SHS - 30 (Ending?)

220 15 26
                                    

Hai, aku ngucapin terima kasih banyak ke kalian semua yang udah meluangkan waktu buat baca Sky High School. Aku minta maaf karena belum menjadi penulis yang baik. Namun, aku akan berusaha cerita-ceritaku selanjutnya akan lebih baik lagi.

Terima kasih sudah memberi vote, koment. Semoga Allah membalas kebaikan kalian. ❤️

Awalnya aku ragu menulis cerita tentang Thriller / Misteri. Takut tidak diterima pembaca karena alurnya. Namun, aku senang ada banyak yang mendukungku menulis cerita ini.

Aku bahagia sekali karena ada yang koment. "Lanjut, Thor." Atau "seru banget, Thor."

Ketikan yang mungkin dianggap sepela bagi sebagian orang, tetapi bagiku itu adalah hadiah dari jerih payahku selama ini. Dan sangat berarti bagiku.

Sehat-sehat, ya, kalian❤️

Jangan lupa makan enak hari ini❤️

Sampai ketemu lagi di ceritaku yang lain.

See you, orang-orang baik❤️🌻

***

"Darren," panggil Jarvis.

"Apaan, sih?" kesal Darren.

"Lo mau ke mana, hah? Pameran sebentar lagi dimulai. Lo malah keluyuran nggak jelas," cerca Jarvis.

"Iya, iya. Jadi cowok cerewet banget," sungut Darren.

Jarvis menghela napas berat melihat kelakuan sepupunya yang selalu saja membuat ia kesal. Dari pertama mereka memutuskan untuk mendaur ulang sampah plastik menjadi karya. Darren seringkali ogah-ogahan dimintai bantuan.

"Lo diam di sini! Jangan ke mana-mana. Gue mau nyari minum dulu," kata Jarvis lantas diangguki oleh Darren. "Awas lo!"

"Iya!" kesal Darren menghentakkan kakinya. "Jangan lama-lama, gue nggak bisa jagain, nih, jualan sendirian."

Jarvis tak mempedulikan ocehan Darren. Tujuannya sekarang mencari minum dan melihat pameran lain. Biarkan saja jualan mereka dijaga oleh Darren. Jarvis terkekeh membayangkan betapa kesal Darren ditinggal sendirian.

"Bang, jus mangganya dua, ya," pesan Jarvis.

"Oke, siap!" Pelayan itu pun membuatkan pesanan Jarvis. Tak lama hanya sekitar dua menit saja.

Setelah membeli jus mangga, Jarvis melangkah melihat-lihat pameran lainnya. Di sana ada banyak sekali karya yang dibuat oleh murid SMA Bina Nusantara. Jarvis paling tertarik dengan lukisan bintang jatuh lalu dikejar oleh tiga orang—dua laki-laki dan satu perempuan.
Entahlah, Jarvis merasa dejavu dengan hal itu.

"Indah sekali lukisannya," puji seseorang di samping Jarvis.

Jarvis menoleh dan mendapati kehadiran seorang perempuan cantik berambut panjang mengenakan kursi roda bersama dengan anak kecil yang mungkin usianya jauh di bawah Jarvis.

Iya, benar. Dia adalah Alisa dan Yusuf. Seakan-akan takdir telah memberi isyarat bahwa mereka tidak akan terpisahkan. Alisa belum menyadari Jarvis ada di sampingnya. Ia terlalu takjub dengan lukisan tersebut.

"Kak, aku ke toilet sebentar, ya," pamit Yusuf dan diangguki oleh Alisa.

"Ini boleh aku bawa pulang nggak?" gumam Alisa. Setelah mengatakan itu ia merasa ada seseorang yang sedang memperhatikannya.

Alisa sangat terkejut melihat sosok selama ini ia kagumi sedang berada di sampingnya. Jarvis Malik Hakan—penerima medali emas olimpiade renang. Mulut Alisa menganga lebar saking tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Sky High School { The End }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang