☆.。.:* start .。.:*☆
Dengan perasaan khawatir, Azka kembali ke tempat Hansara tadi, berharap gadis itu sudah pulang.
Sialnya, ia malah menemukan sang gadis yang ketakutan tapi seperti sedang ditolong oleh remaja yang tak asing dilihatnya.
Seorang lelaki sedang beranacang-ancang untuk memukul bahu belakang David dengan kayu, Azka dengan cepat menggagalkan aksi itu.
Azka mengehela nafas, "kenapa belum pulang, Hansara?" tanya Azka menghampiri Hansara meninggalkan reaksi tak terima karena diabaikan dari David yang sudah menolong Hanasara tadi.
David hanya terdiam, malas untuk berbicara, "Aku sulit pulang karena berandal-berandal itu, untung saja ada dia yang membantuku," jawab Hansara malu-malu dan sedikit berbisik kepada Azka.
Azka tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya. Ia berfikir, jika dimilikinya sulit, maka menjadikannya adik tak menjadi masalah, kan? Hansara terlalu menggemaskan dimatanya.
"Pulang , ya? Ada kami yang akan menjaga mu," pinta Azka dengan lembut. Ia lalu mengode David agar menjaga Hansara sampai jemputannya datang, sisanya dia yang urus.
─━━━━ ⋆ · · ❅ · · ⋆ ━━━━─
Mobil jemputan pun datang, dengan perhatian David membukakan pintu belakang mobil dan mempersilahkan Hansara untuk masuk. Lagi, Hanasara dibuat terbang olehnya.
Sebelum pintu benar-benar tertutup, David lebih dulu memberikan kartu namanya kepada Hansara, "jika tidak keberatan, bolehkah kita bertemu kembali disenja esok hari?" tanya David.
Sembari menggenggam kartu nama pemberian David, Hansara lantas meng-iyakan.
Dan pada hari itu, lengkap sudah kebahagiaan Hansara, dengan senja sabagai saksi pertemuan mereka.
Maka ia menetapkan bahwa senja adalah waktu yang paling berharga dan akan selalu mengenangnya sampai tua.
Tapi... sayangnya itu hanyalah halusinasi belaka dari Hansara sebelum menemui ajalnya, dia tak terselamatkan saat didekati oleh para berandal itu.
Dirinya dibekap dan dibawa pergi secepat mungkin menghindari kejaran Azka yang terlambat mengetahui dan teman-teman David.
Hansara berharap semoga apa yang ia harapkan adalah kejadian nyata, namun sayangnya itu hanyalah sebuah mimpi sebelum benar-benar tertidur selamanya.
Keadaannya sangat mengenaskan, kepala yang berdarah, hidung yang mimisan, rambut yang berantakan serta buku catatan miliknya yang ikut terkena cipratan darah.
Ia sendirian ditengah hutan yang begitu lebat, hanya ada bulan yang menemani dengan cahaya temaramnya. Ntah apa salah Hansara yang pasti dia adalah korban kekerasan.
Dengan perlahan Hansara memejamkan matanya, membawa semua angan-angannya yang tak lagi bisa diwujudkan. Dan pada akhirnya, ia tertidur untuk selamanya.
Selamat tidur, senjaku.
☆.。.:* ending .。.:*☆
yo guys akhirnya tamat juga, makasi udah mampirr.
lop lop sekebon buat kaliaann...
so yeah, it's me
see you
KAMU SEDANG MEMBACA
Saksi Bisu Pertemuan Kita✔️ [TAMAT]
Kurzgeschichten"Selamat tidur, senja ku." dari tugas bahasa Indonesia yang ngeharusin bikin cerpen, sampe diupload di sw guru favorite, and then memutuskan buat up disini, berbagi kebahagiaan dari sebuah karya. enjoy all^^