Bu, hampir saja aku ingin menyerah. Aku ingin kabur dan berhenti bekerja. Iya, aku sedang ada masalah di sini. Aku masih mudah terhasud ego. Bu, aku belum mampu menjadi manusia sesabar ibu, setangguh ibu, sebagaimana pula bapak.
Bu, kepalaku rasanya penuh sekali. Aku rindu naungan hangat rumah. Ternyata, tidak ada tempat seindah rumah. Betapa kufur nikmat aku selama hidup di sana. Aku masih suka mengeluh, dan marah-marah tidak jelas. Tapi sekarang aku sedang menuju dewasa kan Bu? Aku sudah janji akan pulang membawa diriku yang baru, yang lebih manusiawi, tidak lagi berkelakuan sekehendak egoku, dan lebih bisa mengendalikan hawa napsuku. Bu, Pak, maafkan ananda ya untuk kesalahan yang aku buat ini. Maaf sudah mengingkari janji dengan kalian. Tapi, kemarin aku sungguh benar-benar lelah dan tidak mampu berpikir jernih. Do'akan saja semoga masalah ini bisa terselesaikan dengan baik.
Bu, aku ingin menyerah, tetapi aku ingat bagaimana bapak dan ibu tidak pernah menyerah dalam membesarkan kami; anak-anak kalian. Hujan, panas, bahkan sakit sekali pun usaha kalian tidak pernah mati. Sekalipun dipandang sebelah mata, diremehkan, dihina, semangat kalian tidak pernah padam. Lalu bagaimana mungkin aku bisa setega itu mengkhianati kasih sayang kalian dengan melarikan diri dari masalah?
Aku memang sempat berpikir untuk kabur, pergi, menyerah, dan meninggalkan masalah ini. Bukankah itu lebih mudah? Dibanding harus melewati semua ini. Namun, aku anak kalian. Bagaimana bisa aku menjadi pecundang?
Maka, Pak, Bu, sama seperti kalian aku akan berdiri gagah menghadapi masalah. Tentu aku tidak akan lari atau pura-pura mati suri. Karena aku anak kalian yang dibesarkan penuh kasih sayang yang diberi pedoman untuk tidak menjadi pecundang.
Bu, beberapa hari aku tidak menelepon ibu bukan karena aku tidak rindu. Justru karena aku rindu sekali, aku tidak mau ibu melihatku menangis yang justru menambah beban pikiran.
Pak, Bu, Nek, Dik, kalian janji ya untuk sehat selalu, panjang umur dan baik-baik di sana. Dengan begitu aku juga akan bertahan dengan baik di sini.
***
#Kamis, 23/11/23
17.08(GANIA20)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanah Rantau
Non-FictionMelangkah mengarungi dunia, untuk lebih mensyukuri pulang dan menghargai rumah.