002

444 64 10
                                    


Jaemin mabuk, dirinya dengan sempoyongan menghentikan taksi pergi menuju rumah Jisung berada.

"Pak, Tolong ke rumah di jalan xxx," ucap Jaemin.

Supir taksi hanya mengangguk dengan sesekali mencibir, "anak muda jaman sekarang bisanya hanya mabuk-mabukan!"

Jaemin mendengar hal itu dia mendengus, orang-orang hanya tau caranya menyalahkan yang lebih muda tanpa tahu apa yang menyebabkan mereka mengambil langkah yang salah seperti yang ia lakukan saat ini.

"Pak, jangan terlalu ikut campur! Urus saja urusan mu!" Ucap Jaemin memberikan uang yang cukup besar kemudian keluar dari mobil tersebut ketika sudah sampai.

Sang supir taksi hanya memerah malu, tapi wajahnya sumringah mendapatkan uang sebanyak itu. Dia kini berharap semoga pemuda mabuk itu terus-terusan mabuk dan memakai taksinya selalu.

Jaemin berjalan sempoyongan menuju pintu Jisung, dia menggedor-gedor pintu Jisung. Jaemin hanya ingin kekasihnya itu melihat keadaannya yang mengkhawatirkan ini.

"Kenapa mereka tidak setuju dengan Jisung? Mengapa? Apa aku hamili saja dia, dengan begitu tidak akan ada satupun yang menghalangi ku untuk memiliki dirinya!" Gumam Jaemin asal.

Clek!

Pintu terbuka menampilkan wajah Jisung yang kebingungan, dia menatap Jaemin yang mabuk. Matanya terbelalak saat Jaemin segera memeluk dirinya.

Jisung yang tak siap terjatuh, sedangkan Jaemin kini mengukung Jisung yang berada di bawahnya. Jaemin mengelus pipi Jisung dengan lembut kemudian tangannya berpindah ke bibir Jisung yang merah.

Jaemin mengecup bibir itu dengan beringas dan kasar, Jaemin menjilat dan menggigit bibir Jisung hingga Jisung membuka mulutnya.

Jaemin langsung menyatukan lidahnya dengan lidah Jisung, mencoba menelusuri seluruh mulut Jisung dan tangannya mulai meraba-raba tubuh Jisung.

"Mphhh..."

Jisung mendesah saat tangan Jaemin semakin lancang meraba tubuhnya, Jisung mencium bau alkohol yang keras, dia ingin menghentikan langkah Jaemin kepada dirinya.

Ketika ciuman mereka terlepas Jisung berusaha berontak, "Jaemin! Berhenti, kita tidak boleh melakukan hal ini! Kau sedang mabuk!"

Tapi Jaemin tidak mendengarkan Jisung, dia bangkit menggendong Jisung sembari mengunci pintu rumah Jisung, dia akan menyetubuhi Jisung di kamar pemuda itu agar tubuh Jisung tidak kesakitan ketika bangun.

Walaupun mabuk, Jaemin tetap ingin Jisung menikmati permainan yang dia lakukan pada tubuh Jisung.

Jaemin sudah berada di kamar Jisung, dia melucuti pakaian Jisung. Dia mulai mengecupi seluruh area permukaan tubuh Jisung.

"Jaemin! Sadarlah ini salah!" Pekik Jisung dia mencoba melawan tetapi tenaganya kalah dengan Jaemin.

Jaemin tidak mendengarkan Jisung sama sekali, dia terus-menerus mengecupi tubuh Jisung.

"Mphhh, ahhh Jaemhh," desah Jisung saat Jaemin mengisap putingnya.

Jaemin terus menerus mengisap puting Jisung, sedangkan tangannya bergerilya di area selangkangan Jisung.

"Ahhh Jaemhh," desah Jisung saat Jaemin meraba area kemaluan dan anusnya.

"Aku akan menghamili dirimu!"

°°°

Jisung terbangun di pagi harinya, dia menangis saat mengingat kejadian tadi malam di mana Jaemin menjamah dirinya tanpa pengaman mereka melakukan hal itu beberapa kali dan Jaemin selalu keluar di dalam.

Jisung takut dia akan hamil, dia benar-benar takut Jaemin akan meninggalkan dirinya ketika tahu bahwa dirinya hamil.

Tangisan itu mengusik tidur Jaemin yang masih memeluk Jisung, Jaemin terbangun menemukan fakta bahwa dia dan Jisung bertelanjang, kejantanannya juga masih bersemayam dalam lubang senggama Jisung.

Jaemin tidak mengingat apapun tapi dia tahu bahwa dirinya mabuk saat itu, pikiran buruk langsung menyerangnya mungkin dia menyetubuhi Jisung saat dalam kondisi mabuk.

Jaemin langsung memeluk Jisung, memberikan kalimat-kalimat penenang.

"Tenanglah Jisung, aku ingat segalanya! Aku akan bertanggung jawab," Jaemin berbohong, dia tidak mengingat apapun tapi dia pastikan bahwa dirinya akan bertanggung jawab.

"Tapi aku sangat takut kau akan meninggalkan diriku! Apalagi kau tidak menggunakan pengaman, aku takut hamil!" Ucap Jisung ketakutan.

Jaemin langsung mengarahkan pandangan Jisung ke wajahnya, "Jisung lihat aku! Kau percaya padaku kan? Aku berjanji akan bertanggung jawab atas dirimu! Percayalah padaku,"

Jisung mengangguk, keduanya berakhir saling berpelukan. Hari ini mereka membolos, biarkan mereka menenangkan diri satu sama lain.

°°°

Our Mistake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang