[00] Sang Nona dan Pengawalnya

1.6K 148 23
                                    

•The Bodyguard and His Lady•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The Bodyguard and His Lady•

   

Satu kata yang terus berputar-putar di kepalanya adalah, menyebalkan.

Di hari Minggu yang seharusnya dihabiskan dengan memenuhi daftar film sebagai temannya bergulingan di kasur, harus sirna begitu saja berkat perintah aneh sang papa.

Ayolah, Ellana bahkan tidak mau peduli pengawalnya itu ada atau tidak. Sudah bagus kalau dia tidak perlu bertemu dengan wajah itu di waktu liburnya. Tapi papanya malah menyuruhnya untuk menjenguk bodyguard-nya itu dengan alasan tersirat bahwa ini karena dirinya.

"Dia sudah menjaga kamu hampir dua puluh empat jam setiap harinya karena perbuatan kamu juga. Jadi setidaknya tunjukkan sedikit simpati kamu dan bawakan buah tangan untuknya."

"Aneh banget! Mana ada istilah nona ngejenguk bodyguard-nya cuma karena dia lagi sakit?! Papa nyebelin banget!!"

Dumalan itu mengiringi hentak kaki Ellana hingga dia berdiri di depan pintu yang sudah diarahkan. Menekan belnya lalu menunggu dalam hitungan detik saja hingga wujud tersebut muncul dari balik pintu yang akhirnya terbuka.

Balutan sweater rajut tipis yang masih kebesaran di tubuh menjulangnya itu berpadu dengan celana pendek rumahan. Seharusnya Ellana tidak perlu terkejut melihat pria itu berbalutkan kasual karena ini bukan kali pertama baginya menyaksikan. Hanya saja ini menjadi pertama kalinya Ellana bersaksi betapa mengesankannya si bodyguard ini kala mengenakan kacamata baca.

"Kamu nggak kelihatan lagi sakit," adalah hal pertama yang keluar dari mulut Ellana dengan nada judes andalannya.

"Sakit bukan berarti harus kelihatan lemah. Apalagi di depan kamu."

Ellana mulai tidak suka dengan sikap sang bodyguard yang begitu santai terhadap dirinya. Bagaimana dia menyandarkan tubuhnya di ambang pintu, bersedekap seakan menilai kedatangannya kemari dengan tatapan intens yang masih sering membuat Ellana kelabakan sendiri, memantik kekesalan Ellana sehingga rasanya ingin segera pulang saja.

"Papa yang nyuruh aku ke sini. Katanya aku harus kasih kamu simpati soalnya sakit gara-gara aku. Padahal bukan aku yang kepengen dijagain sama kamu," ujarnya sengit seraya mengacungkan buah tangan yang terpaksa dibawanya. "Oleh-oleh buat orang sakit," tukasnya sarkastik.

"Kayak gini cara kamu jenguk orang yang lagi sakit?"

"Masih mending aku mau ke sini! Harusnya tuh aku lagi nonton sambil makan sumon di kamar, tau! Kamu ganggu ketenangan banget!"

Seakan malas menanggapi, pria itu hanya melebarkan pintu lalu melangkah ke dalam. Meninggalkan Ellana yang melotot tidak terima lantaran kembali diperlakukan semena-mena seperti ini.

"Kalandra Mahesa!!"

Selalu begitu. Ellana harus menggertak terlebih dulu supaya pria itu mau memposisikan diri dengan siapa dia bicara. Ellana masih tidak mengerti mengapa papanya percayakan dirinya di tangan cowok nyebelin ini!

The Bodyguard and His LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang