2. New home for new pasutri

0 0 0
                                    

Hay, Hay, Hay!!!!
Mi.ay disini
Jangan
Lupa
Vote
Komen
Like
Follow
Dan...
                Happy reading

Rumah berlantai tiga itu kini benar benar terpampang nyata dihadapannya bahkan rumah ini lebih besar dari rumah kedua orang tuanya.

Sejak keluar dari  mobil gadis bercadar itu tak henti-hentinya berdecak kagum.

"Masyaallah."

"Cih norak." Arcel memutar bola matanya malas melihat tingkah laku istrinya yang seperti orang yang baru keluar dari goa.

Tanpa menunggu lama keduanya masuk kedalam rumah dan sudah di sambut beberapa maid yang berjejer menyambut kedatangan tuan rumah.

"Selamat datang nyonya dan tuan," ucap mereka berbarengan dan hanya Lisa tanggapi dengan senyuman hingga matanya menyipit membuat mereka tau bahwa ia sedang tersenyum.

Langkah kakinya terus mengikuti kemana perginya sang suami hingga tepat di hadapan pintu berwarna coklat tiba-tiba Arcel berhenti melangkah membuat Lisa yang tidak fokus karena terlalu kagum dengan interior ruangan pun berakhir menabrak punggung keras Arcel.

"Jangan ikuti saya, saya tidak mau satu kamar dengan teroris."

"Ajegile dikatain teroris dong," gerutunya pelan.

"Jadi istrimu ini harus tidur dimana zauji?"

"Terserah saya tidak peduli kamu mau tidur dimana," ucapnya acuh sebelum memasuki kamar dan menutup pintu dengan kasar .

"Oh gitu... Gak papa demi popoknya Marcel yang belum diganti. Liat aja pembalasan seorang Lisa
Awas aja." Gerutunya berlalu membawa kekesalan yang kian menumpuk.

Pada akhirnya Lisa lagi-lagi mengalah gadis bercadar itu memilih tidur dikamar tamu.
Ia mulai berbenah menaruh baju-bajunya kedalam lemari setelahnya ia membersihkan diri dari keringat yang terasa lengket sekaligus mengambil wudhu karena sudah memasuki waktu shalat ashar.

Bingung? tentu disini Lisa pengangguran mau masak sudah ada yang mengerjakan, mau membersihkan rumah apalagi.
Dan disinilah ia berakhir bermalas-malasan sambil berkomat-kamit  mengulang hafalan Al-Qur'an yang dirasa agak lupa.

Drrt...drrrt...

Dering ponsel mengalihkan atensinya, gadis itu menggapai ponselnya dengan malas sebelum duduk tegak mendapati nomor ibu mertuanyalah yang menghubungi.

" assalamualaikum mantu..."

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh ada apa mami?"

"Lisa Sibuk gak? Kalau nggak. bisa datang ke rumah? ada yang mau mami omongin" tanya suara diseberang telepon.

"Nggak mi, Lisa bisa kok datang lagi pula bosen juga di rumah gak ngapa-ngapain."

"Emang Arcel mana?"

"Kayaknya dia lagi ada  diruang kerja deh mi mungkin lagi banyak kerjaan," Sahut Lisa cepat tak ingin ibu mertuanya melontarkan banyak pertanyaan lagi.

"Oh... Kalau gitu mami tutup dulu ya nak  assalamualaikum."

Lisa mengangguk meski ia tahu ibu mertuanya tidak melihatnya
"Iya, wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Lisa melihat pada jam dinding di kamarnya yang menunjukkan pukul 16:09 sore.

Masih sempat pikirnya.
Gadis bercadar itu pun lekas bersiap-siap  untuk pergi tak perlu waktu yang lama karena ia tidak memakai make up.

"Tas udah, hp udah, kunci...
Oh iya di laci meja," gumamnya menepuk jidat yang tertutup kain
Kemudian kembali memasuki kamar kembali.
 
Setelah kembali mengecek ulang barang bawaannya ternyata ada satu lagi yang kurang , izin. Ya dia belum meminta izin dengan zauji-nya.

Aku + kamu = Kita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang