1.

13 2 0
                                    

"Aduh,, bisa telat nih". Keluh gadis berambut kepang satu itu saat mendapati tak ada satupun angkutan umum yang lewat.

"Neng ojek neng". Tawar mas mas ojek yng langsung siaga memberikan helm berwarna pink putih dengan motif kupu-kupu.

"Bonar!".

Mas ojek yang bernama Bonar itu nyengir saat gadis itu mengenalinya.

"Hooh, yuk buruan". Ajak Bonar.

Tanpa basa basi lagi gadis itu langsung naik keatas motor sambil memakai helm. Tak butuh waktu lama untuk mereka sampai ke kampus gadis ini.

"Ini nar". Ucap gadis itu menyodorkan dua lembar uang berwarna kuning ke arah Bonar.

"Eh, gak usah. Untuk lo gratis tis tis".

"Gratis, Pala lo peyang! Cepetan ambil". Ucap gadis itu garang.

Mau tak mau Bonarpun menerimanya dengan senang hati toh niatnya baik tapi namanya rezeki gak boleh di tolak.

"Baik bener sih uti, tau aja kalo gue belum dapat duit" lirih Bonar tersenyum sambil menatap punggung gadis bernama Uti itu yang sudah tak nampak lagi.

Uti, memiliki nama asli Mutia Ningsih. Orangnya cantik kulitnya putih kuning langsat khas wanita Indonesia banget, matanya bulat besar hidungnya mancung, tingginya kisaran 158 cm lumayan mini sih tapi masih bisa dilihat. Ciri khas Uti kacamata dan poni untuk menutupi jenongnya.

 Ciri khas Uti kacamata dan poni untuk menutupi jenongnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"UTI".

Uti berhenti dan melihat kearah Nada yang melambai kearahnya.

"Yoh,, hosh hosshh" jawab Uti dengan nafas tersengal.

"Napa lari sih! Kek dikejar setan aja lu". Ujar Nada.

"Mr. Robert?". Tanya Uti.

"Ini nih kebiasaan gak pernah ngecek hape. Hari ini Mr. Robert cuti Uti".

"Hah? Kok bisa?".

"Yah bisalah, katanya sih anaknya masuk UGD". Nada.

Uti terduduk lemas sia sia sudah usahanya untuk lari ke kampus, ingin nangis tapi apa daya air matanya sudah kering untuk meratapi hidupnya yang mengenaskan. >_<

"Btw,, di kepala lu tuh apaan ti?".

Uti terbelalak kaget menyadari, dirinya terlambat menyadari "HELM BONAR!".

Ditempat lain,,,,

"Mari buk naik".

Sang ibu pun menurut untuk naik ke atas motor mengikuti arahan Bonar. Saat Bonar ingin menancap gas,,

"Eh,,eh mas tunggu mas" henti sang ibu.

"Kenapa buk?". Tanya Bonar

"Gak ada helmnya tah mas?".

Panah AsmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang