Gelap

0 0 0
                                    

Gelap hanya gelap yang ku rasakan. Aku menangis tapi tidak ada airmata yang mengalir. Sudah lama aku menangis tapi tak ada cahaya sedikit pun di mana pun. Aku merasa bahwa hidup selama ini hanyalah sia-sia. Aku merasa selama aku berpacaran dengan ayu aku hanya menghabiskan waktu. Aku menangis sambil merenung.

Tak lama.....

"Nak" ucap seseorang.

Ada suara yang ku dengar tetapi aku tak melihat satupun orang di sekitar ku gelap masih menyelimuti ku.

"Nak itukah kamu?" Tanya seseorang itu.

"Kamu siapa? Dan kamu di mana? Aku tidak bisa melihat mu!" Aku bertanya dan berterimakasih frustasi.

"Jika kamu adalah Bagas anak ku pejamkan mata sejenak lalu lihat lah ke depan" perintah seseorang.

Aku pun mengikuti keinginan nya dan betapa kagetnya aku.

" A... Ayah? Apakah itu ayah?" Tanya ku.
"Iya nak ini aku kamu kenapa bisa sampai ke sini?" Tanya ayah Bagas.
"Aku pun tak tau yah, tolong keluar kan aku dari sini ayah" kata ku sambil bingung.
"Kamu cuma tersesat saat ini tapi kamu akan pulang saat waktu nya tiba. Ayoo ikuti ayah ibu sudah menunggu di rumah" ajak ayah Bagas.

" Benar begitu ayah aku sudah lama tidak bertemu dengan kalian. Rasa kangen ku akhirnya terbayar kan" ucapku sambil menangis terharu.

" Sudah jangan menangis ayo kita senang senang di sini ibu juga sudah menunggu mu di rumah" ajak ayah sekalia lagi.

"Iya yah ayoo" jawab ku.

Tak lama aku dan ayah sampai di rumah dan di sana ada seorang wanita yang baru sudah memasak dan menata meja makan. Wanita cantik itu memanggil ayah yang baru datang.

"Ayah ayoo kita makan" kata wanita itu.

"Iya buu sebentar lagi nungguin Bagas nih Bu.." jawab ayah.

"Apa ada Bagas yah?" Ibu bertanya dan langsung menghampiri Bagas.

Aku dan ibu pun bertemu dengan tangisan haru kami berpelukan sambil melepas rindu yang sudah lama di rasa. Tak lama kami langsung makan bersama di ruang makan. Kami tertawa gembira dan saling menukar cerita. Sore itu kami habiskan dengan makan bersama.

Malam pun tiba...

Aku, ibu dan ayah menonton bersama di ruang keluarga. Kami tertawa gembira dengan lawakan acara TV yang di stel. Saat itu ayah pun tiba tiba berkata...

" Nak ayah mau mengatakan sesuatu sebelum terlambat" kata ayah Bagas.

" Mau mengatakan apa yah?" Tanya ku.

"Sebenarnya ada yang ayah tinggal kan di rumah dan itu bisa kamu manfaat kan karena dulu ayah menyisihkan itu khusus untuk dan ayah sudah tau kalo ayah dan ibu tidak akan lama hidup" jelas ayah Bagas.

"Aku tidak memikirkan itu yah, kan sekarang kita sudah bersama aku ingin selamanya bersama kalian. Karena semua orang di sana jahat semua yah. Emang aku laki laki tapi aku juga manusia biasa yah" kata ku.

"Hey nak kamu jangan berkata seperti itu ada orang yang menunggu mu dia masih setia kepada mu!" Kata ayah Bagas tegas.

"Aku tak mau yah.." kata ku.

"Sudah lah ini saat nya kamu untuk pulang.." kata ayah Bagas.

"Tidak aku masih mau di sini! Di sini ada ayah dan ibuu yang menemani ku !" Kata ku tegas.

Selama itu aku perlahan di tarik dan menjauh dari orang tua ku. Aku tak tau apa yang membuat ku di tarik.

Tiba tiba
.
.
.
.
.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

i want to for get itTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang