[PhayuRain] Your Wife is Mine

05. Kakak Ipar Belum Selesai [🔥🔞🔥]

╔═.✾. ═════════════╗
© Astagalaxy Presents

BossNoeul
26122k23

❝Your Wife is Mine!❞
╚═════════════.✾. ═╝

🔥🔞🔥

[VOTE OR OUT!!]

👉🏻⭐👈🏻

Pagi harinya, Rain dibangunkan oleh kecupan-kecupan lembut di pipinya.

Saat matanya terbuka, dia mengernyit tidak nyaman dan menggerutu. "Aku masih mengantuk.."

Prapai tertawa rendah mendengar suara istri kecilnya yang seperti kucing pemarah. "Kamu terlihat sangat lelah hm? Begadang bermain game lagi?"

Rain tidak menjawab dan hanya berbalik memunggungi Prapai.

Memainkan game apa?!! Dialah yang dipermainkan luar dalam oleh bajingan itu!!

"Kalau begitu, tidurlah.. aku akan pergi ke perusahaan dulu." Suara Prapai terdengar samar, kemudian Rain jatuh kembali dalam buaian alam mimpi.

Rain mengerang kesal saat lagi-lagi seseorang mengganggu tidurnya. Kali ini bahkan orang itu melingkarkan lengan ke pinggangnya, hal yang membuat Rain marah karena dia merasa seperti dibelit oleh ular besar. Bagaimana dia bisa tidur dalam keadaan ini?

"P'Pai.. lepaskan!"

Rain kemudian mengerang kesakitan saat orang itu menggigit pundaknya. Rain membuka matanya dengan kesal kemudian berbalik.

Dia segera terpaku saat melihat bahwa orang itu bukan suaminya sama sekali.

Kenapa dia tidak menyadari itu lebih awal? Tentu saja Prapai tidak akan menggigitnya seperti anjing.

Hanya orang inilah yang akan melakukannya!

"Tidur sampai tengah hari, apa kau tidak lapar?" Suara magnetis seorang pria segera terdengar.

Rain mencoba mengenyahkan lengan yang membelit pinggangnya. Tapi bagaimana mungkin Phayu akan membiarkannya?

"Lepas!"

"Kau berani menggunakan kata itu lagi padaku?" Phayu bertanya dengan intonasi yang sugestif, kini bahkan ujung jarinya sudah bermain-main dengan kancing piyama yang dikenakan Rain.

Rain memelototi pria kurang ajar itu.

Phayu menyipitkan matanya melihat wajah kecil yang pemarah, Rain selalu menampilkan durinya seperti ini saat mereka akan melakukan sesi bercinta, lalu ekspresi yang bermusuhan itu akan surut saat tubuhnya sudah mendapatkan kenyamanan.

Yah.. Itu lebih seperti rutinitas.

Jadi melihat ekspresi itu saat ini, Phayu malah menyeringai kemudian membawa telapak tangannya untuk menyelinap ke bawah piyama Rain dan mengusap perut yang lembut.

"Atau mungkin, lubang bawahmu yang lapar?"

Nafas Rain segera memburu karena emosi. Dia mengangkat tangannya untuk menampar bajingan itu, tapi dia harus puas menelan amarahnya kembali saat Phayu menekan kedua tangannya ke bawah.

"Adik ipar.. sangat pemarah!" Phayu mendesis. Irisnya yang gelap segera diwarnai kekejaman. "Itu adalah tugasku untuk memberimu pelajaran agar bisa menghormati yang lebih tua."

"Lepaskan aku, kau brengsek!" Rain mengumpat keras. Persetan dengan pria ini! Dia baru kembali ke kamarnya menjelang pagi, kemudian sekarang bajingan ini sudah disini untuk mengacaukannya lagi?!