Chapter 4 - Satu syarat

302 29 10
                                    

[Pagi hari - Pukul 10.45]

Nunew terbangun dari tidurnya, badannya tak bisa bergerak bebas karna terdapat dua tangan yang masih memeluknya dari belakang, ia pun menoleh dan mendapati Zee yang sudah terbangun lebih dulu dan sedang memandanginya sembari tersenyum.

"Pagi manis~" Sapanya lembut.

Nunew tak bisa lepas dari pemandangan indah yang sedang ia lihat saat ini, seorang lelaki berwajah super tampan dengan rambut acak acakan sedang memeluknya dan menyapanya dengan senyuman paling manis yang pernah ia lihat.

"Adegan Drakor macam apa ini?!" Batinnya.

Jantung Nunew serasa akan meledak, ia harus segera menyembunyikan wajah merahnya, dengan spontan Nunew mendorong tubuh Zee sekuat tenaga hingga laki-laki malang itu terjatuh dari sofa.

"Aaawww!!!"

Zee meringis sambil memegangi kakinya.

"Masih pagi kok udah kasar gitu sih?!"

"Itu salah kamu sendiri!"

Nunew segera duduk dan mencoba menenangkan hatinya agar tidak bereaksi berlebihan. Ia kemudian melihat ke arah jam dinding diruangan tersebut, dan betapa kagetnya ia saat menyadari bahwa dirinya sudah melewatkan kelas pagi dan hampir saja terlambat untuk kelas berikutnya.

Nunew segera bangkit dari sofa dan bergegas pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap, meninggalkan Zee yang masih meratapi rasa sakit di kakinya.
.
.
.
.
.
.
.

(Beberapa menit kemudian)

"Aku mau ke kampus, kamu juga harus pergi sekarang." Ucap Nunew sembari menghampiri Zee yang sedang sibuk membuat sesuatu di dapurnya.

"Sini sini~ buka dulu mulut kamu, aaaaa~"

Bagaikan terhipnotis, Nunew segera menuruti perintah itu dan membiarkan Zee menyuapkan sepotong sandwich ke mulutnya. Nunew pun menggigit sandwich itu dan mengunyahnya.

"Gimana? Enak gak?"

Nunew menganggukan kepalanya.

"Kulkas kamu isinya sepi banget, jadi aku cuma bisa buat ini." Zee memberikan sisa potongan sandwich yang sudah digigit tadi kepada Nunew.

"Tapi kamu harus -"

"Iya... Iya... Nanti aku pergi, tapi kakiku masih belum bisa jalan normal, kasih aku waktu sampe sore, oke? Kamu duluan aja gih, kan lagi buru-buru."

"Tapii-"

"Ayolah, kamu gak kasian sama aku? Ini kan juga gara-gara tadi kamu dorong aku sampe jatuh dari sofa. Sakitnya makin berasa." Ucapnya sambil meringis dengan sengaja agar dikasihani.

Nunew tak kuasa menolak permintaan lelaki yang sudah membuatkannya sarapan dengan kaki yang sedang terluka itu, ia pun mengizinkan Zee untuk beristirahat di Kondo nya sementara waktu.

"Terserah deh, pokonya aku pulang nanti kamu harus udah gak ada disini. Jangan lupa kunci pintunya!"

"Terus kuncinya harus aku simpen dimana?"

"Pintunya pake kunci digital."

"Ouh, oke deh."

Nunew buru-buru mengenakan sepatu sambil menggigit sandwich dimulutnya dan segera pergi meninggalkan Kondonya menuju kampus.

"Hati hati dijalan ya manis~"

Zee tersenyum dan terus memandangi punggung Nunew yang semakin menjauh. Setelah anak lugu itu menghilang dari pandangannya, senyuman Zee perlahan memudar dan ekspresi wajahnya berubah menjadi lebih dingin dari sebelumnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfect Hunt ( ZeeNuNew )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang