(1) luka terdalam

19 2 0
                                    

"berharap takdir tak lagi mempermainkan"_Bintang

_____________

"Aku ingin menikahi Restu, Ra. Bukan karena cinta, tapi Lara. Seorang anak yang masih butuh sosok Ayah," ucap pria dengan kemeja putih itu menggenggam tangan wanita yang duduk di sampingnya.

Wanita itu menghela nafas gusar. Matanya berkaca-kaca menahan air di dalam sana yang berusaha mendobrak keluar. "Lakukan apa yang menurut kamu baik. Biar aku yang bicara dengan Bintang dan Lio," ucapnya pelan.

Bruk

Keduanya beralih menatap gadis yang terduduk bersimpuh di lantai dingin itu. Mata gadis itu berkaca-kaca, kedua tangannya menutup mulut karena terkejut. Jangan tanyakan keadaan dadanya, sesak, sangat teramat sesak.

"Bintang," gumam pria dan wanita itu.

Keduanya beranjak menghampiri sang putri yang masih terduduk karena syok. Siapa yang tidak syok karena mendengar percakapan yang sangat tidak diinginkan seorang anak?

"Bintang say...." baru saja Marcel hendak berucap, tetapi dengan dulu Bintang menyelanya.

"B-bener, papa mau nikahin tante Re-Restu?" tanya Bintang terdengar pilu.

Marcel diam tak menyahut. Sedangkan Clara menyangga kepalanya yang terasa tiba-tiba berat. Ini bukan hal yang mudah di selesaikan.

"Jawab!" desak Bintang karena Marcel masih terdiam.

"Papa Acel, jawab!"

"Lara butuh ayah, sayang...." ucap Marcel pelan.

"Bintang juga butuh papa! Papa pikir karena Bintang masih di temenin papa sampe saat ini, jadi papa mau tinggalin Bintang? Papa beralih ke mereka? Iya?!" ucap Bintang sambil menatap Marcel dengan tatapan penuh luka. "Jahat!!" lanjutnya.

"Bukan seperti itu Bintang. Papa tau kamu marah, tapi Lara itu sahabat kamu. Harusnya kamu tau kalau Lara juga ingin seperti kamu. Merasakan kasih sayang dari seorang ayah,"

"Gak gitu caranya pa! Lara bisa dapat kasih sayang dari calon ayahnya yang lain. Bukan papa yang masih punya keluarga! Bukan papa yang masih jadi suami mama Ara!" teriak Bintang murka.

"Sekarang papa mau jadi luka terdalam Bintang? Papa mau Bintang juga ngerasain jadi Lara? Pa.. Bintang gak sanggup dengan keadaan Bintang yang masih sakit kaya gini. Bintang butuh kalian yang selalu ada buat Bintang," lirih Bintang.

"Papa gak bermaksud menjadi luka untuk kamu. Papa hanya ingin kalian merasakan bahagia dengan porsi sama rata," Marcel menatap Bintang. Mata anak perempuannya itu terdapat sorot lelah yang berkepanjangan. Lalu, ia menambah goresan luka di hati putrinya.

"Terus, kalo udah sama rata membagi kebahagiaan untuk kita, papa bakal lakuin apa lagi. Langkah apa yang akan papa ambil. Setelah papa beri kasih sayang dan menjadi sosok ayah untuk Lara, lalu apa yang akan papa lakukan? Kembali ke mama dan kembali untuk kita? Lalu setelah itu kembali lagi ke tante Restu? Terus berulang dan berulang?"

"Biarkan takdir yang mengatur," saut Marcel sekenanya.

"Tapi papa egois! Papa memberi tanpa perduli apa yang Bintang rasain. Papa menentukan tanpa tau keputusan kita semua. Papa pergi tanpa tau rasanya di sakiti kaya gini!" kembali menangis, kini Clara tak tinggal diam. Ia memeluk tubuh putrinya. Air matanya juga tak dapat di bendung.

Bintang dan LaraWhere stories live. Discover now