3.

6.3K 446 8
                                    

Haechan menggunakan pakaian yang diberikan Jaemin padanya, tidak pernah jauh dari penyamaran menjadi perempuan. Haechan menggunakan wig rambut hitam panjang dan gaun berwarna merah, ia bahkan menggunakan make up untuk ini. Penyamarannya adalah untuk menjadi kekasih Jaemin, berjalan disampingnya dengan anggun dan mendampinginya kemanapun. 

Hari ini akan ada acara pembukaan serta pertemuan bulanan pengusaha internasional, acara tertutup yang selalu menjadi ajang pamer kesuksesan jika kata Haechan. Ia memakai high heels yang diberikan Jaemin lalu melihat penampilannya sendiri di cermin, oh astaga Haechan sangat bersyukur bertemu dengan Jaemin ia merasa seperti boneka lama yang berhasil dipoles dengan baik. Tak ada satupun bekas luka di tubuh Haechan meskipun ia selalu mendapatkannya. 

Haechan melangkah keluar dari kamar hotelnya menuju ke kamar milik Jaemin untuk menjemputnya seperti biasa, ia lihat Jaemin dan Jeno sudah siap di dalam kamar. 

"Pretty as always," Haechan membiarkan Jaemin meraih tangan kanannya lalu mengecup punggung tangannya, hal itu tak membuat Haechan tersipu malu layaknya orang lain yang pasti sudah senang dan malu-malu jika diperlakukan seperti itu oleh Jaemin. Tapi ini adalah hal yang biasa untuknya.

"Terimakasih Tuan," ujarnya. 

Jeno mendorong kursi roda Jaemin sedangkan Haechan berjalan disamping mereka berdua dengan tenang, selama acara ini Haechan tidak diperbolehkan mengobrol atau membuka suara sedikitpun jika tidak berbicara dengan Jaemin atau Jeno, selain itu dia hanya diperbolehkan tersenyum menanggapi orang lain.

Aula gedung tempat acara mereka hari ini sangat besar, dengan warna dominan putih dan emas membuat nuansa tempat tersebut terlihat sangat megah, interiornya juga, Haechan sempat terkagum beberapa saat insting kucingnya tidak bisa ditahan namun hanya beberapa saat karena Jeno menepuk pundaknya.

"Pergilah kesana, duduk dan perhatikan targetmu." Jeno memberikan perintah, kepala Haechan mengangguk pelan kemudian ia pergi ke meja kosong untuk duduk dikursi empuk dan menikmati hidangan pembuka yang diberikan, matanya menyusuri semua orang yang ada disana, pendengarannya jadi berkurang karena tertutup wig, rasanya tidak enak tapi Haechan bisa apa? 

Setelah beberapa waktu mengawasi, ia berhasil menemukan targetnya, William Scourch. Pria usia 40 tahun, pengusaha yang berhasil mencapai puncak tertinggi setelah berhasil menemukan tambang baru. 

"Aku menemukan target," ujar Haechan. 

"Awasi dan ikuti jika dia keluar," 

Haechan berdiri dari tempatnya dan mengikis jarak yang mulai jauh agar tidak kehilangan William, ia mengambil satu gelas wine dan membawanya, tentu dia tidak meminum wine itu sungguhan, hanya pura-pura. 

Acara dimulai, Haechan menatap sejenak ke arah pembawa acara sambil sesekali melirik ke arah William yang terlihat ikut menatap ke arah pembawa acara. Acara ini direncanakan akan berlangsung lama, tapi sesuai informasi William akan pergi setelah menerima penghargaan dan hadiah dari perkumpulan itu. 

"Sesuai perjanjian, lakukan rencana A, tanpa menggunakan rencana B. Aku tidak suka,"  ujar Jaemin. 

Setelah itu Haechan mengikuti William secara diam-diam, melewati lorong ia sengaja melepaskan sepatu heels-nya untuk mengurangi suara yang ia timbulkan. Haechan berbalik, memotong jalan untuk menuju ke parkiran dan tak lama William di cegat oleh salah satu pelayan yang mengembalikan barang milik William yang ditemukan pelayan muda itu. 

William berterimakasih pada pelayan tersebut, ia bahkan tidak sadar kalau jam tangan pemberian Ibunya itu lepas dari tangannya, ia merasa lega. 

"Tip untukmu," William tanpa ragu memberikan seluruh uang cash yang ada di dompetnya dan memberikannya pada pelayan itu, harga jam ini tidak sebanding dengan apapun. 

Rendezvous (Nahyuck) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang