*flashback
Hingar bingar suatu tempat yang bisa disebut Bar ini membuat gadis cantik dengan rambut panjang bergelombang itu kian betah. Namun Fira ditempat ini tidak pernah meminum apa yang dilarang oleh Agamanya. Ia kerap kali memesan orange jus atau sparkling water. Ia disini hanya menemani Sahabatnya yang muak dengan masalah dirumah.
perempuan yang dikenal dengan nama Fira itu kerap melihat sekeliling karena makin banyak orang yang datang malam ini. Fira sudah 20 menit duduk disini. sesekali ia memandang wajah sahabatnya itu. Ia kasihan dengan Zura, anak tunggal yang selalu menjadi penonton setia pertengkaran orang tuanya.
"Fira, handphone lo nyala tuh" Zura dengan sengaja menepuk bahu sahabatnya itu.
"angkat dulu ih kalau penting gimana, dodol. Abang lo nih yang nelpon" lagi-lagi Zura menyuruhnya untuk mengangkat gawainya tersebut
"biarin aja, paling juga nyuruh gue pulang" Fira melirik handphonenya sebentar lalu kembali melihat Disk jokey diatas panggung
diwaktu yang sama Zura dengan cepat menghampiri sumber musik itu karena lagu kesukaannya dan meliuk-liukan badan. Selama ini Fira hanya melihat sahabatnya itu berjoget dan tidak ada niat untuk mengikuti apapun yang Zura lakukan didepan sana
Fira menatap malas handphone "paling juga Bang Fahri nyuruh gue pulang." Itu sudah menjadi kebiasaan ketika jam sudah menunjukan pukul 9 lewat. Selang beberapa menit handphone Fira dibanjiri oleh pesan dari Abangnya. Heran itulah yang sekarang ia rasakan
Abang Fahri🐣
*pulang Fira, Ayah dibawa kerumah sakit.
*jangan sampai kamu menyesal, Dek!!!
*Bunda sama Kak Caca bawa Ayah kerumah sakit umum
*Abang sebentar lagi penerbangan ke Maroko, jaga Bunda dulu Fi.
*langsung saja keruang ICU kalau udah nyampeSeketika nyawa Fira serasa dicabut detik itu juga. Ia paling lemah kalau sudah menyangkut Ayahnya. Tanpa berkata Fira mengambil tas dan berlari menuju parkiran mobil. Ia bahkan lupa membalas pesan Abangnya dan pamit ke Zura.
Mobil Brio abu-abu melaju cepat menuju Rumah Sakit. Sesekali ia menyalip mobil. Dengan tangan yang dingin dan wajah pucat ia terus berdoa semoga Ayahnya baik -baik saja, karena dirumah tadi Ayahnya sehat bahkan sedang bercanda dengan Bundanya, Diruang tv.
Didepan ruangan putih itu Bundanya duduk ditemani Isteri Abangnya ,menunggu Ayahnya yang sedang menjalankan perawatan didalam ruang ICU.
"Bunda" rasa bersalah semakin mendominasi ketika melihat wajah Shara Bundanya berlinang air mata. Caca bergeser posisi karena calon Adik Iparnya ini terlihat sangat rapuh. Dengan cepat Fira memeluk tubuh Bundanya. Ia meraung karna takut Ayahnya tidak sembuh.
Shara mencium bau Rokok dirambut sang Anak "Kamu habis dari tempat itu Fia?" tanya Shara datar.
Fira diam tidak berani menjawab.
"jawab Bunda Fia" tekan Shara menekan bahu Fira
"iya Bunda, Fira nemenin Zura aja, nggak minum"
Entah keberanian dari mana Kalimat jujur yang ia katakan membuat Bundanya mundur kebelakang
Shara menatap Fira dengan penuh kekecewaan. "kamu bohong sama Ayah dan Bunda, kamu tadi pamit hanya ingin ke Caffe tapi kenapa tujuannya beda Fira apa kamu sadar sudah beratus-ratus kali Bunda bilang jangan ketempat itu! Bunda benar-benar kecewa sama kamu" dengan cepat Shara mendorong bahu Fira
Fira bersimpuh dikaki Shara "Fira benar-benar minta maaf Bunda. Fira tahu, Fira salah udah bohong sama kalian tapi Fira nggak minum, Fira cuma duduk aja."
"kalau mau jadi anak berandalan, tinggal dijalan saja jangan dirumah. Sampai berapa kali lagi kamu membuat Kami kecewa Fi. Bunda ternyata salah selama ini mendidik kamu, Bunda merasa jadi orangtua gagal sekarang" Sesal Shara pilu
"Bunda sudah, Fira juga lagi terguncang Karena Ayah, kita diskusikan nanti saja ya Bunda?" ucap Caca yang sedang berbadan dua itu menenangkan mertuanya. Shara dengan seksama memeluk Caca.
"jangan sampai Ayah dan Abang tahu masalah ini" Ucap Shara lagi-lagi menyeka air matanya.
Fira merasa jadi anak tidak tahu diuntung sekarang. Sudah diberikan keluarga yang harmonis dan selalu berusaha mengabulkan apapun permintaannya namun tetap saja ia membohongi orangtuanya itu.
Dalam hatinya sedang bergemuruh ia takut Allah mengambil Ayahnya karena ingin menghukumannya. Setelah hampir satu jam Akhirnya salah satu Dokter yang menangani Ayahnya keluar. Fira memperhatikan name tag di jas putih yang dikenakan Dokter itu dengan terkejut.
Dafa Abrisham Kalandra. Nama yang ingin Fira buang dari ingatan nya, Fira menatap intense Dafa dan berjalan mundur dengan pelan
Dafa yang sedang menjelaskan pemeriksaan Ayahnya kepada Shara dan Caca tidak akan sadar bahwa dibelakangnya ada seorang perempuan yang ia kenali. Dari penjelasan Dafa, Ayahnya akan diOperasi pemasangan ring jantung betapa lebih bergetar tubuh Fira mendengar itu semua. Namun anehnya Bunda tidak kaget dengan penjelasan tersebut.
