05 Desember 2022 16.29 WIB
Maka yang kemudian menyusul adalah, bahwa dalam ruang di rumah yang sama telah berkumpul para penawar berpakaian bagus dan rapih. Mereka dengan siaga menawarkan bir yang berbau karat, senista sepi dan impian. Menggoda. Merayu. Meratu.
Dan dengan tega ku ludahi setiap gelas keramik milik para penawar. Termasuk milikmu, Nisa. Keramik itu tentu sirna, ikrar pecah tak pernah ranum.
- Ini merupakan kutipan dari "Kisah Seorang Pemuda Yang Sibuk Hidup di Masa Lalu".
Kabarnya, hari ini sang pemuda sedang menuju mati dengan sesal yang terus merongrong.
KAMU SEDANG MEMBACA
NISA : Sebuah Kata yang Tak Terbata
Poesía"Nisa" adalah sebuah antologi puisi yang menggambarkan perjalanan kehidupan seorang pemuda dalam kompleksitasnya. Dalam setiap halaman, kata-kata meluncur seperti riak-riak air yang ruam, menggambarkan keberanian yang luluh, kelembutan yang rindu...