| Apresiasi penulis dengan vote dan berkomentar, terimakasih.
-----
Bangun pagi, berangkat sekolah, pulang, mengerjakan tugas, bekerja sambilan lalu tidur. Kira-kira itulah fase keseharian Sunghoon.
"Totalnya 2000 won."
Sunghoon dengan cekatan, memberikan kantung belanjaan beserta struk pembelian. Anak itu tersenyum kecil. "Terimakasih telah berbelanja."
"Hentikan senyumanmu itu, kak. Yang ada para pelanggan akan ketakutan melihatmu." Tukas Wonyoung sambil berkacak pinggang.
Sunghoon menghela nafas lega. Ia benar-benar bersyukur Wonyoung telah selesai dengan keperluan mendadaknya. Ia benar-benar tak sanggup lagi jika harus berhadapan langsung dengan para pembeli.
"Aku akan melihat barang di gudang."
Sunghon melihatnya, bagaimana Wonyoung terus menggerutu tentang dirinya yang terus seperti ini di balik meja kasir. Tapi apa boleh buat, Sunghoon memang punya kecemasan tersendiri terhadap orang asing.
"Lalu kenapa kau malah memilih kerja di minimarket yang jelas di kunjungi orang asing?" Itu pertanyaan Wonyoung setelah ia menjelaskan alasan di balik prilakunya yang aneh bila harus menggantikan gadis itu menjadi kasir.
"Karena flatku di gedung sebelah." Jawaban itu berhasil membuat Wonyoung melongo. Sunghoon? Dia mana perduli dengan reaksi orang lain.
Sunghoon dulu hanya iseng. Melihat ada lowongan kerja di minimarket di sebelah tempat tinggalnya tanpa babibu ia langsung mendaftar.
"Sunghoon.."
Sunghoon yang awalnya sibuk menghitung beberapa stok minuman segera berbalik.
"Ada apa, boss?"
Pria setengah baya itu merenggang kan badannya berkali-kali. "Entah kenapa punggung dan pinggangku sakit sekali, aku berencana untuk langsung pulang, bisa kau nanti tutup tokonya sendiri?"
Sunghoon mengangguk. "Ada Wonyoung juga, tidak perlu khawatir."
"Bagus. Kalau begitu aku pulang dulu. Jangan lupa tutup pintu gudang juga."
Sunghoon mempertajam penglihatannya begitu sosok boss nya berjalan menuju pintu. Pantas saja punggungnya sakit tiba-tiba padahal tadi baik-baik saja. Ada sosok anak kecil yang bergelayut manja di pundaknya.
Yups, Sunghoon dapat melihat sosok lain yang tidak bisa manusia biasa lihat. Sunghoon dapat melihat hantu. Bagi sebagian orang mungkin itu hal yang tidak perlu di syukuri. Bayangkan saja melihat sosok-sosok menyeramkan yang terus terlihat. Bagus kalau sosok tersebut lengkap, jika apes Sunghoon bahkan pernah melihat sosok tubuh yang sudah terbelah di smp nya dulu.
Sunghoon kembali membuang nafas kasar. Ia segera mengambil box snack dan membawanya ke depan. Langkahnya membawa dirinya ke rak dimana makanan ringan berada. Ia mulai mengisi snack yang kosong. Setelahnya ia beranjak ke tempat makanan siap makan. Mengecek satu persatu tanda kadaluarsa makanan.
Hasilnya dua onigiri dan tiga katsu berada di tangannya.
"Wonyoung kau mau?"
"Tidak, terimakasih."
Sunghoon memgendikan bahu, anak itu berjalan menuju kasir untuk mengambil kantung plastik.
"Aku akan mentraktir mu kalau gajian turun, kak. Aku janji." Wonyoung berucap serius, Sunghoon dapat melihat kilatan keseriusan di mata gadis itu.
"Dalam rangka?"
"Memperbaiki nutrisimu." Sunghoon berdecak, cara menyindir gadis ini memang lain.
"Kalau begitu aku tunggu, akan ku kuras habis gajimu." Ancaman Sunghoon tak main-main.
"Tenang. Aku kaya, mentraktir mu sampai muntah adalah hal kecil." Sunghoon hanya mengangguk, Wonyoung memang anak orang kaya, dia bekerja di sini pun hanya karena malas pulang dan ingin mencari kesibukan. Tanpa bekerja uangnya pun mengalir deras dari orangtuanya.
"Sudah pukul sepuluh. Wonyoung kau sudah selesai? Aku akan menutup tokonya."
"Yah, selesai. Tinggal menulis jurnal pemasukan sebentar."
Sunghoon berjalan keluar, ia mulai membuka terali luar. Menyisakan ruang sedikit untuk keluar masuk.
"Apakah gudang sudah di kunci?" Tanya Sunghoon begitu kembali ke dalam.
Wonyoung mengangguk. "Barusan ku kunci saat mengeceknya."
Kriett..
Seorang pemuda berhoodie masuk dengan tergesa.
"Apakah masih bisa berbelanja? Sepertinya kalian akan tutup?"
Sunghoon dan Wonyoung saling beradu tatap. Wonyoung menghela nafas mendapat kode Sunghoon.
Gadis itu tersenyum manis. "Maaf, sayang sekali, kami sudah tutup. Aku barusan mematikan pemindai nya."
Sunghoon melihat raut kecewa di wajah pucat itu sedikit tak tega.
"Apa yang ingin kau beli?"
Pemuda tersebut langsung tersenyum. "Dua kaleng latte dingin."
Sunghoon segera mengambil dua kaleng kopi tersebut di mesin pendingin.
"Aku traktir."
Pemuda itu membungkukkan badannya. "Terimakasih."
Wonyoung mengawasi dengan seksama. "Hei, aku tidak mau menyalakan mesinnya lagi."
"Besok aku akan membayarnya." Ujar Sunghoon sambil berlalu menuju ruang karyawan untuk mengganti pakaiannya.
"Aku seperti pernah bertemu dengannya." Gumam kecil Sunghoon ternyata dapat di dengar Wonyoung yang baru saja memasuki ruang karyawan.
"Tentu saja, dia ketua osis di SMA kita. Kau lupa atau tidak tahu."
Melihat raut Sunghoon yang terlihat sulit. Wonyoung menepuk jidatnya sendiri.
"Shim Jaeyun. Kelas 2-3."
Sunghoon hanya ber-oh ria dan kembali melanjutkan pekerjaan menutup toko tanpa tahu bahwa garis takdir baru saja diperbarui untuk dirinya.
• • •
Ghost at my home
May 2023
|Jangan kaget kalau pernah baca cerita ini di lapak lain, karena ini baru aku pindahin, hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost At My Home [sungjake]
Fanfiction[Slice of Life - Supranatural] Sunghoon hanya murid biasa. Banyak yang bilang dirinya aneh dan anti-sosial, dia sendiri tidak perduli. Hari-hari nya pun biasa saja, sampai ia menemukan sosok ketua osis yang terlihat kacau bersandar di pintu ruang ke...