Kalian tentu menyadari terdapat seseorang di luar sana mau pun di dekat kalian terlihat sangat ingin bersosialisasi atau berbicara dengan seseorang, kemungkinan yang dapat menggambarkan sifat orang tersebut membuat menurutku hanya 2, entah dia seorang ekstrovert yang sangat menyukai bersosialisasi, atau dia hanyalah seseorang yang merasakan kesepian sehingga dengan siapapun mereka bicara.... Dia akan selalu merasa sendiri.
Jika dapat dibilang, mungkin aku memiliki sifat yang kedua.... Aku selalu merasa sendiri, meskipun berada di keramaian sekali pun. Bukan berarti aku tidak memiliki teman ataupun seseorang yang dapat diajak bicara, ini hanyalah emosi yang berada dalam diriku yang entah kenapa selalu kurasakan.
"Dunia ini sangatlah membosankan" begitulah pikirku selama ini, dimataku, dunia ini hanya berisikan warna monokrom, tidak ada yang terlihat mencolok, tidak ada yang terlihat buruk, yang terlihat hanya sesuatu yang membosankan dan tidak menarik.
Meski begitu, tetap saja terdapat beberapa orang yang mengobrol dengan ku, walau begitu itu semua tidak berarti bagiku, banyak orang disekitar ku yang menganggap temannya sebagai "sahabat" ataupun "teman dekat" yang tidak bisa terpisahkan. Tapi bagiku, itu hanyalah kebohongan, sejatinya manusia hanya memanfaatkan satu sama lain dan hanya tertarik terhadap apa yang akan dihasilkan oleh orang yang dia dekati. Sebab itu aku tidak pernah mempercayai siapapun, dan selalu membohongi perasaanku.
Mungkin karena itulah aku selalu merasa kesepian, aku selalu merasa ingin menghilangkan pandangan seperti itu, itu terdengar sangat egois dan individualis, tapi itu sangat sulit dilakukan sendiri.
-•-
Saat itu sedang turun hujan, jalanan yang digenangi oleh air diiringi suara rintik hujan yang membuat suasana terasa tenang. Saat seperti inilah yang membuatku merasa tenang, seakan pikiran terbawa oleh angin yang berhembus saat hujan turun, serta berbagai macam suara yang hanya terdengar samar karena suara rintikan air.
Aku hanya menikmati suara rintik air yang menenangkan sembari menunggu hujan itu reda, saat itu aku hanya sendirian berada dibawah sebuah pohon saat sedang pulang sekolah.
Ditengah suara air yang membasahi sekitar, terdengar suara langkah kaki yang cepat serta suara cipratan air yang disebabkan oleh langkah tersebut, perlahan suara langkah tersebut mendekati tempatku berdiri. Saat aku menoleh aku melihat seorang perempuan yang terlihat menggunakan seragam yang sama denganku.
Perempuan tersebut terlihat sangat bersinar di tengah dunia ku yang membosankan untuk sesaat, dia memiliki rambut pendek sebahu berwarna hitam, memiliki mata berwarna hitam bersinar yang terlihat sangat hidup, kulitnya yang putih bersih membuatnya tampak lebih bersinar.
Aku awalnya tidak memperdulikan keberadaannya, dan hanya memandangi pemandangan yang dibasahi oleh turunnya hujan, namun tiba-tiba terdengar suara perempuan yang memecah suara rintikan hujan yang kudengar.
"Apa kita satu sekolah? Aku sepertinya tidak pernah melihatmu"
Aku pun menjawab pertanyaan perempuan tersebut tanpa melihat kearahnya, "Iya, karena aku selalu berada dikelas mungkin itu sebabnya kau tidak pernah menyadari keberadaan ku".
"Ouw, siapa namamu? Aku Nana, aku dari kelas B", dia pun mengulurkan tangannya mengajak ku untuk berkenalan, wajahnya terukir senyum yang sangat ramah.
"Ryan" jawabku dengan singkat.
Dia pun memiringkan kepalanya sembari menyilangkan kedua lengan di dadanya, "kau punya teman kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Anthem Of Sorrow
Short StorySebuah antologi cerpen yang berusaha untuk menceritakan dan mengungkapkan perasaan sang penulis.