3.

6 4 0
                                    

Seharian Rena membuka lalu menutup kembali layar kolom pesan di aplikasi ponselnya. Seakan sedang menunggu pesan seseorang.

Begitu seterusnya hingga tak terasa hari sudah menjelang malam.

Tak ada pesan apapun dari Hyunjin.

"Beginikah rasanya di php? Kalau tau begini aku tidak akan memberikan nomorku padanya, huft!"

Rena kesal. Tapi untuk apa juga dirinya sampai harus menunggu pesan dari pemuda yang bahkan bukan kekasih-

Kekasih?

Ah, setelah dipikir-pikir mana mungkin pemuda seperti Hyunjin itu tidak memiliki kekasih, bukan?

Sudah tampan, tinggi, baik pula...

Sementara dia hanya seorang gadis-

"Hahaha, benar juga" Dia kan hanya anak ayam diantara para angsa.

Berakhir Rena meninggalkan ponselnya disamping sembari dicas dan memilih untuk tidur.

Tanpa menyadari bahwa sebuah pesan muncul pada layar ponselnya yang berasal dari nama 'Hwang Hyunjin'.

____________________

Hwang Hyunjin
Hai... maaf menganggu malam-malam
Aku tidak tau bagaimana harus menamai nomormu

Apa aku boleh tau namamu?
21.56

____________________

Benar juga...
Pemuda itu belum mengetahui namanya.

-----

Hari ini Rena benar-benar full day menyiapkan untuk acara pameran kampus.

Bahkan ia pun belum sempat mengecek kembali ponselnya yang memang jarang ia gunakan.

"Rena, tolong bawakan papan-papan itu kemari ya" Pinta salah seorang panitia disana sembari menunjuk kearah papan-papannya berada.

Rena pun mengangguk dan langsung bergegas untuk membawakan papan yang diminta.

"Perlu bantuan?" Tanya Felix menawarkan diri saat melihat Rena kesulitan membawanya. Gadis itu tentu saja mengangguk senang sebab akhirnya ada yang mau membantunya.

Felix itu teman Rena yang memang hanya sebatas teman, tidak lebih hahaha...

Tentu saja karena Felix sudah mempunyai kekasih yaitu Hana, sahabat Rena.

Hubungan mereka masih berjalan setengah tahun namun Rena berharap agar hubungan sahabat-sahabatnya itu dapat berjalan selamanya.

Agar ia bisa mendapatkan salah satu buket bunga dari mereka, fufufu.

Ya sebenarnya Rena juga tidak bisa membohongi diri jika dulu sempat menyukai Felix. Bahkan sempat menangis sendirian di kamar hingga berjam-jam karena mendengar kabar bahwa Hana berpacaran dengan crush-nya.

Namun hal itu sudah lama berlalu. Sekarang ia tidak ingin merusak hubungan sahabat-sahabat yang disayanginya.

"Thanks, Lix" Ucap gadis itu setelah mereka sudah menaruh semua papannya di tempat yang seharusnya.

"No prob. Tell me if you need something, aku kesana dulu ya" Felix pun pergi meninggalkan Rena sembari melambaikan tangannya menjauh. Kini tinggal lah gadis itu sendiri.

"Ah, aku lupa menyalakan ponselku!" Buru-buru Rena mengaktifkan ponselnya setelah tadi sempat dimatikan karena panitia lain sedang latihan.

"Hm? Pesan ini-?!" Rena membulatkan mata dan reflek menutup mulut dengan tangan sangking terkejutnya.

Hyunjin benar-benar mengirimnya pesan!

____________________

[Kemarin]

Hwang Hyunjin
Hai... maaf menganggu malam-malam
Aku tidak tau bagaimana harus menamai nomormu

Apa aku boleh tau namamu?
21.56

[Hari ini]

Hai boleh kok (^-^)! Namaku Yang Rena |
Salam kenal ya |

Maaf juga baru membalas pesanmu... T ^ T |
Aku tidak bisa membuka ponselku seharian ini |
17.23

____________________

Rena merasa lega setidaknya ia dapat membalas pesan itu dengan baik meski rentang waktu untuk membalas pesannya sudah begitu jauh.

Ia masih termenung tentang kenapa pria ini benar-benar mau mengirim pesan padanya? Apakah...-

'Ah, kau jangan berpikir seperti itu dulu, Rena! Bisa saja dia termasuk para kaum buaya darat!' Pikirnya, berusaha menepis hal-hal yang membuat hatinya berdegup tak karuan.

Rena tidak tau saja bila Hyunjin memang dengan senang hati ingin mengirimnya pesan. Bahkan kemarin pria itu terus memikirkan apa yang harus ia ketik untuk memulai percakapan mereka.

-----

[ Bonus Chapter ]

Hyunjin begitu senang karena telah berhasil mendapatkan nomor Rena siang tadi. Sangking senangnya bahkan ia melupakan untuk menanyakan dulu nama gadis itu.

Mengapa dia lupa? Karena Hyunjin hanya meminta Rena untuk menuliskan nomor itu pada telapak tangannya.

Membayangkan saat melihat wajahnya siang tadi yang begitu dekat membuat Hyunjin tanpa sadar ikut menarik sudut bibirnya, tersenyum.

Gadis itu... sangat manis.

Terutama mata bulat yang cantik serta senyumnya sangat riang dan hangat.

Pipinya yang chubby juga membuat Hyunjin semakin merasa gemas padanya.

"Ah, aku pasti sudah gila" Benar, sepertinya dia memang sudah tergila-gila pada gadis itu.

"Tapi... bagaimana aku memulainya?" Ia melihat ponsel yang digenggamnya menampilkan halaman pesan pribadi dia dengan Rena yang masih kosong.

Sembari memikirkan awal percakapannya, terbesit hal lain yang ingin ia lakukan karena merasa penasaran.

Foto profil Rena ternyata foto selfienya. Dengan pipi yang menggembung serta bibir yang mengerucut lucu.

Tanpa menunggu lama Hyunjin langsung men-screenshot dan menyimpannya di galeri ponsel. Sebuah kenang-kenangan jika sewaktu-waktu foto profil gadis itu sudah berganti.

Setelah lama memikirkannya sembari berguling-guling di tempat tidur, akhirnya ia menemukan sebuah ide untuk memulai percakapan mereka.

Dengan menanyakan namanya.

-----

TBC

Sweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang