“YA KAMU MAUNYA KITA BAGAIMANA SEKARANG?!!”
“KAMU KOK MALAH BALIK MARAH MAS, YANG SALAH DISINI SIAPA SIH?? AKU GITU??”
“KAN SAYA UDAH JELASIN RIBUAN KALI, SAYA JUGA CAPEK, KAMU MAU DIAPAIN DULU BARU MAU PERCAYA”
“GIMANA CARANYA AKU MAU PERCAYA KALAU JELAS-JELAS TADI AKU NGELIHAT KAMU NGASIH UANG KE DIA, NGAPAIN DIKASIH COBA? BUKANNYA UDAH JANJI BAKAL BERHENTI? MANA BUKTINYA?!!! EMANG KENAPA? DIA DATANG SAMBIL MINTA-MINTA LAGI, IYA? KAN AKU JUGA UDAH BILANG RIBUAN KALI, NGGAK USAH DIKASIH, AKU YANG PUNYA HAK BUAT BANTU MEREKA, AKU KELUARGA MEREKA, LAGIAN MEREKA JUGA NGGAK PERNAH MAU BANTU KALAU KITA ADA MASALAH!!!”Teriakan dan keributan itu menggema di seisi rumah, beberapa cacian dan makian pun tak bisa terelakkan, pasangan yang tengah bertengkar itupun seperti tidak peduli lagi dengan tetangga yang sebenarnya dari tadi telah memasang telinga mereka, hari sudah malam tapi mereka siap mendengar keributan. Sudah 1 jam tetangga-tetangga itu dengan fokus mendengarkan dan sudah 1 jam pun pertengkaran hebat itu tak kunjung selesai, dan sepertinya hal itu tidak akan selesai dalam waktu dekat, malah akan menjadi lebih parah lagi dari kelihatannya. Satu-satunya perempuan di rumah itu nampak masih ingin mengeluarkan segala keluh-kesahnya ke si lelaki.
“AKU TUH NGERASA NGGAK DIANGGAP TAU NGGAK, SEMUA MASALAH KITA SEMACAM HANYA DITANGGUNG KAMU SENDIRI MAS, NGGAK PERNAH MAU DIBICARAIN SAMA-SAMA, SEKALINYA AKU MULAI BICARA NGGAK PERNAH DITANGGAPI SERIUS”
“LAGIAN KALAU MEMANG IYA SAYA NGASIH UANG KE IBU, KENAPA MASALAH KAYAK GINI HARUS DIBESAR-BESARIN, UDAH CUKUP, INI SUDAH JAM BERAPA, ORANG-ORANG BAKAL KEGANGGU, SAYA JUGA BUTUH TIDUR!”
“KAN, LAGI DAN LAGI, LARI AJA TERUS DARI SEMUA MASALAH KITA, NGGAK USAH DISELESAIKAN, ATAU CERITA AJA LAGI SAMA MAMA BIAR DIA ADA TOPIK BUAT NGOMONGIN DAN NGEJELEK-JELEKIN AKU DI DEPAN ORANG-ORANG, AKU BUKAN BERMAKSUD KASAR, TAPI BUKANNYA KENYATAANNYA KAYAK GITU?”
“LHO, KOK MALAH BAWA-BAWA MAMA SIH, OKE SAYA MINTA MAAF BUAT KESALAHAN SAYA LALU, TAPI KAMU KENAPA SELALU AJA DENGAN PEMIKIRAN-PEMIKIRAN BURUK TENTANG SAYA SAMA MAMA SIH??!!”
“YA MAKANYA KALAU NGGAK MAU DI PIKIRIN YANG ENGGAK-ENGGAK, HADAPIN MASALAH YANG ADA!!!”
”KAMU NGOMONG LAGIII, SAYA TAMPAR KAMU!!!!”
“...”Hening seketika melanda untuk beberapa saat, kedua orang di rumah itu mencerna apa yang baru saja terjadi, tetangga-tetangga penuh rasa penasaran pun sudah berada di alam mimpi dari beberapa menit yang lalu, bukan apa, ini sudah malam dan terlepas dari teriakan pasangan ini, mereka tetap dikalahkan dengan rasa kantuk mereka. Tetapi mereka melewatkan adegan terbaik dari pasangan yang tengah bertengkar ini.
“APA? TAMPAR? BERANI KAMU? COBAAA! MANA TANGAN KAMUU, TAMPAR AKUU, AYO CEPAT, TAMPARRR!!!!!”
“TOLONG KAMU STOP, STOPPP!!”
“KENAPAAA DISURUH BERHENTI HAHH?! BUKANNYA KAMU SENDIRI YANG BILANG, KAYAK GINI KANN”
Si perempuan yang telah dipenuhi emosi pun menampar pipinya sendiri, mengabulkan kata-kata suaminya. Melihat itu, suaminya ikut menampar pipinya sendiri, merasa bersalah dengan kata-kata yang dia katakan sendiri. Keadaan menjadi semakin kacau, keduanya menangis sejadi-jadinya, masalah mereka sudah di puncaknya dan akan sangat susah untuk diberhentikan. Si perempuan sudah terduduk sambil menangis, sementara si lelaki keluar dari kamar dengan keadaan kacau. Pertengkaran itu selesai, tetapi sangat memaksa dan ditinggalkan dalam bentuk tak selesai dan berantakan..
Si lelaki yaitu Gilang Wijayakusuma, terbangun di sofa ruang tamu rumahnya-malam sudah berganti pagi, dan suasana pagi di hari Minggu ini sangat sepi, tidak santai dan menyenangkan seperti biasanya. Sesaat setelah beranjak dari sofanya, ia menatap kamar tempat ia dan istrinya yaitu Dian Anissa Aprilia, tidur bersama sebelum kejadian semalam. Hari ini sudah pasti istrinya tidak akan memasakkan sarapan untuk mereka berdua, sehingga sepertinya mungkin pagi ini ia yang akan memasak untuk pertama kalinya sejak mereka menikah 5 tahun lalu. Dalam kurun waktu 5 tahun itu banyak kenangan yang mereka buat, suka maupun duka telah mereka melewati bersama, tapi sepertinya kejadian semalam akan merubah segalanya-belum pernah mereka bertengkar sehebat kemarin malam.