1 - Mission

351 34 7
                                    

Rumah Park Jimin adalah tempat mereka berkumpul hari ini. Namjoon, Yoongi, dan Hoseok sudah datang sejak satu jam yang lalu. Hanya Taehyung yang belum nampak batang hidungnya, Jimin sudah mengiriminya pesan tetapi Taehyung belum membacanya.

"Apakah Taehyung juga bilang pada kalian jika dia melihat Seokjin sunbae dan Jungkook?" tanya Jimin sambil meminum jus jeruk kemasan yang ada di depannya.

"Iya, dia mengirimi Namjoon pesan tentang hal itu kemarin." Hoseok menghela nafas pelan.

"Apakah yang dikatakan Taehyung benar?" tanya Namjoon.

Jimin menggeleng, "Taehyung bersikeras jika itu benar, dia lalu marah kepadaku karena aku meragukannya."

Setelah peristiwa itu hubungan pertemanan di antara Namjoon, Yoongi, Hoseok, Taehyung, dan Jimin menjadi lebih dekat. Mereka merasakan rasa kehilangan dan duka yang sama sehingga mereka mencoba untuk berdamai dengan masa lalu.

"Aku hanya khawatir jika Taehyung terlalu banyak berharap," gumam Yoongi, sebuah kemajuan yang pesat karena sekarang dia bahkan mengkhawatirkan keadaan Taehyung.

"Kalian tahu sendiri betapa keras kepalanya anak itu," Jimin jadi teringat saat Taehyung mencoba untuk pergi ke Ignis sendirian.

Pintu rumah Jimin terbuka. Taehyung sudah datang. Pemuda yang kini berusia 22 tahun itu melepaskan jaket hitam yang dia pakai. Tanpa banyak bicara dia duduk di samping Hoseok.

"Kenapa mengumpulkan semuanya, Hyung?" tanya Taehyung sambil menatap Namjoon.

Diam-diam mereka sedikit lega karena Taehyung tidak membahas soal Seokjin dan Jungkook. Mungkin Taehyung sudah menyadari jika itu semua hanya bayangannya saja.

"Aku membawa misi khusus dari Goldrose dan NIS untuk kita berlima." Namjoon mengeluarkan banyak dokumen dan foto dari dalam tas selempangnya. Dia mengaturnya dengan rapi di atas meja.

"NIS?" ulang Jimin tidak percaya.

"Aku tahu jika kalian juga akan terkejut, sepertinya badan intelejen negara manapun sedikit banyak mengetahui tentang pengendalian elemen." lanjut Namjoon. Yoongi dan Hoseok tidak berkomentar, Namjoon sudah menjelaskan garis besar dari misi ini kepada mereka kemarin.

"Hal apa yang membuat mereka repot-repot meminta pengendali elemen untuk ikut campur? Kupikir badan intelejen memiliki agen terbaik untuk menjalankan setiap misi mereka." omel Jimin, sebenarnya dia malas terlibat dengan badan intelejen atau semacamnya.

"Mayat?" Taehyung bergumam saat melihat foto yang ada di meja.

"Pembunuhan misterius." Hoseok bergidik.

"NIS curiga jika pelakunya bukan manusia." jelas Namjoon.

"Kalau bukan manusia lalu apa?" Jimin bertanya.

Yoongi mengambil salah satu foto itu dan mengamatinya, "Jika dilihat dari kondisi mayatnya yang mengering, pelakunya mungkin sejenis demon. Pemakan jiwa."

"Demon?" Jimin dan Taehyung saling berpandangan.

"Sepertinya NIS sedang ingin mengumpankan kita pada para demon ini." gerutu Jimin tidak suka.

"Atau mungkin mereka ingin tahu sejauh apa kekuatan pengendalian elemen." tebak Yoongi.

"Mereka akan segera mengirimkan file lengkap soal kasus ini sekaligus memberi tahu siapa pengendali api yang akan membantu kita menjalankan misi ini." Namjoon mengamati perubahan ekspresi Taehyung yang mengeras.

"Kenapa sih harus ada demon di Seoul?" gerutu Hoseok, karena pada dasarnya Hoseok itu penakut maka menghadapi demon sedikit membuat khawatir. Bagaimana jika mereka sama saja dengan hantu?

LAND OF THE ELEMENTS 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang