🥀Elf

109 17 5
                                    


Cekidot!

Di sisi lain Lussy dan Sebastian tengah melewati jalan berliku dengan banyaknya kerikil yang menyusahkan jalan mereka.

Subuh sekitar jam 5 Lussy sudah bawel menagih perihal janji Sebastian semalam. Bahwa lelaki itu akan membelikannya anggur banyak-banyak sebelum mereka meninggalkan Desa ini.

"Beneran ini jalannya?" Ujar Sebastian untuk kesekian kalinya. Dirinya di buat beberapa kali jadi bahan tumpuan Lussy melangkah.

"Nanya sekali lagi kamu dapet piring cantik"

"Entar nyasar lagi kaya kamu kemarin"

Lussy mencibir. "Sumpah aku masih inget jalannya ko"

"Lagian bisa-bisanya malah keenakan nyasar di kebun orang. Yang lain panik cari kamu sampe aku, Kenzo sama Saveri harus masuk hutan. Eh, yang di carinya malah asik maling anggur"

Membuat kedua pipi Lussy bersemu. "Lagian suruh siapa anggurnya gede sama manis-manis, aku kan jadi khilaf"

"Bukan khilaf tapi doyan yang ada!"

"Berisik. Kita udah sampe"

Sebastian menoleh ke sekitar dengan keadaan yang masih sepi. Tentu saja ini masih sangat pagi dan warga mungkin masih tidur. "Liat-liat! Di sana kebun anggurnya. Tuh, kan udah ada Pak Erwin juga di sana. Yuk, kita langsung ke--"

Tidak sempat berlari kecil karena Sebastian sudah menahan lengannya lebih dulu. Lussy menoleh dan mendapati Sebastian tengah menempelkan jari telunjuknya di bibir.

Menyuruh untuk diam.

"Jadi total anaknya berapa, Pak?"

"To,to,totalnya sembilan or,orang. Cantik dan ga,ganteng-ganteng anaknya"

"Oh, kasihan banget ya, Pak.. niatnya ingin liburan enak malah mendapatkan hal tidak akan mereka duga-duga hihihi"

"Ya,ma,mau, bagaimana lagi. Ki,kita membutuhkan me,mereka di Desa ,in,ini untuk kesejahteraan de,desa ko,ko,kobop untuk ke,ke depannya"

"Tanggal berapa perkiraannya, Pak?"

"Ti,tidak tahu. Se,se,setiap tahun kan se,selalu be,be,berbeda"

"Ibu jadi gak sabar hehehe"

Tentang pembicaraan yang membuat Sebastian dan Lussy saling membagi atensi satu sama lain. Tampa komando mereka memundurkan langkahnya dan berlari dari sana.

Dan sepasang suami istri itu melihat kepergian mereka saling membagi atensi kemudian tertawa keras.

"AHAHAHAHAHAH.. Ternyata mereka dengar, Pak.."

"A,anak lucu seperti mereka bi,biasanya enak-enak"

°•🥀•°

Tapi mereka langsung menghela nafas lega saat tahu jika orang itu ternyata Pak Mudin.

"Bapak ini ngagetin aja. Mana ngacungin golok lagi" Ujar Kintan yang tengah mengelus dada.

Seketika pria baya itu baru menyadari. "O-oh maaf, golok ini saya pake tadi untuk keperluan"

"Sepagi ini?"

Beliau menyahutnya dengan senyum tipis.

"Kalian sendiri akan kemana? Membawa tas dan koper lagi?"

"Oh, kami akan pulang Pak.." Jawaban Saveri membuat dahi Pak Mudin mengkerut.

SacrificiöTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang