebakar kok hihihi” Ucap Lynn sambil menertawai Catherine.
Setelah berjalan untuk beberapa saat Catherine terpikir akan perkataan Lynn sebelumnya “Tadi kamu bilang saat - saat seperti ini aman dari para makhluk mistis, lebih jelasnya makhluk yang seperti apa?” Tanya Catherine penasaran “Banyak, salah beberapa dari mereka adalah makhluk tingkat tinggi yang sering memakan manusia” Jawab Aestra “Contohnya?” Tanya Catherine. Aestra berhenti sejenak, mencari kata-kata yang tepat untuk menjelaskan kepada Catherine. "Ada berbagai jenis makhluk mistis di dunia ini. Beberapa di antaranya adalah vampir, manusia serigala, dan arwah - arwah yang tersesat".
Catherine terkejut, "Vampir dan Manusia Serigala?? Maksudmu, mereka benar-benar nyata?"
Lynn tersenyum, "Ya, dan masih banyak lagi. Dunia ini penuh dengan makhluk-makhluk yang “”tidak bisa kamu bayangkan. Beberapa dari mereka bersifat baik, sementara yang lain mungkin berbahaya bagi manusia.” Aestra menambahkan, "Kami, sebagai penyihir dan shapeshifter, juga termasuk dalam makhluk-makhluk tersebut. Namun, ada aturan dan hukum yang mengatur interaksi antara kami. Beberapa makhluk tingkat tinggi, seperti penyihir gelap yang sering melanggar aturan itu.”
“Berhenti” ucap Aestra “Sesuatu mengikuti kita” benar seperti yang dikatakan oleh Aestra, muncul suara menggeram dari sekitar mereka. Catherine mendekatkan diri ke belakang Aestra dan Lynn berjaga di belakang Catherine “Apapun itu, keluarlah dan tunjukkan wujudmu” Gertak Aestra. Secara perlahan terlihat sepasang mata merah menyala dari dalam semak, makhluk tersebut keluar dari persembunyiannya menampilkan sebuah monster tinggi tanpa kulit dan gigi yang sangat tajam dengan sorot mata tajam yang sedang memperhatikan Catherine dengan amat seksama. Aestra dengan tiba - tiba menarik lengan Catherine menyuruhnya untuk tetap dibelakangnya “Jangan kemana - mana. Lynn, Tetap wasp- URKH!!” tanpa mereka sadari makhluk tersebut tiba-tiba berdiri tepat di depan Aestra dan memukul kepala Aestra hingga dia terlempar menghantam sebuah pohon di sebelahnya “AESTRA!” Teriak Catherine sebelum lehernya dicekik oleh monster tersebut, Lynn yang sudah berubah menjadi anak laki - laki segera mengeluarkan pisau yang dia simpan di dalam tasnya menyayat lengan dan menusuk dada monster tersebut tepat di jantung, namun kengerian terukir di wajah Lynn karena monster tersebut malah menatapnya dengan muka tersenyum lebar. Lynn ketakutan dan tidak dapat menggerakkan badannya, sebuah pukulan keras mendarat pada dada Lynn membuatnya tergeletak lemas di tanah.
“Manipulasi Energi Tahap 1”
“Maju sini bangsat.” Ucap Aestra, dengan kepalanya yang bersimbah darah dia menciptakan gumpalan energi yang berkumpul di kedua tangannya. Monster tersebut terprovokasi Aestra dan menjatuhkan Catherine, tanpa pikir panjang Aestra mendaratkan pukulan pada lengan kiri sang Monster membuat tangannya terlepas dari badannya “KRAAAAAAAAAAAAAAA!!” Teriaknya kesakitan. Darah segar mengucur dan monster tersebut masih menjerit kesakitan, “Mati kau” Pukulan kedua dari Aestra mendarat di dada monster tersebut tepat dimana pisau yang ditancapkan Lynn berada meninggalkan lubang pada tubuhnya. Monster tersebut terlempar cukup jauh dari tempatnya berdiri, Aestra berjalan mendekatinya untuk memastikan apakah Monster tersebut sudah mati atau belum, “RAAAAAAK!!!” belum sempat mendaratkan pukulan terakhir monster tersebut berteriak sangat keras membuat telinga semua orang yang ada disitu berdenging dan menendang Aestra, memanfaatkan keadaan yang ada monster tersebut memilih untuk kabur secepatnya menjauhi area tersebut. Darah mengalir dari hidung Aestra “huff…huf.. brengsek” ucap Aestra sebelum akhirnya pingsan dan aura energi yang ada di tangannya menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Witch In Blue
RomanceSeseorang bertanya pada gadis tersebut "Apa pendapatmu tentang penyihir?" "Penyihir? bukannya mereka sudah lama menghilang?" Tanya Catherine. Laki - laki itu menatap mata Catherine dan berjalan perlahan mendekatinya "Tidak semua...." Catherine, seo...