5. Titik Cerah

25 11 7
                                    

Sekeras apa Catherine mencoba melupakan kejadian beberapa hari yang lalu, tetap saja perihal tentang kalung dan alam lain itu masih berputar - putar di kepala Catherine seolah hal tersebut menyuruh Catherine untuk menggali informasinya lebih dalam. Catherine duduk di tepi ranjangnya, memandangi kalung biru yang tergantung di lehernya, seakan - akan kalung tersebut memanggil namanya. Cahaya lembut dari kristalnya tetap meredup setelah Aestra menetralisir energi sihir yang mengikatnya pada dirinya. Dia masih merasa aneh dengan kejadian beberapa hari yang lalu di hutan bersama Aestra dan Lynn. Mereka menyelamatkannya dari Monster dan membawanya pulang ke desa.

"Penyihir... kalau memang benar kalung ini terkait dengan mereka, apa artinya bagiku?" gumam Catherine dalam hati. Dia meraba kalung itu, mencoba mencari jawaban yang tak kunjung datang. Selama beberapa hari terakhir, desa kembali hidup seperti biasa. Orang-orang bekerja di kebun, anak-anak bermain di lapangan, dan kehidupan terus berjalan. Namun, di balik rutinitas sehari-hari, pikiran Catherine tetap dipenuhi pertanyaan tentang asal-usul kalung itu.

Tiba-tiba, terdengar suara derap kaki di lantai kayu. Catherine segera menoleh ke arah pintu. Ibu dan adiknya, Nael, masuk ke dalam kamar dengan senyum hangat di wajah mereka.

"Catherine, apa kabar pagi ini?" tanya ibunya sambil mengatur pakaian yang tersusun rapi di tangan. Setelah kejadian hilangnya Catherine beberapa hari yang lalu, ia sangat khawatir pada kesehatan mental putrinya tersebut, ia takut Catherine merasa depresi karena trauma yang dia dapat.

"Aku baik, ibu. Tidak ada masalah," jawab Catherine seraya tersenyum. Namun, pandangannya terus tertuju pada kalungnya.

Nael yang selalu penasaran mendekati Catherine dengan antusias. "Kakak, aku dengar kamu diselamatkan oleh penyihir ya? Ceritakan dong!" serunya sembari duduk di samping Catherine.

Catherine tersenyum kecil. "Ya, Nael. Mereka memang memiliki kekuatan yang... luar biasa."

Ibunya duduk di sebelah Catherine, mengelus lembut rambutnya. "Aku senang kamu pulang dengan selamat. Tapi, kamu terlihat sedikit... berbeda. Ada yang kamu pikirkan?"

Catherine menatap kedua orang yang paling dia cintai di dunia ini. Dia memilih untuk tidak mengungkapkan semuanya. "Hanya... sebuah pengalaman yang membuatku berpikir tentang banyak hal, ibu."

Ibu Catherine tersenyum lembut. "Baiklah, sayang. Tapi ingatlah, kami di sini selalu untukmu."

Malam itu, Catherine duduk di atas tempat tidurnya, membiarkan pikirannya melayang jauh ke dalam pemikirannya. Dia mengambil kalung dari lehernya dan memandanginya dengan seksama. "Apa yang ingin kamu katakan padaku?" bisiknya pelan.

Seiring waktu berlalu, rutinitas sehari-hari kembali mengambil alih. Catherine membantu ibunya di ladang, bermain dengan Nael di halaman, dan berinteraksi dengan tetangga-tetangganya. Namun, ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Dia merasa ada kehadiran yang lebih besar di sekitarnya, seperti sebuah pemahaman baru tentang dunia yang dia tempati.

Suatu hari, ketika dia sedang mengambil air di sumur desa, dia bertemu dengan Anka, seorang nenek tua yang dikenal sebagai penjaga sejarah desa. Anka sering menceritakan kisah-kisah lama tentang desa mereka. Catherine mendekatinya dengan hati-hati, membawa kalung biru tersembunyi di bawah baju.

"Nenek Anka, bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Catherine dengan penuh keingintahuan.

Nenek tua itu menoleh, matanya berbinar penuh pengetahuan. "Tentu saja, Catherine. Apa yang ingin kau ketahui?"

Catherine menarik nafas dalam-dalam sebelum berkata, "Apakah kamu pernah mendengar cerita tentang penyihir di hutan dekat desa ini?"

Anka mengangguk perlahan. "Ah, penyihir... dulu, zaman dulu mereka hidup berdampingan dengan manusia. Mereka memiliki kekuatan sihir yang luar biasa, mengendalikan alam dan dunia di sekitar mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, orang-orang mulai takut akan kekuatan mereka. Banyak yang dikejar, dianiaya, bahkan diusir dari tempat tinggal mereka."

Witch In BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang