Part 3 : Dark Clouds

35 9 0
                                    

Joohyun berjalan pada lorong kampus. Ia menuju ruang kepala program studi keolahragaan. Namun sebelum sampai ke ruang kepala prodi, ia banyak disapa oleh mahasiswa dan mahasiswinya. Mereka terlihat begitu nyaman menyapa Joohyun yang meski wajahnya sedingin putri es namun sebenarnya ketika ia mengajar di kelas sehangat coklat panas. diantara mahasiswanya ada yang memuji kecantikan paras Joohyun yang ditanggapi dengan santai. Meski raut mukanya terlihat santai namun dalam kepalanya seperti sedang terjadi pertarungan sengit antar opini dirinya.

"YA Joohyun-na kau seperti memenangkan lotre. Ayo lakukan dengan baik. Sebuah kelegaan untuk keluargaku dan juga kesegaran serta kebebasan untukku agar tidak ditekan untuk menikah. pernikahan ini bisa memberikan waktu untuk memikirkan jalan hidupku sendiri" pertarungan opini dalam kepala Joohyun berakhir ketika pada akhirnya ia sampai di tempat yang dituju. Ia tiba di pintu yang pada salah satu bagian dindingnya terdapat keterangan si empunya ruang bertuliskan Prof. Dr. Kim Hyo Yeon. Ia mengetuk pintu tersebut dan dipersilahkan masuk oleh si empunya ruang yang telah berada di dalam. memang sebelumnya Joohyun telah menghubungi kaprodi terkait urusan yang akan ia bicarakan karena mengetahui bahwa tidak setiap saat kaprodi berada di ruangan. bisa jadi sedang pergi mengajar di kelas, mengikuti rapat dengan dekanat atau petinggi universitas maupun mengisi seminar-seminar di kampus lain.

Joohyun masuk dan duduk di kursi yang tersedia. Dihadapannya Prof. Kim menyambut Joohyun meskipun hubungan mereka tidak terlalu baik karena sebuah pengkhianatan akademik yang dilakukan oleh kaprodi keolahragaan tersebut. Joohyun menyerahkan undangan pernikahan pada Prof. Kim.

"apa ini?" Prof Kim melihat selembar undangan pernikahan yang diserahkan oleh Joohyun "pernikahannya sebulan lagi. Apa tidak terlalu terburu-buru?" protes Prof. Kim basa-basi.

"periode kontrak mengajar saya hampir habis" Joohyun memberi alasan sekiranya.

"pengumuman tentang pernikahanmu yang mendadak ini aku penasaran apakah kau memutuskan untuk menikah karena kami tidak bisa memperbaharui kontrak kerjamu? Kau tahu kan, kau hampir lolos".

"Ya, sayang sekali. Omong-omong, apakah surat rekomendasi saya sudah siap Prof. Kim?"

" ah...benar. tunggu sebentar" Prof Kim berdiri dan pergi melihat ke meja lain. "dimana aku menaruhnya"

Ketika Prof Kim pergi, netra bening Joohyun terpacu pada paper atau jurnal yang telah dicetak. Ia melihat nama Prof Kim menjadi penulis pertama, sedang nama Joohyun berada pada urutan paling akhir. Padahal ia yang telah berjuang dalam menulis jurnal internasional yang telah lolos terindeks scopus pada tingkatan Q1.

"sungguh pemalsu itu, penjahat akademik sejati. Aku yang menulis makalah penelitian itu" Prof Kim melihat Joohyun yang tengah fokus pada jurnal tersebut. ia buru-buru menutupi dengan kertas lain sekaligus menyerahkan surat rekomendasi untuk Joohyun pindah ke tempat kerja yang baru.

"ini!"

"Kau memilih sekolah yang bagus"

"terima kasih" tutur Joohyun.

"astaga! Maaf sekali, aku harus segera pergi" Prof Kim melihat ke arah jam tangan. Padahal ia hanya ingin mengusir Joohyun secara halus.

"baiklah. Aku keluar dulu. Selamat atas pernikahanmu" Prof Kim pergi yang diikuti oleh Joohyun. Ia tidak lagi berkepentingan di tempat tersebut.

Joohyun ingin bercerita pada sahabatnya. Ingin mencurahkan segala hal yang dialami. Etika akademik yang telah dilanggar oleh kaprodinya sungguh begitu egois. Harusnya kaprodinya tahu betapa tidak mudah membuat makalah ilmiah. Harus mencurahkan ide. Membutuhkan cukup waktu. apabila telah selesai harus cek plagiasi dan pada akhirnya nama orang yang tidak berkontribusi berada di penulis pertama. Joohyun mendial pada salah satu kontak pada gawainya. Tidak perlu menunggu lama, seseorang yang ia telfon mengangkat panggilannya.

Artificial LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang