Awal Semuanya

5 0 0
                                    

Memang tidak selalu mudah, tapi itulah hidup. Jadilah kuat karena masih ada hari yang lebih baik dari hari sekarang.

_Haidar Ezra Bimantara.

Kamis, 17 Agustus 2023.

Sore hari yang indah, matahari mulai terbenam diiringi semilir angin yang menyejukkan. Keduanya, kini sedang berada di taman. Duduk di atas ayunan menikmati sejuknya udara sore di taman itu.

"Aku mau kita putus!"

Queen menundukkan kepalanya setelah mengucapkan kalimat itu, sedangkan Ezra terdiam mengendalikan perasaannya.

"Kenapa?" pertanyaan itu keluar dari bibir Ezra.

Cowok itu mendekati Queen dan menarik pipi gadis itu lembut guna menatap matanya.

Queen menggelengkan kepalanya tak berbicara, sampai akhirnya bulir-bulir air mata mengalir membahasi pipi lalu terisak pelan.

Tak tega melihat sang kekasih, atau lebih tepatnya mantan? Ah, dia belum menerima ajakan putus dari gadis itu, jadi mereka masih berpacaran bukan?

Ezra membawa Queen ke dalam pelukannya, mengusap punggung dan kepala gadis itu menyalurkan kekuatan. Sedangkan Queen, membalas pelukan itu dengan melingkarkan tangannya di pinggang Ezra.

"Lagi ada masalah apa, hm?" Ezra berbisik lembut di telinga Queen.

"A-aku ... "

"Syuttt! ... " Ezra mengeratkan pelukannya saat merasa Isak tangis Queen semakin keras.

"Nangis aja dulu biar lega."

Keduanya terdiam di posisi berpelukan cukup lama, diiringi isak tangis Queen yang mulai mereda. Keduanya saling melepaskan diri, Ezra merapikan helaian rambut Queen yang keluar dari ikatannya.

Lalu, Ezra menuntun Queen untuk duduk di atas ayunan, dan ia sendiri memilih berjongkok di hadapan gadis itu dan mengusap sisa air matanya.

"Udah bisa di ajak ngobrol?"

Queen mengangguk mendengar alunan suara lembut dari Ezra. Gadis itu menatap mata Ezra yang terlihat lembut namun tersirat luka di dalamnya.

"Tadi kenapa ngajak putus?" tanya Ezra, lagi sembari mengelus rambut Queen.

"So sorry," Queen menundukkan kepalanya.

"Aku cewek yang punya banyak masalah, aku selalu ngerepotin kamu, aku bikin kamu capek sama sifat aku selama ini. Aku gak mau kamu jadi ikutan sakit karena bareng cewek yang banyak luka kayak aku."

Ezra menghela nafasnya pelan, memang tidak ada alasan lain? Selalu saja masalah itu yang dijadikan alasan oleh Queen.

"Lagi ada masalah apa?"

Queen terdiam tanpa berniat menjawab, tekad gadis itu sudah bulat untuk kembali mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih.

Hatinya mudah goyah, apalagi mendengar suara lembut Ezra yang mengalun merdu di telinganya.

"Aku kasih kamu waktu buat istirahat ya, tenangin diri kamu dan pikiran kamu." ujar Ezra, "semua masalah itu ada jalan keluarnya kok."

"Sorry, kita sampai disini aja ya?" kata Queen menatap mata Ezra penuh permohonan, tetapi di balas gelengan kepala oleh cowok itu.

"Enggak. Dulu kamu udah pernah ngajak putus, dan aku iyain. Kamu inget kan apa yang terjadi setelahnya?!" nada bicara Ezra naik satu oktaf, berusaha meredam amarahnya yang memuncak.

"Kamu gak lupa kan sama dua tahun lalu?"

Queen hanya bisa menunduk, ia tidak mungkin melupakan kejadian kelam di masa lalunya itu.

"Aku kasih kamu waktu dua bulan, tenangin diri kamu, buang semua pikiran negatif yang ada di kepala kecil kamu itu!" Ezra menggenggam tangan Queen erat.

"Jangan pernah merasa sendiri, jangan omongin hal-hal yang nantinya bakal jadi beban buat kamu, Queen." lanjutnya lalu mengecup punggung tangan Queen dengan lembut.

"Aku harap kamu udah bisa berpikir lebih baik dari hari ini, jangan apa-apa minta putus." Ezra mengusap lembut tangan Queen.

Queen menganggukkan kepalanya, akhir-akhir ini masalah datang ke kehidupan tanpa henti membuatnya lelah.

"Satu pesan aku untuk kamu, selama kita break, jangan pernah berpikir kamu sendirian, okey? Aku selalu ada buat kamu, kalo mau cerita, cerita aja. Pasti aku dengerin kok, dan kalo mau deeptalk ... " Ezra menyunggingkan sedikit senyumannya.

"kamu tahu kan harus nyari aku dimana?" lanjutnya membuat Queen menganggukkan kepalanya paham.

"Jaga diri kamu baik-baik ya, masalah yang dateng jangan terlalu di pikirin." Ezra terkekeh kecil seraya mengacak rambut Queen gemas.

Cowok jangkung itu berdiri, membenarkan pakaiannya lalu melenggang pergi. Meninggalkan Queen yang duduk di ayunan seorang diri, ditemani matahari terbenam yang indah.

Queen meremas gaunnya melampiaskan perasaannya, berdiri dan menatap punggung Ezra yang mulai menghilang.

"Sorry, aku cuma gak mau nyakitin kamu lebih jauh." gumamnya lalu turut meninggalkan taman itu.

Dua sejoli yang tadinya bermain ayunan dengan bergembira, lalu berpelukan menyalurkan kekuatan, kini berjalan berlawanan arah dengan tujuan yang berbeda.

☠️

Draf 28 Desember 2023
Publish 13 Oktober 2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kau RumahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang