Chapter 35 : Halilintar Itu

402 51 2
                                    

Boboiboy milik Monsta, meminjam karakternya saja untuk kepentingan cerita.

Alur cerita murni dari pemilik akun

Rate : T 17+

Genre : action, family, brother sibling, friendship, Hurt/Comfort.

Warning : typo, bahasa campur Indo Melayu, kesalahan tanda baca, tidak berhubungan dengan cerita original.

***

"Pada akhirnya kisahku memang kembali ke awal cerita."

***

"Taufan, kapten memanggilmu." Sosok alien yang masih terikat dengan ras Baraju mendekati Taufan yang sedang berada di ruang latihan.

"Sekarang? Baiklah." Taufan buru-buru mengambil seragam Tempur-A yang sempat dia tinggalkan di sudut kursi ruang latihan, dan berlari ke arah ruang pertemuan.

"Walaupun kekuatanku di tahap dua, dan tiga masih sulit dikendalikan, setidaknya aku benar-benar mengusai tahap satu sepenuhnya, mungkin setelah ini aku akan mencoba tingkat kedua," semangat Taufan pada dirinya sendiri.

Kakinya berjalan ringan menelurusi lorong Tempur-A yang cukup ramai di lalui beberapa orang, dan alien, mengingat hari ini ada kunjungan kerja sama antara Tempur-A, dan pasukan lain, rasanya pembentukan aliansi pelindung galaxy akan benar-benar terwujud.

"Eh ... " Taufan menghentikan langkahnya begitu melihat di ujung lorong, seseorang yang tidak asing baginya, manik ruby yang tampak tajam dalam segala situasi.

"Halilintar!" batin Taufan tidak percaya.

Kapan terakhir kali dia melihat temannya itu? Mungkin dua tahun yang lalu? Cukup lama baginya, melihat remaja itu tampak gagah dengan seragam berwarna biru, dan hitam, Taufan tahu, itu seragam Tapops.

Jadi Halilintar juga turut bergabung menjadi bagian dari pasukan pelindug galaxy, Taufan semakin bersemangat, kakinya dibawa berlari mendekat.

"Halilintar!" Taufan hampir berteriak saking semangatnya berjalan mendekat ke arah Halilintar.

Karena posisi Halilintar yang tepat di tikungan lorong, pemuda itu menoleh sedikit mendapati Taufan yang mendekat ke arahnya.

Taufan yang semakin mendekat tetap memperlihatkan ekspresi senangnya, walau cukup aneh Halilintar tidak bereaksi, bahkan tidak membalas sapaannya.

"Halilintar ... Hali-" Taufan yang semakin mendekat mulai menyadari kehadiran seseorang.

"Ka-kapten," cicit Taufan terkejut melihat kapten divisinya ternyata ada di dekat Halilintar.

"Apa yang kau lakukan? Tindakanmu itu benar-benar tidak profesional, dan jangan memanggil Halilintar dengan gamblang seperti itu, pangkatnya jauh di atasmu Taufan!" tegur sang kapten memperlihatkan wajah tidak sukanya.

Taufan terkekeh canggung. "Maaf Kapten, aku tidak sengaja, aku terlalu bersemangat."

Kapten divisi Taufan memandang Taufan, dan Halilintar secara bergantian, ternyata memang benar rumor bahwa pewaris elemental generasi saat ini memiliki paras hampir sama, walau dengan aura yang berbeda, sehingga cukup mudah membedakan mereka.

"Kau kenal dengan Taufan, Halilintar?" 

Pertanyaan itu membuat Taufan menoleh ke arah Halilintar, remaja yang dari tadi memasang wajah kaku, melirik, melirik Taufan sejenak.

Dua Batas Sisi (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang