Jay's Dream

626 47 1
                                    


Jay tengah berdiri di atas genangan air yang cukup luas yang berada di tengah-tengah padang rumput. Cukup membuatnya keheranan.

"...Dimana aku?"

Suaranya menggema, seakan-akan dirinya berada di dalam gua yang disinari mentari.

"Mengapa terang sekali..?"

Telapak tangannya ia gunakan untuk menghalangi cahaya yang berusaha masuk ke dalam kedua matanya.

Kepalanya terasa panas. Mungkin karena terkena panas berlebihan.

"Jongseong-ie..?"

"ung?"

Berbalik badan ke belakang, sosok figur ibu tengah berdiri ke arahnya dari jauh.

"I..ibu?"

Dia tersenyum, mengarahkan kedua lengannya ke depan.

"Jongseong-ie.."

Pertahanannya runtuh, air matanya jatuh menetes di atas pipinya.

"Ibu... IBU!"

Kakinya berlari ke arah ibunya, sosok yang menghilang sejak dirinya berumur lima tahun.

Diakibatkan oleh kecelakaan, nyawanya tidak selamat saat perjalanan menuju UGD.

Nyonya Park kehilangan banyak darah waktu itu.

Tentu saja Jay yang masih berumur lima tahun tidak tahu harus berbuat apa selain duduk termenung di kamarnya.

Satu dari sekian memori buruk yang Jay rasakan selama hidupnya.

"Jongseong-ie ku sudah besar, ya?"

Jay menangis di dalam pelukkan sang ibu.

Jay lemah tentang ini, tentang ibunya. Hanya ibunya yang bisa membuat pertahanannya runtuh seketika.

"Ibu.. J..Jongseong..."

"Shh, tenangkan dahulu dirimu, nak."

Suaranya lembut, selembut kain sutra berwarna merah maroon milik ibunya dulu. Membuat siapa pun yang mendengarnya menjadi candu.

Jay berhasil menenangkan dirinya, dibantu oleh pelukan hangat sang ibu.

• • •

"Ibu senang kamu tumbuh dengan baik, Jongseong-ie.."

Duduk bersebelahan di tengah-tengah rumput hijau yang luas, Jay berbincang-bincang sedikit dengan ibunya. Sudah lama sekali ia tidak mendengar suara sang ibu.

Jay tersenyum pada kalimat sang ibu. "Aku juga senang bisa bertemu kembali dengan ibu, setelah sekian lama."

Nyonya Park menepuk bahu Jay, menatapnya dengan lembut.

"Ibu, maaf ..."

Jay menunduk, menghembuskan nafasnya berat.

"Maaf atas apa, nak?"

"Maaf, karena aku tidak pernah mengunjungi tempat peristirahatan ibu."

"Maaf, karena aku tidak menjadi seperti yang ibu harapkan."

"Maaf, karena Jongseong-ie yang dulu hanya termenung di kamar.. sendirian..."

Tiga kali kata maaf yang ia ucapkan pada sang ibu. Membuat Nyonya Park terkejut untuk beberapa saat, sebelum akhirnya kembali mengulas senyum.

"Ibu-"

"Ibu bangga padamu, Jay. Ibu selalu bangga padamu, Jongseong-ie ku.."

Jay menatap ibunya, satu bulir air mata mengucur lagi dari matanya.

"Jangan memaksakan untuk menjadi yang terbaik, lakukan sebisamu, asalkan kamu melakukannya dengan sepenuh hati."

Jay mengangguk, sembari mengusap kedua matanya.

"Ibu.. Aku berjanji akan mengunjungi tempat peristirahatan ibu, aku akan menyempatkan diri. Aku berjanji, ibu."

Nyonya Park mengusap rambut halus Jay, hendak mengakhiri pembicaraan mereka.

"Jaga selalu kesehatanmu, jangan sampai ibu melihat selang infus itu lagi." Ucap Nyonya Park dengan sedikit candaan.

Jay segera memeriksa tangan kanannya, dan memang benar, dirinya sedang diinfus.

Jay tertawa kecil. "I will, mom. Thank you for coming."

Nyonya Park mengangguk pelan, lalu mengulas senyum tipisnya. "Thank you for being good, my Jongseong-ie."


Membuka matanya, Jay tersadarkan dari mimpinya, mimpi indahnya.

Saat ini tepat pada pukul dua belas malam, untuk pertama kalinya Jay terbangun di atas ranjang kamar.

"Hah.. Ibu..."

Mengusap matanya yang basah, ternyata Jay sempat menangis. Melihat ke belakang, bantalnya juga basah akibat air matanya.

Jay terdiam untuk beberapa saat, dan membuat senyum kecil beberapa detik kemudian.

"Terima kasih ibu, mimpi itu sangat nyata.."


⋆。 A Week with Dr. Park 。⋆

Hallo! Kel disini:DIni adalah salah satu dari special chapters buat setiap hari yang Jay lalui di dalam kamar inapnya, semoga suka yaa!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo! Kel disini:D
Ini adalah salah satu dari special chapters buat setiap hari yang Jay lalui di dalam kamar inapnya, semoga suka yaa!

and I also appreciate votes + comment<33

A Week with Dr. Park || JayhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang