TRENNNN
Suara kereta api melintasi relnya, cepat dan berisik. Di sini adalah bengkel milikku, agak kecil dan terpencil, tak banyak yang menambal ban atau ganti oli di siniOh, ya, kenalkan nama aku Alvin, seorang pemilik bengkel tambal ban ini. Bengkel ini warisan dari ayahku jadi mau tidak mau harus aku teruskan
"TINNN" suara kelakson motor dari jarak agak jauh
Terlihat seorang wanita yang sedang mendorong motor vario berwarna biru tua. Sepertinya bannya bocor, pelanggan baru wkwkwk."Bang, bisa tolong tambalin gak?" Ucap wanita itu sembari mengelap keringatnya
"Boleh mbak, cuman agak lama gak papa? Soalnya ini depan belakang dua dua duanya bocor gini"
"Iya bang"
Wanita itu duduk di kursi sembari menggoyang goyangkan hpnya, berharap mendapatkan sinyal. Sinyal di tempat ini sangatlah terbatas, tempat yang agak mendingan sinyalnya adalah di dalam bengkel, itu pun tidak lancar 100%.
"Mbak namanya siapa?" Tanyaku untuk memecah keheningan di bengkel ini
"Cia. bang" ucapnya dengan kesal karena tidak kunjung mendapatkan jaringan
Cia ini wanita yang tergolong ideal, badannya besar tinggi dan montok, payudaranya berisi, dan rambutnya sepundak.
15 menit sudah berlalu
Dari percakapan sederhana, aku mendapatkan beberapa info seputar Cia. Cia adalah pegawai di sebuah toko baju, cukup jauh dari bengkel ini. Dia bukan asli orang daerah sini, dia sedang berkunjung ke rumah teman kerjanya tidak jauh dari bengkel ini, mungkin 800 meter dari sini.
Hari sudah hampir gelap, karena cia datang ke bengkel sekitaran jam 5. Langit sudah mulai senja, itu artinya bengkel akan segera di tutup. Aku percepat kerjaanku memperbaiki ban motor cia. Terdapat 2 lubang pada masing masing bannya, membuat waktu menambalnya semakin lama
"Bang. Maaf yah, tapi aku lagi gak megang uang cash. Mau nelfon temanku, tapi gak ada jaringan" ucap cia
"Oh ada kok jaringan, tapi agak di dalem. Deket wc sana" aku menunjuk ke dalam bengkel
"Aku boleh izin ke dalem bang? Nelfon dulu" izin cia
"Boleh"Tidak lama dari itu ban motor cia sudah selesai aku tambal
Aku menyusul ke dalam bengkel, karena hanya ada 2 ruangan di bengkel ini, aku masuk saja sudah lamgsung ketemu dengan Cia.
Ruangan nya memang gelap, hanya ada 1 jendela kecil di dekat pintu, itupun tertutup gordeng.
"Gimana, Ada sinyal gak?" Tanyaku pada cia
"Ada, cuman temenku gak aktif" cia bingung gak karuan"Ini motornya udah bisa dipake" kabar dariku
Cia hanya diam kebingungan ntah mau membayarnya menggunakan apa
"Aku bayarnya pake apa?" Tanya cia
"Gak usah, nanti aja" jawabku
"Gak ah, aku bukan tipe orang yang berhutang budi" tegas ciaSepertinya cia adalah orng yang kokoh pendirian
"Yaudah aku pengen dibayar pake badan kamu. Wkwkw" ucapku sambil tertawa bercanda
Wajah cia bingung dan canggung. Dia seperti tidak mau tapi tidak bisa menolak
"Mau bagian apa?" Tanya cia datar
Aku terdiam. Mana mungkin bercandaanku ini cia anggap serius
"Bercanda kok" jawabku
"Aku serius, anggap aja ini pelunasan" tegas ciaMau tidak mau aku meladeni cia
"Yaudah aku mau tete kamu wkwk" jawabku sambil tertawa
Tanpa aku sangka cia beneran melepaskan baju dan bhnya di depanku
"Hehhhh, kamu ngapain" panikku
"Katanya mauu" jawab cia dengan badan yang bugil hanya memakai celana saja
Tetenya sangatlah menggoda, dari luar badannya saja terlihat montok, ketika dia bugil gini tetenya terlihat seperti gunung yang indah sexy. Pentilnya belum keras dan satu masuk ke dalam
"Nihh mau kamu gimanain?" Tawar cia dengan wajah malu malu semakin membuatku ketar ketir
Aku beranikan diri mebdekatkan wajahku pada payudara milik cia. Aku elus tetenya. Cia menggeliat geli. Sepertinya pentil cia sangat sensitif, gak salah aku milih tetenya wkwkw
Mulai aku jilati pentil tetenya
"Eumm" cia menahan desahannya
"Kalo mau desah keluarin aja, di daerah sini sepi kok"
"Ahhhh, jang... jangan dimainin itunya" desah cia
Pentilnya ini seperti tombol on pada mesin. Saat aku jilat dia mulai terangsang tidak berhenti
Aku semakin bernafsu mrmainkan pentil tetenya yang pink dan mulai mengeras itu. Seperti bayi yang kehausan, aku mengenyot tetenya yang ranum dan berisi walaupun belum keluar asi
Aku kecup nafsu dadanya yang putih itu
Cia merinding geli setiap kali aku mengecup dadanya terutama pentilnya yang sudah mengeras itu
"Ini bayaran satu lubang yah, masih ada 3 lubang lagi loh" ucapku yang sudah mulai terjeremus ke dalam lubang nafu
"Eummm iya" ucap cia sembari mengulurkan lidahnya dengan penuh nafsu
"Kamu mau aku bayar pake apa lagi?"Aku menunjuk kontolku yang sudah tegang hingga menonjol dari dalam celana
Cia spertinya sudah paham akan kode dariku
Dia membuka seleting celanaku beserta celana dalamnyaTerlihat kontol perkasaku yang berurat, ukurannya memang tidak terlalu besar, lekukan urat yang tegang serta bulu bulu halus di atas kontolnya membuatku percaya diri bisa menaklukan cia
Cia sepertinya sudah ngiler melihat kontolku yang tegang ini. Aku sodorkan kontol ke depan wajahnya yang sange itu. Dengan cepat dia memegang batang kontolku dengan halus, bibirnya menempel pada ujung kepala kontol
Lidahnya menjilat jilat kepala kontolku yang berwarna merah padam
"Ahhh ciaa, Eummm jangan cuman di jilat dong" ucapku keenakan
Cia mulai memasukan kontolku ke dalam mulutnya, dia gesek halus menggunakan lidah dalam mulut. Sembari tangannya mengangkat, melihatkan keteknya yang sexy. Tangan satunya membantu mulut mengocok kontol
Aku memejamkan mata saking enaknya sepongan cia. Tanganku menjambak rambut cia, aku dorong dorong kontolku kedalam mulutnya hingga mencampai tenggorokan cia. Cia merintih keenakan dengan mulut yang tersumpal kontol
Aku lepaskan kontolku dari mulutnya. Aku tamparkan kontol yang basah dengan liur tadi ke pipi cia, hingga pipinya kemerahan
Aku dorong cia hingga dia terjatuh di karpet. Aku menindih badannya, aku dudukin perutnya. Kontolku tepat persis di belahan tetenya yang agak merah akibat terus menerus ku kecup
Aku tampar kontol ke pentil tetenya yang keras itu
"Ahhh sayangg jangan disana ahhh" rintih cia
Mendengar dia memanggilku sayang membuatku semakin bergairah. Aku gesekan kontolku di pentilnya itu. Cia terlihat menikmatinya, aku percepat gesekan kontol di pentilnya itu
"Ahhhhh sukaaaa eummmmm,sayangggg enakkkk ahhh" cia mendesah keenakan
Sepertinya aku hampir berada pada puncak orgasme,tapi masih aku tahan. Karena aku ada rencana khusus untuk ini