Akhirnya kita berjumpa lagii!
Hello everyone, this is my birthday.🎉
Di ulang tahunku yang 17 aku buat cerita 'Sama tapi Berbeda' dan tepat hari ini ulang tahunku yang ke 20 aku buat cerita 'Repair'.
Ternyata waktu berlalu secepat itu, ya?
Semoga karyaku lebih baik lagi di sini.
🩹 Happy Reading 🩹
"Setiap luka yang diobati akan terasa sangat menyakitkan."
~Repair~
Seorang wanita dengan pakaian formalnya berjalan cepat menyusuri koridor rumah sakit. Tampilannya memang terlihat rapi, tapi jika diperhatikan wajahnya tampak lelah. Hari ini ia rela meninggalkan rapat penting di perusahaan setelah mendapat kabar bahwa putranya telah sadar dari koma selama lebih dari tiga minggu.
Ia semakin mempercepat langkahnya saat melihat seorang dokter keluar dari ruangan tersebut.
"Dokter, gimana keadaan anak saya?" tanya Siska. Raut wajahnya jelas menunjukkan bahwa ia sangat khawatir.
"Kondisinya mulai stabil, Ibu bisa coba ajak dia bicara pelan-pelan." Setelah itu dokter tersebut pergi dan membiarkan Siska masuk untuk menemui putranya.
Pemandangan yang Siska lihat pertama kali adalah Alvin yang berusaha mendudukkan dirinya. Wanita itu segera meletakkan tas yang dibawanya dan membantu putranya.
Hening, tak ada yang bicara.
Siska terus menatap putranya, berkali-kali ia mengucapkan rasa syukur di dalam hatinya. Air matanya kini tak terbendung lagi.
Wanita itu memeluk putranya seraya berkata, "Alvin, Mama minta maaf."
Ya, sebuah pelukan yang dulu hampir Alvin anggap mustahil kini ia dapatkan.
Kata maaf terus Siska lontarkan, meski semua orang pun tahu bahwa sebanyak apa pun kata maaf itu tidak akan mengubah apa pun.
Alvin tetap diam, ia merasa asing sekaligus hangat di pelukan Siska, seolah itu adalah hal baru baginya.
Setelah melepaskan pelukannya, Siska duduk. Ia mengusap air matanya, lalu tersenyum.
"Mama nggak akan paksa Alvin buat maafin Mama sekarang, yang pasti Mama janji nggak akan ngelakuin apa yang Mama lakuin dulu. Mama mau perbaiki semua kesalahan Mama," tutur Siska bersungguh-sungguh.
"Mama?" Akhirnya remaja laki-laki itu mengeluarkan sebuah suara yang dibalas anggukan dan senyuman hangat dari Siska.
Mata Alvin tak lepas dari wajah wanita yang sedang mengajaknya bicara. Ia memperhatikan setiap detail wajahnya.
Tangan cowok itu bergerak menunjuk ke arah Siska, lalu ke arah dirinya sendiri.
"Mama aku?"
Sebuah pertanyaan itu berhasil membuat senyuman di bibir Siska memudar. Tak cukup sampai di situ, sebuah kalimat lagi berhasil membuat Siska tercekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
REPAIR
Teen FictionNext story from 'Sama tapi Berbeda.' Ada luka yang harus diobati. Ada rasa sakit yang harus dibayar. Ada air mata yang harus dihapuskan. Juga ... ada ribuan kata maaf yang harus disampaikan. Nyatanya, semesta seolah tak mengizinkannya bahagia dengan...