Bab 5

118 55 41
                                    

Happy reading
♡♡

Pagi ini suasana rumah Ana tampak ramai. Sebab tadi malam, adik dari Arman datang untuk berlibur akhir tahun disini. Mereka sekeluarga akan menginap disini beberapa hari kedepan.

Sepupu Ana merupakan seorang pria, umurnya tak jauh berbeda dari Ana. Hanya selisih beberapa bulan saja, untuk itu banyak orang yang megira jika mereka adalah sepasang kekasih saat pergi bersama. Hari ini Ana akan diantarkan oleh sepupunya itu, oh ya namanya adalah Abian Delvin Kafael, biasa dipanggil Bian.

Di perjalanan ke sekolah, diselingi obrolan ringan antara mereka. Tak terasa motor yang dikendarai Bian sampai di sekolah Ana. Karena rok sekolahnya yang sudah cukup pendek membuat Ana kesusahan turun dari motor. Alhasil Bian membantu sepupunya itu untuk turun dia juga membukakan kaitan helm yang dipakai Ana.

Ana mengucapkan terimakasih kepada Bian karena telah membantunya. "Hem, thanks ya Bi," ucap Ana sambil membenahi rambutnya yang berantakan akibat terkena angin.

"Iyee cil, udah sono masuk. Belajar yang bener, jangan cowok mulu yang dipikirin," pesan Bian pada Ana lalu mengacak-acak rambut yang sudah dibenahi oleh Ana.

Ana mendelik kesal. "Heh curut, ini udah gue benerin malah lo acak-acak lagi njirr. Nyebelin banget si lo," ucap Ana dengan mengerucutkan bibirnya. Bian yang gemas dengan tingkah sepupunya ini pun mencubit hidungnya. "Hahahaha gemesin banget si lo. Ini yang katanya udah kelas 12? Tingkahnya aja masih kaya anak SD," ujar Bian menggoda Ana.

Ana yang tak terima dibilang seperti anak SD mengeplak lengan Bian. Yang membuat empu nya meringis kesakitan. "Ssshh sakit cil. Badan aja kecil, tenaganya beh boleh di adu," lirihnya.

"Wlek, salah siapa nyebelin," ucap Ana seraya menginjak kaki Bian. Setelah itu dia lari terbirit-birit ke dalam sekolah. Meninggalkan Bian yang mengerang kesakitan.

"Ssshh sakit banget njirr, gila tuh bocah. Ngga lagi-lagi deh gue jahilin tuh anak," keluh Bian. "Dah lah mending gue pulang aja mau bogan (bobo ganteng)," monolog Bian.

Rizky dan teman-temannya dari tadi menyimak percakapan Ana dengan Bian. Entah mengapa mereka mau saja melihat perdebatan tak berfaedah itu.

"Weh kita dari tadi ngapa lihatin tuh cewek ya?" tanya cowok berkulit sawo matang  yang bernama Arshaka David Raditya, biasa dipanggil Shaka.

"Lah gue ikut si Rizky njir, dia tiba-tiba berhenti ya gue ngikut lah," sahut cowok yang dijuluki buaya darat. Haikal Liam Sanjaya, namanya. Orang-orang biasa manggil Haikal.

"Kenapa berhenti?" tanya sultan nya di circle mereka. Algara Elfarehza, biasa dipanggil Gara.

"Gpp, cuma penasaran sama cowo yang sama Ana tadi," jawab Rizky. Yang ditertawakan oleh Haikal dan Shaka. "Hahahaha, napa lo ky? Nggak biasanya kayak gini sama cewe," tanya Shaka sambil meledek temennya itu.

"Hoho lo, kesambet apaan ku. Mas nya cemburu liat ceweknya sama cowok lain?" imbuh Haikal.

Rizky memutar bola matanya malas. "Siapa yang suka si, orang gue cuman penasaran aja kok," balas Rizky. "Ayok lah ke kelas," ajak Rizky pada teman-temannya lalu berjalan menuju kelas mereka. Di ikuti teman-temannya dibelakang.

Haikal menyusul Rizky lalu menjejerinya"Halah, berawal dari penasaran nanti juga suka," ledeknya pada Rizky, dia suka sekali meledek temannya satu ini.

"Iyaa setuju gue sama lo kal. Ditunggu berita jadiannya ya lur."

Kakel dan Adkel Tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang