Berlarian di tengahnya malam tak peduli akan semua orang yang akan terganggu atas sepatu heelsnya terus menapaki marmer dingin rumah sakit. Dipikirannya hanya ada kekasihnya, Barra yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Alexis giorgiana, gadis berambut sepunggung dengan warna sedikit hint blonde pada ujung rambutnya itu menatap sedih lelaki yang masih memejamkan matanya. Beberapa tetes air mata juga ikut turun disaat hujan menyejukkan kota paman sam tersebut.
Alexis mendudukkan dirinya disamping ranjang sang kekasih, perlahan mengambil satu tangannya yang tak terlilit oleh infus. Menggenggamnya lembut takut dirinya semakin menyakiti lelaki dengan perawakan bongsor dan senyuman cerah secerah bunga matahati. Menciumnya dengan perasaan sakit yang mendalam sesekali mepalkan doa agar kekasihnya baik-baik saja. Melihat Barra seperti ini membuatnya hancur tak bersisa, separuh hidupnya sedang tidak baik-baik saja.
Satu nada dering memecahkan kesunyian, membuat si cantik berdecak kesal pasalnya itu mengganggu waktunya untuk mendoakan terus menerus kekasihnya yang belum sadar dari tidurnya. Mengambil ponselnya yang terus berdering, terpampang nyata nama managernya disana. Menghembuskan nafas kasar dan mengangkatnya seraya berjalan keluar ruangan.
"Ada apa? Aku sudah bilang jika aku tidak akan datang ke fashion week lagi untuk saat ini, Rowena" jawabnya agaknya jengkel atas ucapan managernya yang terus memohon untuk dirinya ikut ke acara fashion minggu ini. Hembusan nafas terdengar disana tanpa adanya wicara yang berarti.
"Kenapa diam saja? Jika tidak ada yang dibicarakan aku tutup teleponnya. Aku masih ingin menemani Barra di dalam" ujarnya yang ingin menutup panggilan tersebut namun satu ucapan Rowena Mellarck membuatnya urung, kembali mendekatkan ponselnya pada telinga si cantik.
"Aku disini bukan memintamu untuk datang ke acara itu namun aku sudah menemukan siapa yang menabrak kekasihmu hingga mengalami patah tulang hebat di kakinya"
Ujaran Rowena membuatnya semakin penasaran, alis presisi itu menukik tajam mendengarkan seksama apa yang dikatakan sang manager. Sungguh kenapa perempuan itu lama sekali mengucapkan pelaku dari semua ini. Jika bukan sang manager sekaligus kakak sepupunya, sudah ia tendang tulang keringnya.
"Bisakah kau cepat menjawabnya Rowena! Aku tidak cukup banyak waktu hanya dengan mendengar hembusan nafas jelekmu itu" ujarnya tak sabar. Decakan itu terdengar dari sana dan suara seseorang juga ikut terdengar oleh si cantik. Ia seperti tau suara ini. "Kau berbicara dengan siapa, Rowena?" tanyanya. Pembicaraan itu berhenti dan si manager hanya meminta Alexis untuk datang ke kediamannya tanpa menjawab siapa pelaku dari menabrakan kekasihnya.
"Aku butuh penjelasan sekarang! Rowena! Ro-"
"SHIT!"
Panggilan terputus, membuatnya semakin jengkel dengan managermya. Ponsel ia masukan dan kembali ke ruangan sang kekasih. Melihat keadaannya yang menyedihkan, Alexis tak sanggup menatap kondisi itu terlalu lama. Apalagi melihat kedua kaki kekasihnya diperban, membuatnya ikut hancur dalam sekejap. Apalagi Barra yang bangun melihat kondisinya sendiri.
"Apapun yang terjadi aku akan selalu di sisimu, Barra. Aku akan menerima kekuranganmu pastinya. Bertahanlah demi aku. I love you"
Kecupan di kening menjadikan sapaan terakhir Alexis kepada Barra. Gadis cantik itu pergi meninggalkan ruangan untuk menemui managernya di apartemen dekat pemukiman kota. Sebelumnya meminta beberapa bodyguard menjaga ruangan ini agar tak ada yang masuk sembarangan.
"Siapapun kau yang berani menyentuh duniaku. Akan aku hancurkan kau hingga berkeping-keping" ujarnya dengan berapi.
-TBC-
haihai!! how are you guys? i hope you guys so well yapss. aku disini bawa book baru yang lebih fresh dan book krmarin aku unpub karena aku blum ada ide lagi untuk nulis itu. semoga kalian suka ya sama book ini. tolong beri banyak cinta yaa! terima kasihh><. see you in the next chapter💖
KAMU SEDANG MEMBACA
THE RACE (HAESELLE)
FanfictionHari itu benar terjadi, dirinya akan berperan menjadi orang lain. Kabar buruk mengenai kekasihnya menjadikan dirinya bertekad untuk mengalahkan semua yang ada di arena. Alexis Giorgiana, gadis yang bersumpah akan menjadikan arena sebagai tempat utam...