[04] Kuki, Tata dan kakek Jin

259 39 1
                                    

|Apresiasi penulis dengan vote dan berkomentar, terimakasih.

—————

Setelah semalam ia bermain game konsol bersama Eun Chae. Jaeyun berakhir kelelahan dan tidur terlelap dengan posisi duduk dan bersandar pada sofa. Ia terbangun pukul sepuluh pagi.

Melihat jam dinding yang menunjuk angka sepuluh tentu membuat dirinya syok hingga berteriak. ia kalang kabut ke kamar mandi di ikuti teriakan melengking. "KENAPA TIDAK ADA YANG MEMBANGUNKANKU?!! AKU TERLAMBAT!!"

"SHIM JAEYUN! KAU SUDAH MATI! KAU JUGA TIDAK PERLU SEKOLAH DAN JANGAN BERLARIAN!! KAU MENGGANGGU TIDURKU!"

Jaeyun mematung sesaat, ia segera menghentikan aktifitas membasuh mukanya ketika mendengar amukan Eun Chae.

Ia menghembuskan nafas kasar di lanjut dengan mengacak rambutnya sendiri frustasi. Ia masih belum terbiasa.

Jaeyun keluar kamar mandi dengan perasaan yang campur aduk. Ia kembali duduk di sofa dengan wajah kusutnya.

"Hoaaamm...." Eun Chae menggeliat. Dengan mata setengah terpejam gadis cilik itu menatap Jaeyun aneh.

"Harus dinikmati, Jake." Ucapnya terdengar lempeng. "Setidaknya nikmati hidupmu sebagai arwah gentayangan sampai akhirnya nanti mencapai kematian terakhir."

kematian terakhir ya? Jaeyun tidak pernah berfikir sampai kesana. Dirinya saja baru meninggal kemarin.

Kalau dipikir-pikir apa yang membuatnya tertahan disini? Kenapa dirinya bangkit sebagai arwah penasaran? Mungkin jika dirinya kecelakaan atau terlibat insiden pengeboman, dirinya bisa jadi arwah penasaran. Tapi kali ini dia tau apa penyebab kematiannya sendiri dan hal itu tidak bisa di jadikan acuan hingga ia harus berada di posisi ini.

"Ayo ikut aku. Kau yang linglung seperti orang bodoh."

Eun Chae meraih tangannya. Jaeyun yang masih setengah linglung ikut berdiri.

"Kita lewat jendela aja. Biar keren."

Eun Chae manarik Jaeyun untuk berlari dengannya. Berlari ke arah jendela yang terbuka di sisi kiri dekat dapur. Tanpa aba-aba Eun Chae melompat turun dengan jaeyun yang masih ia tarik.

"UWAHHH!! AKU MATI!!!" Jaeyun menutup matanya rapat-rapat.

Namun setelah di tunggu dirinya tak kunjung merasa sakit ataupun terjatuh.

"Sampai kapan kamu mau tutup mata? Tuh di lihatin bocil."

Mendengar hal itu Jaeyun segera membuka matanya. Dirinya sudah menapak di lantai.

"Masa gitu aja takut. Cemen sekali kayak tata."

"Heh! tata nggak cemen ya!!"

"iyain."

Dua anak laki-laki kisar usia lima tahun dengan menggunakan seragam taman kanak-kanak lusuh dan penuh bekas kecoklatan yang Jaeyun yakini bekas darah kering terlihat asik berdebat di depan Eun Chae. Jaeyun mual sebenernya melihat penampilan kedua anak itu, penampilan mereka lebih buruk dari Eun Chae.

"Main yok!"

Ajakan Eun Chae membuat kedua anak itu berhenti berdebat. Jaeyun dapat melihat binar kebahagian di wajah menyeramkan kedua anak itu. Bagaimana tidak menyeramkan jika kau dapat melihat luka lebar yang menganga di sekitar leher kedua anak itu.

"Kemana?" Tanya anak dengan pin name 'Kuki' sambil membenarkan letak baretnya.

"Main aja. Keliling."

Ghost At My Home [sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang