Ch 3; Pedo

750 74 4
                                    

Jangan lupa votenya kakak 🌚

.
.
.
.
.

“Eh, Dedek gemoy udah sadar!”

“H-hah?”

Seorang Lelaki dengan kaos singlet putih kebanggannya yang memperlihatkan lengan otot besarnya terduduk di sebuah sofa dengan kedua tangan bersandar pada ujung sofa, matanya menatap Lelaki itu dengan sedikit menakutkan jika kata Atha.

Tubuh Atha seketika membeku di tempat, lantas ia sangat ketakutan saat ini. Sialnya ia tak tau apa yang harus ia perbuat.

“Dedek Gemoy kenapa diem aja? Sini dong duduk bareng Abang!,” Ucapnya sembari tangan menepuk nepuk alas sofa sebelahnya yang masih kosong.

Satu kata tak keluar pun dari mulut si mungil, hanya saja matanya sedikit berair membuat sesosok lelaki lain yang sedari tadi berada di samping lelaki berkaos singlet itu seketika menampar kasar lengan bahunya.

PLAK!

“Aduh! Sakit pe'ak!,” Pekiknya mengelus elus lengan bahunya yang seketika kesakitan.

Wajah Lo nakutin”

Lantas lelaki berkaos singlet itu sadar apabila si mungil ini ketakutan setelah melihatnya.

“Dedek Gemoy sini. Abang bukan orang jahat kok! ... Oh iya! Abang punya es krim nih! Dedek mau kan?”

Lelaki itu menunjukkan sebuah es krim corn rasa coklat, kebetulan itu adalah es krim kesukaan Atha.

Lantas tanpa berpikir panjang, Atha dengan cepatnya menghampiri Mereka. Memang Atha adalah tipe orang yang mudah percaya dengan orang orang apabila orang itu mengiming imingi Atha dengan makanan favoritnya.

Atha mengambil es krim dari tangan lelaki itu membuat Kedua Orang itu seketika tersenyum gemas.

“Dedek Gemoy! Coba duduk di sini aja!,” Tawarnya dengan wajah pedo membuat Atha sedikit ketakutan.

PLAK!

Lagi dan lagi. Lelaki berkaos singlet itu mendapatkan suatu tamparan, tetapi bedanya lagi tamparan ini bukan berasal dari tangan melainkan handuk putih Sesosok Lelaki Lain yang baru saja menyelesaikan kegiatan mandinya.

“Lo bilang apa tadi hah?! Ngajak gelut Lo ya!”

“Boleh, tapi gelut nya di kasur aja ya Sayang?,” Ujarnya dengan menaik turunkan alis serta tatapan cabul nya seketika membuat lelaki berkaos oblong putih dengan motif matahari menatapnya dengan jijik.

“Dancok! Mati sono lu Haydan!”

Lelaki itu menampar manja jika kata Haydan, namun yang Orang Lain lihat tentunya tamparan itu adalah tamparan yang sangat menyakitkan, lihat saja bekas tamparan yang membekas merah pada lengan berotot milik Lelaki itu bagaimana jika ia yakin bahwa tamparan itu tidaklah menyakitkan?

Atha meremat ujung pakaiannya dengan kepala menunduk ketakutan. Sebenarnya yang ia inginkan hanyalah pulang dan bukan berada di dunia aneh ini. Mengingat bahwa Lelaki Malang itu sangat ketakutan apabila ia berada di tempat yang sangat asing sendirian.

“Hiks. Hiks. Hiks.”

Atha menangis membuat mereka berdua seketika menghentikan perkelahian nya yang tidak bermanfaat.

“Aduh! Adek Gue nangis!”

“A-Akkh! Sakit bego!,” Teriaknya setelah Lelaki Berkaos Oblong Putih dengan motif matahari mencubit kasar lengannya.

“Adek Gue nangis gara gara Lo!,” Tuduh nya dengan suara lantang. “Cup. Cup. Maafin Abang ya?.” Lelaki itu memeluk Atha dengan erat, tangan beralih mengelus elus punggung si mungil untuk menenangkannya.

Setelah beberapa menit akhirnya tangisan Atha berhenti, Lelaki itu dengan imutnya mengusap ingusnya menggunakan lengan tangan dengan telapak tangan mungilnya yang tergenggam.

“Aduh Dek! Jangan pake itu, Nanti kotor! Pake ini aja!,” Ujarnya memberikan sebuah jaket hitam entah milik siapa untuk membersihkan ingus Atha.

“Jaket Gue!,” Haydan berteriak tidak rela.

“Pinjem bentar! Entar Gue cuci sampe bersih!”

“T-tapi!”

“Ayolah! Boleh kan? Masa nggak boleh sih Haydan?,” Ucapnya dengan wajah sedikit memelas.

Tanpa adanya angin dan petir entah mengapa wajah Haydan tiba tiba saja berubah menjadi merah seperti tomat.

Sialnya lagi setelah melihat Lelaki Berkaos Oblong Putih dengan motif matahari yang di yakini bernama Nathan yang berbicara kepadanya dengan wajah memelas lucunya membuatnya seketika canggung.


























[ Jonathan Klarestha ]

[ Jonathan Klarestha ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




































[ Haydan Julian Christopher ]

[ Haydan Julian Christopher ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.























Tbc...





LANJUT???

Be A Side Figure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang