Meeting the Doctor

1.5K 87 0
                                    



Pada tengah malam di mana giliran rembulan yang bertugas menerangi seisi kota, tiga orang kawan mengadakan perlombaan yang memang biasanya mereka lakukan sebelumnya.

Namun, kali ini berbeda. Mereka akan melakukannya di jalan raya, yang tepat pada saat itu sedang sepi.

Tidak ada kendaraan apapun yang lewat, jalan raya itu menjadi milik mereka untuk malam ini.

"Balapan di jalan raya sounds fun, right?"

Ujarnya kepada Heeseung dan Jake, teman sehobinya yang tentu saja merupakan pembalap liar seperti Jay.

"Jangan terlalu bersemangat, Jay-ah." Heeseung menepuk bahu Jay. Sementara yang ditepuk hanya terkekeh pelan.

"Hey, jalan ini adalah milik kita! Kita balapan sampai puas." Yap, begitulah seorang Park Jay.

Park Jay, atau dengan nama panjang Park Jongseong, seorang pembalap liar berhati dingin. Dirinya kerap dikenal dengan nama panggung 'Park-Racerz' atau 'Darkacerz'.

Pernah menjadi buronan para polisi tak membuatnya berhenti untuk balapan, tentu saja pada malam hari.

Sedikit fakta tentang dirinya, Jay tidak suka dipanggil dengan nama 'Jongseong'.

Mereka bertiga akhirnya setuju untuk balapan. Total ada tiga ronde untuk malam ini, dengan lintasan yang cukup mudah bagi mereka.

"Hey! Apa ada reward untuk yang menang?"

"Apa saja yang kau inginkan, aku akan bayar."

Tak lupa, ia juga adalah anak dari CEO.

Ronde pertama dan kedua berjalan dengan baik, dimenangkan oleh Heeseung pada ronde pertama dan Jake pada ronde kedua.

Kalau seperti ini, Jay tidak mau kalah.

"Lihat saja, pasti kali ini aku menang."

Pada hitungan ketiga, motornya melaju sangat kencang. Melintasi lintasan yang cukup panjang juga luas.

Tiga menit lagi, Jay akan menang. Senyum seringai terukir di wajahnya, membuatnya melajukan motornya lebih lagi.

Satu hal yang tidak ia tahu, sesuatu sudah menunggunya di depan.

Melihatnya melaju, Jake dan Heeseung menyusul, mencoba menghentikannya.

"JAY! AWAS!!"

CRASH!!!

Suara nyaring dan cahaya putih mengisi kepalanya, Jay tidak sadarkan diri.


Secercah sinar matahari masuk lewat jendela, ia terbangun dan duduk di atas ranjang rumah sakit bersama kantung infus disampingnya. Yang membuatnya heran, mengapa ia sampai disini?

Suara pintu yang dibuka membuatnya menoleh. 

"Pasien Park Jongseong, benar?"

Oh, jadi ini dokternya. Jay mengerjapkan matanya, tampaknya masih kebingungan.

"Kamu tidak sadarkan diri selama tiga hari, akibat balapan li-"

"Jangan bicarakan soal itu."

Dokter itu terdiam, lalu menaikkan alis kanannya.

"Tidak terima atas kekalahanmu? Pfft, kamu bahkan berakhir disini."

Jay dibuat naik darah olehnya. Hey! Dokter macam apa yang senang membuat pasiennya naik darah? Dokter yang berdiri di depannya ini, tentu saja.

Dan, mengapa dokter bisa tahu kalau dia kalah?

Jay membuang muka, enggan melihat wajah sang dokter.

"Dan sekarang kamu merajuk? Baiklah, kamu punya waktu sendiri sekarang." Ucap si dokter sembari melangkah keluar.

Jay menyipitkan matanya pada dokter.

"Aku Dokter Sunghoon, kalau-kalau kamu belum tahu." Ia memamerkan senyumnya, sebelum menutup pintu ruangan tersebut.

"Hey, tunggu dulu."

Sunghoon menoleh, tak lupa menaikkan kedua alisnya.

"Berapa lama lagi sampai aku pulang?"

"Ah, kamu punya seminggu, itupun jika pemulihanmu lebih cepat."

Jay mengangguk pelan, kepalanya masih sedikit pusing. Ia pun kembali merebahkan dirinya.

"Jika kamu ada perlu sesuatu, pencet alarm di sampingmu."

Dokter Sunghoon pun meninggalkannya diruangan itu.

Ruangan itu tampak sepi, tidak ada siapa-siapa kecuali dirinya sendiri. Jay merasa bosan, tidak tahu ingin berbuat apa.

"Seharusnya mereka menjengukku, kawan macam apa mereka."

Yah, sedikit gerutuan dari pasien yang satu ini.

Ia terbangun di sore hari, kurang lebih pukul lima sore. Tidak ada sesuatu yang dapat ia lakukan kecuali menunggu makan malam atau menonton televisi.

"Sepertinya menonton akan menghibur."

klek

Televisi dinyalakan, menayangkan berita tentang dirinya sendiri. Seorang 'Park-Racerz'  yang dikabarkan tidak sadarkan diri, membuat kemungkinan bagi orang-orang bahwa dirinya sudah tiada.

Jay tertawa. "Hey, even I'm still breathing and watching this stupid news."

Televisi kembali dimatikan, Jay enggan menyaksikan atau bahkan mendengar berita tentangnya lebih banyak lagi.

"Sepertinya aku tidur saja, kepalaku masih terasa pusing."

Jay menyamankan posisinya, dan tertidur. Menunggu apa yang akan terjadi pada esok hari.


⋆。 A Week with Dr. Park 。⋆

Haloo! Kel disini:DKarena book Heehoon sebentar lagi selesai, aku buat book baru! Kali ini ceritanya tentang Jayhoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haloo! Kel disini:D
Karena book Heehoon sebentar lagi selesai, aku buat book baru! Kali ini ceritanya tentang Jayhoon. Semoga kalian suka!!

I do appreciate every vote + comment<33

A Week with Dr. Park || JayhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang