[02] Flat No 9

272 44 4
                                    

| Apresiasi penulis dengan vote dan berkomentar, terimakasih.

—————

"Kenapa? Kok kusut gitu mukanya?" Wonyoung datang menghampiri Sunghoon yang sedari tadi terlihat tidak bersemangat sama sekali.

Sunghoon menggeleng, dia sebenernya hanya lelah melihat tingkah arwah yang sedari pagi membuntuti dirinya. Telinganya pengang mendengar ocehan Shim Jaeyun.

"Namamu sunghoon ya? Wahh, ternyata kau yang semalam mentraktir ku kopi. Baik sekali, sayang aku belum sempat membalas kebaikan mu."

Sunghoon ingin menimpali ucapan si hantu, tapi yang ada Wonyoung akan mengira dirinya gila.

Hahh,,

"Sekali lagi aku mendengarmu menghela nafas, ku pukul dirimu, kak." Wonyoung sedikit mengeraskan suaranya dari balik meja kasir. Beruntung toko sedang sepi pengunjung.

Sunghoon mencoba fokus menata stok mie yang kosong.

"Kalian akrab ya? Heeseung juga sering memarahiku. Jangan di ambil hati, tandanya dia perduli padamu."

Sunghoon hanya melirik Jaeyun yang ikut berjongkok di sebelahnya. Anak itu terlihat bosan.

"Udah selesai nih, kak. Pulang yok!" Wonyoung mengintip dari balik rak.

Sunghoon menoleh pada jam dinding, memang sudah waktunya tutup ternyata. Ia lantas bangkit berdiri, membawa kardus mie nya kembali ke gudang, tak lupa mengunci gudang tersebut. Ia juga segera mengganti pakaian kerjanya dengan seragam sekolah di ruang karyawan.

Wonyoung sudah siap dengan jaket tebalnya di samping sepeda yang ia parkir. Sunghoon segera menyusul dan menutup terali luar toko lalu menggemboknya.

"Selamat malam, kak." Gadis itu melesat tanpa menunggu balasan yang lebih tua, mengenal Sunghoon sebagai patner kerja selama lima bulan cukup membantu dirinya beradaptasi dengan Park Sunghoon.

"Kukira kalian pulang bersama."

"Nggak capek ngoceh terus?"

Sunghoon tetap berjalan santai dengan Jaeyun yang setia mengekori dirinya bak anak ayam. Hanya butuh waktu dua menit untuk sampai di gedung tempat tinggalnya.

Flat miliknya berada di lantai tiga, kamar di pojok kiri. Dengan gantungan no. 9 di palang pintu.

"Hehhh... Rumahmu deket banget. Sekolah juga sepuluh menit jalan kaki nyampe, kenapa gk pulang dari tadi pagi?"

"Aku pulang."

Jaeyun langsung melesat masuk ketika pintu hendak di tutup si pemilik rumah. Anak blesteran itu menyengir ketika melihat tatapan tak bersahabat yang di layangkan Sunghoon.

"Selamat data- WHAT THE HELL?! SUNGHOON SIAPA DIA?"

Jaeyun yang mendengar teriakan menggelegar itu langsung bersembunyi di balik tubuh Sunghoon yang lebih besar. Tak lupa ia mengelus dadanya sendiri menetralkan detak jantungnya, meskipun ia juga tak yakin apa dia masih memiliki detak jantung, yang jelas Jaeyun tetap merasa kaget.

Setelah ditilik lagi gadis itu terlihat tak tampak hidup, Jaeyun total pucat pasi. Jaeyun itu paling anti sama hal mistis. Garis besarnya si ketos yang telihat sempurna tanpa celah itu takut sama hantu.

Jaeyun menciut melihat ada bekas darah di pelipis gadis transparan tersebut. Tanpa sadar ia merapatkan dirinya pada si pemilik rumah yang telihat biasa saja. "Sunghoon, kau memelihara hantu di rumahmu?"

Jaeyun berbisik kecil, sedikit bergetar juga.

Gadis itu melotot melihat Sunghoon yang hanya diam. Makin piaslah si ekor Sunghoon. Meskipun ia berusahan menahan ketakutannya, ternyata Jaeyun tetap saja tak sanggup melihat gadis di depannya yang terlihat ingin meledak.

"... Hikss,, jangan di plototin terus... Nan..nanti.. hikss... Matanya copot.."

Sunghoon sontak menoleh ke arah belakang. Jaeyun sudah jongkok di bawahnya.

"Dih udah jadi hantu kok takut sama hantu lain. Jangan nangis nih hadiah."

Mendengar kata keramat itu Jaeyun mendongakan kepalanya. Uluran tangan di berikan Eun Chae. Dua bola berwarna putih dengan bulatan kecil di tengahnya berwana coklat terang. Jangan lupakan serat merah yang menghiasi bola tersebut. Pupilnya bahkan seperti mengamati dirinya dengan lamat.

"YA TUHAN, SUNGHOON!! HUAAAA..."

BRUAK... DUGH..

Sunghoon jatuh terlentang, di atasnya ada Jaeyun yang terisak bersembunyi di dadanya. Demi tuhan, tubuh Jaeyun seperti es batu, rasanya ia baru saja di timpa balok es. Tapi yang bikin Sunghoon kaget adalah kontak fisik mereka.

Biasanya para hantu yang ia temui tidak akan bisa menyentuhnya jika tidak dalam keadaan tertentu. Contoh nya saja Eun Chae. Gadis setengah transparan itu hanya akan bisa menyentuhnya jika sedang merasa patah semangat atau tidak memiliki gairah hidup.

"Tadi bilang nya takut matanya copot. Ini udah tak copotin beneran buat hadiah malah nangis. Ini hadiah."

Dasar Eun Chae yang jahilnya kebangetan, anak itu malah menempelkan bola tersebut pada lengan kanan Jaeyun yang tidak tertutupi apapun. Membuat sang pemilik lengan melolong sambil memeluk tubuh Sunghoon sekuat yang ia bisa.

"Huwaa... MAMA TOLONG JAEYUN!!"

Sunghoon seperti di cekik es batu. Shim Jaeyun sepertinya memiliki dendam padanya dan berusaha membawa dirinya bersama dengannya.

"EUN CHAE!"

"Gk asik." Dengan begitu sosok Eun Chae menghilang di balik koridor.

"Shim Jaeyun, kau mau membuatku mati?"

• • •

Ghost at my home

May 2023

Ghost At My Home [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang