Semenjak perkembangan teknologi yang sangat pesat pada abad ke-21 ini, manusia dapat menciptakan sebuah kecerdasan buatan yang cukup rumit, dimana seolah-olah kecerdasan buatan ini memiliki perasaan tersendiri.
Hingga pada suatu waktu, tepatnya pada tahun 2050, sebuah perusahaan berhasil menciptakan sebuah Artificial intelligence yang benar benar terlihat seperti manusia, yang tentunya pada saat itu ramai diperbincangkan oleh semua orang.Namun saat itu, diriku yang masih tidak terlalu peduli dengan perkembangan teknologi hanya menganggapnya sebagai suatu hal yang biasa, karena saat itu, aku masih menduduki bangku SMP dan menjalankan kehidupan remaja seperti biasanya.
10 tahun pun berlalu.
Sebuah perusahaan teknologi ternama meluncurkan sebuah asisten dalam bentuk Artificial intelligence secara masal, dan dibagikan ke beberapa orang yang telah melakukan persetujuan.
Kebetulan, saat itu aku sudah mulai bekerja di perusahaan itu, dan mendapatkan salah satu asisten AI tersebut yang berbentuk seperti seorang wanita dengan paras yang cantik, dengan rambut buatan yang terurai panjang, seandaikan orang awam melihatnya, mungkin mereka akan menganggap dirinya sebagai seorang wanita biasa, tanpa mengetahui fakta kalo wanita ini hanyalah sebuah kecerdasan buatan ciptaan manusia.
–•–
Cahaya matahari terasa nyaman dengan angin yang berhembus membuat seolah-olah tanaman sedang bergerak, langit biru yang dihiasi awan bagaikan sebuah lukisan.
Aku pun menghembuskan nafas sebelum berbicara, "Hari yang sangat indah, benarkan?"
"Dirimu benar tuan, aku tidak pernah merasakan hari seindah ini sebelumnya" Ucap seorang wanita dengan rambut panjang yang merupakan kecerdasan buatan.
"Stella, aku akan keluar sebentar untuk mencari udara segar" aku pun beranjak dari kursiku dan berjalan menuju pintu keluar.
Wanita tersebut pun menoleh ke arahku yang sedang memegang gagang pintu, "Apa tidak butuh saya temani tuan?".
"Tidak perlu, tolong jaga rumah saat aku pergi" aku pun keluar dari ruangan menuju pintu depan dan memutuskan untuk berjalan mengitari taman.
-•-
Aku pun berjalan menikmati udara segar di taman, dan melihat terdapat beberapa orang yang memiliki hubungan dengan asisten AI mereka sendiri, di era saat ini dimana hampir setiap orang memiliki asisten AI masing-masing yang terlihat seperti manusia, bukan tidak mungkin suatu waktu akan ada seseorang yang bahkan menikahi asisten AI miliknya.
Aku pun bergumam dan tersenyum, "Sepertinya manusia akan punah dengan konyol".
Tiba-tiba terdengar suara seorang perempuan yang familiar di telingaku "Yah kuharap kau tidak menelan ludah mu sendiri Jeff".
Aku pun menoleh ke arah perempuan tersebut dan terlihat seorang perempuan yang menggunakan setelan kator dengan wajah yang cantik menggunakan sebuah kacamata di wajahnya, rambutnya yang diikat membuat sebuah kesan layaknya seorang wanita dewasa.
"Bagaimana hubunganmu dengan suamimu?" Aku tersenyum kecil dan menyayangkan bukan aku yang berada di sisinya, namun aku sudah menerima kenyataan tersebut dan tidak memikirkannya lagi.
"Baik baik saja, terimakasih atas bantuan mu dulu, bagaimana dengan mu? Sudah menemukan pasangan?"
Aku pun berjalan berdua diiringi dengannya dibawah rimbunan pohon yang membuat suasana menjadi menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anthem Of Sorrow
Historia CortaSebuah antologi cerpen yang berusaha untuk menceritakan dan mengungkapkan perasaan sang penulis.