Sejak tadi Yoga berjalan menyusuri koridor gedung IPA, sambil celengak-celinguk mencari seseorang. Bahkan tak jarang siswi-siswi perempuan menyapanya dengan centil sepanjang berjalan."Nyari siapa ya?" tanya salah satu siswi yang kebetulan sejak tadi melihat Yoga seperti mencari-cari seseorang.
"Kelas Mayra yang mana?" tanya Yoga balik.
"Oh, Mayra. Disini sih ada yang namanya Mayra juga. Di kelas sebelah juga ada tuh," balas si gadis, menunjuk kelas IPA 3. "Mau nyari Mayra yang mana?"
Yoga jadi mengerjap. "Yang rambutnya pendek," balasnya.
"Lah, Dua-duanya punya rambut pendek kalo nggak salah."
"Ck, itu tuh. Yabg badannya pendek, terus kemarin juga sempat viral," kata Yoga memperjelas.
"Mayra Lathesia apa Mayra Anisa?"
"Mayra Lathesia."
"Oh, yang itu. Denger-denger sih, dia udah di DO dari sekolah. Lo nggak tau emang?" tanya gadis itu.
Yoga berpikir sejenak. Dia udah di DO. Berarti dia udah berhenti sekolah, dong? Pikirnya.
"Dia udah di keluarin dari sini?"
"Iya."
"Oh, oke."
Tanpa berterimakasih pada gadis itu, Yoga sudah ngacir duluan pergi ke kelas sebelah.
"Gila, ganteng doang, bilang makasih aja susah," cibir siswi itu masih sempat.
Yoga meyakini satu hal kalau gadis itu pasti berada di club. Entahlah, disaat semua orang jijik dengan Mayra, dia justru dibuat penasaran.
Perlu diketahui bahwa Yoga adalah tipikal cowok yang gigih untuk mendapatkan sesuatu yang membuatnya tertarik ingin memilikinya.
Banar saja, malam ini Yoga benar-benar pergi ke club dimana dia pernah bertemu dengan Mayra waktu itu. Dan sekarang lelaki itu sudah celengak-celinguk mencari keberadaan gadis itu di dalam. Bahkan tak jarang para wanita berpakaian minim menggodanya, namun pemuda itu tak menggubris sama sekali. Fokusnya saat ini hanya satu, mencari keberadaan gadis itu.
Sampai berikutnya dia berhasil menemukan sosok yang sejak tadi dicarinya. Ngomong-ngomong, lelaki itu datang sendirian. Tak seperti biasanya datang bersama teman-temannya.
Tampak sosok Mayra yang sedang duduk di salah satu sofa dengan gaya menyilangkan kaki. Pakaiannya cukup minim, hingga memperlihatkan perut putihnya yang rata. Wajahnya dilapisi make up tipis.
“Hai, Mayra!”
Suara sapaan seseorang itu berhasil membuat atensi Mayra teralih. Berikutnya jadi terkejut melihat siapa yang menyapanya. Dia tentu sudah mengenali siapa lelaki ini.
“Kenapa? Kaget ya?” Yoga tersenyum kecil, lalu mengambil tempat duduk di depan gadis itu.
“L-lo kok-- lo ngapain disini?” tanya Mayra terbata. Cukup terkejut karena tiba-tiba lelaki itu berada disini.
Yoga duduk tepat di samping Mayra. Ia tersenyum miring dan lantas mendekatkan wajahnya pada Mayra yang bergerak mundur. Lalu dia berbisik.
“Pelanggan lo nggak harus om-om kan?”
Mayra terdiam sesaat. Dia paham betul maksud ucapan lelaki itu. Beberapa saat kemudian dia merubah raut wajahnya berlagak tenang. Gadis itu menarik senyum miring, seolah menantang.
"Lo mau bayar jasa gue?" tanyanya dengan senyum remeh.
"Bisa dibilang begitu. Lo mau?" Yoga memperhatikan perut rata Mayra yang terekspos. "Kalau dilihat-lihat, lo seksi juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi Gelap Remaja SMA
Ficção AdolescenteMayra Lathesia, siswi pintar sekaligus juara dua paralel di sekolahnya, tiba-tiba terancam akan dikeluarkan dari sekolah karena video tak senonohnya di club malam disebar oleh seseorang. Karena video yang tersebar, reputasinya sebagai murid pintar d...