Dia Kembali

41 1 0
                                    


Pintu ruangan terbuka dari dalam menampilkan seorang gadis berambut panjang dengan ekspresi lesunya. Dua orang temannya yang menunggu di luar segera menghampirinya.

"Gimana Kia?" Tanya laki laki berbadan jangkung membuat ia mendapat pukulan di lengannya.

"Pake nanya lagi, diliat dari ekspresi nya aja udah menyedihkan" Sahut Gadis berbadan mungil.

"Ya kan gue cuma basa basi, lagian kebiasaan banget nih ya nepok mulu, sakit tau" Balasnya sembari mengusap lengannya.

"Irgi Adhitama, jangan lebay deh, gitu doang aja rewel" Laki laki yang dipanggil Irgi hanya memutarkan bola matanya kesal.

"Masa ga di Acc mulu nih, katanya terlalu simpel" Kia menghela nafas kasar. Ia sudah cukup tertinggal dari teman temannya. Bahkan Irgi dan Dara sudah mendapatkan jadwal untuk seminar proposal.

"Gapapa, besok dicoba lagi Kia, nanti gue bantuin cari referensi" Irgi mencoba menenangkannya.

"Masalahnya bu Lia seminggu kedepan mau ke Thailand, bu Lia juga gamau bimbingan kalo bentuk softfile" Kiara menunduj sembari memijit pelan kepalanya.

"Ya ampun, ujian lo agak berat ya" Dara menepuk-nepuk punggung Kiara. Sedetik kemudian Kiara menjambak rambutnya sendiri,  melampiasakan kekesalannya.

"Arghh... Bisa ganti dospem ga si? Dosen lo enak banget Ra, bimbingan bisa via WhatsApp, ngga ngabisin kertas, dimanapun dan kapanpun bisa bimbingan" Mendengar perkataan Kiara membuat Dara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Memang yang dikatakan Kia benar, tapi ia merasa jika bimbingan melalui WhatsApp membuatnya tidak leluasa dalam bertanya. Berbeda dengan bimbingan secara langsung. Semua yang ada di dunia ini memang seimbang. Semua memiliki kekurangan dan kelebihan.

"Udah ya jangan nge reog, nanti gue bantuin" Ujar Irgi sembari merapikan rambut Kia yang berantakan.

"Gi" Panggil Kiara

"Hmm"

"Gue jadi pengen makan beling" Ucapnya dengan ekspresi datar membuat Irgi dan Dara merinding.

"Lo urusin deh Gi, gue mau kencan dulu" Pamit Dara "Ati ati digigit Gi" Lanjutnya sebelum benar benar menghilang dari pandangan mereka berdua.

Sedangkan Kiara masih terduduk lemas memikirkan nasib proposal skripsinya yang tak kunjung disetujui. Irgi menarik tangan Kia agar ia berdiri

"Kemana?"

"Katanya mau makan beling" Kiara mengerutkan dahinya sebentar, tetapi ia tetap mengikuti langkah Irgi. Laki laki itu membawanya ke kantin kampus dan mendudukkannya di salah satu stand makanan. Kiara berpikir keras. Memangnya ada makanan beling? Atau jangan jangan Irgi bukan membawakan makanan tapi beling sungguhan?

Irgi memberikan beberapa snack keripik kaca berbumbu pedas. Kia tersenyum, ia lupa ternyata ada makanan yang mirip dengan beling.

"Gue pesen bakso, lo mau apa? " Tawar Irgi

Kiara fokus mengetikkan pesan di smartphone nya "Ngga, gue mau makan di luar sama Shaka,"

"Oh" Gumam Irgi sedikit kecewa. Kenapa kecewa? Tentu saja karena Irgi menyukai Kiara sejak semester 2. Namun Irgi salah dalam memulai pendekatan. Ia melakukan Branding sebagai seorang teman. Hingga akhirnya Kia bertemu dan menjalin hubungan  dengan Shaka. Irgi mencoba untuk ikhlas, namun merelakan tak semudah yang dibayangkan. Apalagi mereka terlanjur dekat dan selalu bersama sama.

"Gue pergi dulu ya Gi, Shaka udah nungguin di parkiran" Kia membereskan barang bawaannya. Tak lupa pula ia memasukkan keripik kaca ke tasnya "Btw thanks belingnya"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nothing Like UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang