FL 3 ( feeling like never before )

554 49 11
                                    

Happy Reading!^^
Sorry For Typo's
.
.
.
.
.
.
.
.

Waktu sudah menunjukkan pukul 15.55, namun jemputan Jerano belum juga datang hingga sekarang. Berulang kali Jerano mengecek arah jarum jam pada benda yang terpasang dipergelangan tangannya.

Sesuatu yang berada di saku celananya bergetar, handphonenya berbunyi mengeluarkan sebuah nada dering notifikasi telepon dari seseorang. Disana, kontaknya bertuliskan 'Papa' dan setelah itu Jerano mengangkat telepon tersebut.

"Halo pa?" Tanya Jerano setelah menggeser, mengangkat telepon tersebut.

Yang diseberang menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Jerano "Maaf no, papa gabisa jemput kamu hari ini, tiba tiba papa ada urusan mendadak"

Jerano reflek mengerucutkan bibirnya mendengar perkataan ayahnya di seberang sana, ia malas jika harus memesan taxi, karna ia akan kembali menunggu berjam jam sampai taxi itu datang.

"Yaudah deh pa, nanti rano telepon temen rano aja buat jemput. Rano matiin ya?" ujar Jerano

Tut..

Setelah Jerano memutuskan sambungan tersebut, segera ia masukkan handphonenya ke dalam saku celananya kembali. Suara deruman motor milik seseorang membuat Jerano mengerinyitkan dahinya, siapa yang masih ada disekolah saat ini? Ia menengok ke arah belakang, ahh Bima rupanya.

Bima menghentikan motor sport miliknya di sisi tempat Jerano berdiri, ia membuka helm fullface-nya kemudian bertanya kepada Jerano, mengapa ia masih berada disekolah?

"Lu belum dijemput?" Tanya Bima pada oknum didepannya ini.

Jerano menggeleng menanggapi pertanyaan yang dilontarkan oleh Bima, kemudian ia menggerakkan tubuhnya menghadap pada oknum si pemilik deruman motor tadi.

"Papa gabisa jemput, katanya ada urusan mendadak hari ini" ujar Jerano

Bima mengecek benda cilik yang terpasang apik pada pergelangan tangannya, arah jarum jam menunjukkan pukul 16.00. Bima langsung saja memerintahkan Jerano untuk naik ke atas motornya, Bima akan mengantar Jerano pulang.

"Naik, gua anterin pulang"

Jerano yang mendengar itu membelalakkan kelopak matanya terkejut, ia tak salah dengar bukan?bahwa oknum yang ada didepannya ini akan mengantarkannya pulang ke rumah? Bima yang melihat tak ada pergerakan sama sekali pada Jerano, melambai-lambaikan telapak tangannya didepan wajah Jerano.

"Halo?Jer, kenapa bengong?cepetan naik, udah sore"

Jerano yang terlepas dari lamunannya, segera naik ke atas jok motor sport milik Bima. Bima memerintahkan Jerano untuk berpegangan karena ia akan melajukan motornya dengan kecepatan penuh. Namun, Jerano hanya abai tak peduli dengan Bima yang akan mengebut.

"Pegangan, gua mau ngebut soalnya." Ujar Bima, ucapannya diabaikan oleh oknum dibelakangnya.

Bima memutar bola matanya malas, ia meng-gas stank motornya secara mendadak, hingga membuat oknum yang berada dibelakangnya terkejut dan reflek memeluk pinggangnya. Dibalik helm fullface-nya, si pemilik motor memasang sebuah smirk karena perbuatan isengnya membuahkan hasil.

BRUMM

"ANJING!" Umpat Jerano karena Bima yang tiba tiba meng-gas motornya, dengan spontan ia memeluk pinggang milik si pemilik motor yang dinaikinya dengan erat serta menutup kedua kelopak matanya, dahinya mengkerut, ia sangat takut jikalau ia terjatuh nantinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

First Love [ Jaemjen/Minno ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang