FL 2 ( interested )

435 34 0
                                    

happy reading!^^
sorry for typo's

꒰⁠⑅⁠ᵕ⁠༚⁠ᵕ⁠꒱⁠˖⁠♡


Setelah beberapa hari yang lalu mereka berkenalan, kini mereka terlihat menjadi semakin akrab, mereka selalu bepergian kemana saja secara bersama sama. Contohnya seperti sekarang, mereka sedang berkumpul di tempat yang biasa disebut dengan sebutan 'markas', mereka terlihat sibuk dengan kegiatan masing masing.

Jerano yang asik bermain game dengan Rayhan, Dago yang asik menggoda Marven, Aji dan Chiaro yang selalu saja ribut, dan Bima yang terlihat sedang asik membaca sebuah novel tentang percintaan remaja.

Jerano yang telah memenangkan game yang ia mainkan tadi bersama Rayhan, Rayhan terlihat muram karna lagi lagi ia kalah oleh Jerano. Jerano yang menyadari bahwa sahabatnya itu tengah muram, ia langsung saja beranjak dari duduknya kemudian mengambil snack yang tersedia di dalam kulkas markas tersebut.

Awalnya ia hanya mengambil tiga cola untuk dirinya, Rayhan, dan Marven. Atensinya mengarah ke satu oknum yang memiliki nama Bima. Kemudian ia ambil satu lagi cola dan membagikannya pada ketiga oknum tersebut.

---
--

'Puk' Jerano menepuk pundak Bima, kemudian menyerahkan cola yang tadi ia ambil untuk diberikan kepada Bima.

"Bim, nih." Ujar Jerano seraya mengulurkan cola tadi di depan wajah Bima yang sedang fokus membaca.

Bima melirik sebentar ke arah Jerano, ia ambil cola yang diberikan untuknya.

"Thanks, Jer" Ujar Bima yang hanya diangguki oleh Jerano

Jerano agak penasaran apa yang tengah dibaca oleh Bima, ternyata novel itu bergenre thriller, setelah ia membaca sinopsis yang berada di sampul buku tebal itu. Jerano mendudukkan dirinya di sofa yang tengah diduduki Bima saat ini, ia mendekat ke arah Bima dan ikut membaca isi novel yang tengah dibaca oleh Bima.

Namun, bukannya fokus mengamati isi dari novel tersebut, atensinya malah beralih ke arah pemilik novel. Jerano mengamati wajah sang pemilik, 'Tampan' batinnya, Jerano terheran heran, mengapa orang seperti Bima tak memiliki seorang kekasih. Padahal jika diamati lebih dalam, Bima adalah orang yang menurutnya sangat tampan, kemudian pintar. Siapa yang tak jatuh hati kepadanya?

Hanya saja Bima adalah seseorang yang menurutnya sama sekali tidak memiliki ekspresi, terkesan cuek namun perhatian, yang mana membuat seorang Jerano tertarik untuk menelusuri Bima lebih dalam, Seperti apakah Bima itu.
.
.
.
.
.
.
.
.

Keesokan harinya...

Keheningan di meja kantin yang tengah ditempati oleh Jerano, Marven dan Rayhan dipecahkan oleh Dago yang akan kembali menggoda pria incarannya itu, Marven. Jerano dan Rayhan yang sudah terbiasa akan hal itu hanya menggelengkan kepalanya masing masing seraya mendengus kasar.

"Dede Marven, kiw abang dateng nih sapa dong calon pacarnya" goda Dago sembari menaik turunkan alisnya

Marven yang melihat itu bergidik ngeri, dosa apa yang telah ia perbuat hingga ia dipertemukan dengan makhluk aneh seperti Dago.

"Najis, diem ga? atau gua congkel mata lu sekarang juga." Ancam Marven pada Dago

Tapi Dago sama sekali tak menghiraukan ancaman Marven, ia malah semakin menggoda Marven yang wajahnya memerah karna menahan kesal, dan menurut Dago itu sangat menggemaskan baginya. Bima yang tadi datang bersama dengan Dago, ia mendudukkan dirinya di sebelah Jerano.

"Eh?oh..ternyata lu Bim" Jerano agak menggeser duduknya agar Bima juga bisa ikut duduk dengan leluasa. Baru saja Jerano menyuapkan makanannya ke dalam mulut, ia dikejutkan dengan dua bocah yang memiliki nama Aji dan Chiaro. Alhasil, Jerano tersedak karena dua bocah tersebut.

"BANG JER!!" suara teriakan yang berasal dari dua bocah, Aji dan Chiaro.

"uhuk-uhuk!!" Jerano tersedak, ia menepuk-nepuk dadanya, seraya mengode seseorang untuk mengambilkannya sebuah air minum.

Bima yang melihat itu, segera menyerahkan gelas berisi air mineral, dan disodorkan kepada Jerano. Jerano segera menenggak air itu dengan terburu-buru. Mata Rayhan mendelik ke arah Aji dan Chiaro, tak seharusnya mereka seperti itu. Rayhan menyuruh Aji dan Chiaro untuk segera meminta maaf kepada Jerano karna perbuatan mereka berdua yang mengakibatkan Jerano tersedak.

"Anu..maaf ya bang, ga berniat bikin bang jer keselek" Ujar Aji, sedangkan Chiaro hanya mengangguk-angguk sembari menundukkan kepala layaknya mengheningkan cipta.

"Iya bang..maafin kita ya bang, eh maksudnya Chiaro aja bang si Aji gausah" Chiaro melanjutkan

Jerano terkekeh menyaksikan dua bocah yang membuatnya tersedak tadi meminta maaf kepadanya, 'menggemaskan' batinnya. Matanya menyipit, membentuk bak bulan sabit. Bibirnya melengkung ke atas, membentuk sebuah senyuman yang mana membuat seseorang terpana akan senyumannya.

"Iya gapapa, santai aja. dimaafin kok dua duanya" Ujar Jerano kepada Aji dan Chiaro.

Kemudian Jerano mempersilahkan mereka duduk, bergabung bersamanya sekaligus teman-temannya. Meja yang yang ditempati oleh Jerano dan teman-temannya, berisikan canda tawa, mereka tertawa karena tingkah aneh yang dilakukan oleh Dago, menertawakan Aji yang tengah dijahili oleh Chiaro, atau pertanyaan aneh yang dilontarkan oleh Aji. Hingga akhirnya, Jerano tercekat karna sesuatu, tarikan bibir yang melengkung ke atas membentuk senyuman manis, yang disertai dengan kekehan membuat Jerano terpana. Kekehan itu berasal dari Bima, seseorang yang diberi julukan 'si Tampan tanpa Ekspresi'. Dan wala! Ia menunjukkan ekspresinya kali ini

'dug-dug dug-dug' bunyi detakan jantung Jerano yang tak beraturan, ia semakin tertarik dengan si tampan tanpa ekspresi itu.

"Gua akui, gua bener-bener tertarik sama orang ini" Batinnya.

•••

To Be Continued...

jangan lupa tinggalkan jejak, klo kamu suka sama book ini ya!^^ see u di chapter selanjutnya..

First Love [ Jaemjen/Minno ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang