Day One

927 67 2
                                    



Pukul sembilan pagi, hari pertama Jay berada di sini, di ruang inap.

Hanya duduk diatas ranjang dan memakan sarapan tidak akan membuat moodnya kembali. Dia butuh sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang cukup menghibur.

Tidak ada yang menarik di ruangan ini. Begitu sunyi dan tidak ada orang lain selain dirinya.

Ingin rasanya Jay melompat dari atas jendela kamar dan kabur menuju rumah. Tapi yah, tidak mungkin kan?

Semalam juga ia tidak dapat tidur dengan nyenyak. Ranjang kamar rumah sakit terlalu keras baginya.

Sarapan untuk hari pertama : Nasi pulen dengan ikan dan sup tahu rumput laut serta dua potong buah semangka.

Walaupun hambar, Jay tetap menikmatinya. Bukan karena suka atau lapar, ia hanya ingin cepat-cepat pulang. Jay ingin merasakan tidur di ranjang kamarnya lagi. Ah, Jay, baru juga satu hari.

"Habis juga akhirnya." Ucapnya dengan mulut yang masih mengunyah nasi. Jay meneguk air putih untuk membersihkan mulutnya.

Tangannya ia ulurkan untuk mengambil ponselnya yang sedikit retak dibagian atas, toh tidak menjadi masalah juga baginya. Jari-jarinya bergerak cepat untuk mengetik sebuah dua buah kalimat pada kontak teman-temannya.

3 BROs
———————————————————————

"Apa kalian tidak ada niatan untuk menjengukku?"    | 09:09

send.
read by Jake Sim, Heeseung Lee.

Jake Sim : "Sorry bro, aku ada urusan mendadak."    | 09:11

Heeseung Lee : "Same here, another time ya."     | 09:13
read by you

"Dasar, keduanya sama saja." Jay meletakkan ponselnya kembali di atas meja. Mengusap wajahnya dengan kasar.

Satu hari saja sudah dirasa berat baginya, apalagi untuk enam hari kedepan. Bayangkan, seminggu penuh ia akan beristirahat di rumah sakit. Dengan makanan yang terasa hambar di mulut, astaga, sudah seperti penjara baginya.

Jay ingin merasakan kebebasan. Menjadi pembalap liar adalah hobinya, dan dia tidak akan melewati kesempatan itu.


ceklek

Dokter Sunghoon muncul dibalik pintu kamarnya itu, tak lupa untuk menutupnya kembali.

"Selamat pagi, Jongseong. Sudah selesai dengan sarapanmu?" Kalimat pertamanya saja sudah membuat Jay kesal. Seperti yang kalian tahu, Jay tidak suka dipanggil dengan 'Jongseong'.

"Panggil aku Jay, dokter.." Jawabnya dengan pelan namun menunjukkan kekesalannya. 

Dokter Sunghoon terkekeh. "Maaf, Jay. Ini obatmu, sehari minum satu pil." 

Bukannya diambil dari tangan si dokter, Jay malah tertawa. "Aku baik-baik saja, dok. Jangan khawatir seperti itu."

Dokter Sunghoon menaikkan alis kanannya, tidak setuju dengan kalimat Jay.

"Jangan terlalu percaya diri, ini untuk kesehatanmu, bukannya saya mengkhawatirkanmu."

jleb.

Sumpah, Jay merasa malu sekarang.

Menurutnya, Dokter Sunghoon adalah dokter dengan perasaan terdingin.

Diambilnya juga botol obat itu, sambil menghembuskan nafasnya berat.

"Dokter, bisakah aku tinggal selama enam- lima! lima hari saja?" Tawar Jay. Dokter Sunghoon menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak, minimal satu minggu. Dan ingat, itu jika pemulihanmu cepat."

A Week with Dr. Park || JayhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang