Dokter keluar dari ruang pemeriksaan dengan raut wajah bingung, karena ada keanehan yang terjadi pada Abri yang selama ini belum pernah terjadi dalam dunia medis.
"Dok, bagaimana keadaan teman kami?" tanya Gendra yang spontan berdiri ketika melihat dokter keluar.
"Tidak ada detak jantung pada teman kalian."
"Maksudnya dia meninggal, Dok!?" Sela Catra.
"Kami juga tidak tahu, tapi dia masih bernapas," sambung dokter.
"Lah kok bisa?" decit Dalvin.
"Saya sendiri juga bingung," sahut Dokter.
Rasa bingung campur aduk dipikiran mereka berenam. Anka melenggang masuk ke ruangan Abri begitu saja, karena rasa penasaran yang tidak bisa ia tahan.
Namun, di dalam Anka benar-benar melihat mesin EKG yang bergaris lurus, menandakan tidak ada detak jantung sama sekali. Ia mendekatkan telunjuknya ke bawah lubang hidung Abri. Yang benar saja, ia benar-benar merasakan hembusan napas dari Abri.
"Bagaimana bisa manusia bernapas, tetapi jantungnya tidak berdetak," umpat Anka yang terdiam menatap tubuh Abri yang terbaring. "Kecuali dia-"
"Ka, gimana?"
Mereka menyusul Anka yang ada di dalam sendirian. Anka hanya terdiam, karena disini ia juga bingung ada apa dengan Abri. Otaknya belum bisa mencerna kejadian ini.
Dalvin mendengar ponsel berdering dari dalam saku celana Abri. Ia pun merogoh saku Abri untuk mengambil ponsel itu. Di layar ponsel tertera nama Vyo.
"Siapa yang telpon, Dal?" tanya Rendra.
"Vyo," jawab Dalvin.
Nada dering itu berhenti dengan sendirinya, tidak lama kemudian ada notifikasi chat masuk.
"Culun, lu kerjain tugas kita atau lu bakal babak belur kayak tadi." Chat itu berisi ancaman buat Abri.
Catra merebut ponsel Abri dari Dalvin, dan langsung menelepon Vyo.
"Tra, lu mau ngapain?"
"Hei bangsat, temuin gua sekarang di tempat yang gua share loc," pinta Catra secara langsung ketika Vyo mengangkat telponnya.
"Tra, Lo mau kemana?" tanya Gendra.
"Sebaiknya lo jangan gegabah deh," usul Gavin.
"Lo jangan aneh-aneh deh, mampus baru tau rasa lo," cegah Anka untuk kesekian kali.
Catra sama sekali tidak mempedulikan ucapan dari teman-temannya, dan langsung pergi begitu saja. Ia menunggu kedatangan Vyo di tempat yang ia share loc tadi, yaitu sebuah gudang kosong di tengah-tengah kebun.
Suara gesekan pintu yang rapuh terbuka terdengar keras, Catra menoleh ketika terdapat langkah kaki memasuki gudang.
"Hei, lo yang nyuruh gua kesini?" teriak seorang pria yang tidak lain adalah Vyo bersama kedua temannya.
Catra berjalan mendekati Vyo dengan senyuman smirk.
"Kalau iya kenapa? Anda keberatan?" tantang Catra dengan menatap lurus mata Vyo.
"Eh, ternyata murid baru itu. Belagu amat lo, mental lo sekuat apa? Sendirian lagi," caci Leo.
"Udahlah nggak usah sok-sokan ngebela Abri si anak culun itu, atau lo bakal sold out dari muka bumi ini." Reno menepuk pundak Catra bersama ejekannya tadi.
Catra menatap bagian tubuh yang dipegang Reno tadi, dan menyapunya dengan tangan seakan-akan terdapat debu. Dengan tenang ia mengunyah permen karet sambil menatap mata Vyo tanpa mengalihkannya sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK TRICK // ENHYPEN
FantasiaDISCLAIMER ⛔ CERITA INI HANYA DI TULIS DI WATTPAD, TIDAK ADA DI APLIKASI MANA PUN⛔ DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN ❗❗ DIANTARA 7 ORANG YANG SATU CIRCLE HANYA ADA 1 ORANG YANG MENJADI VAMPIR. TETAPI, TIDAK ADA SATUPUN YANG MENGETAHUI SIAPA V...